Divyank Turakhia, Technopreneur India yang Hobi Olahraga Ekstrem

Selasa, 05 Desember 2017 - 11:15 WIB
Divyank Turakhia, Technopreneur India yang Hobi Olahraga Ekstrem
Divyank Turakhia, Technopreneur India yang Hobi Olahraga Ekstrem
A A A
KALI pertama Divyank Turakhia berdiri di atas sebuah pesawat adalah di Inggris. Ia ingin melakukan sesuatu yang gila. Lebih gila dari stunt flying yang pernah dia lakukan di Los Angeles atau menyelam dengan hiu di Afrika Selatan, yang sudah ia lakukan bertahun-tahun lalu.

Di Inggris itu ia berdiri di atas sebuah pesawat Boeing-Stearman tahun 1934. Div yang bertubuh kecil itu diikat ke bagian tengah pesawat menggunakan harness. Sementara pesawat terbang dengan kecepatan hampir 200 km per jam. Aksi tersebut tentu oleh sebagian besar orang dianggap gila.

Divyank Turakhia, Technopreneur India yang Hobi Olahraga Ekstrem

Divyank Turakhia saat berdiri di atas sebuah pesawat. FOTO/IST

Tapi, walaupun memang menggemari adrenalin, Div bukan orang yang rela mempertaruhkan nyawanya demi bahaya. Apalagi, ia sendiri menderita osteoporosis, yang sering membuat lututnya bergetar. Apa yang dilakukan Div, sebenarnya adalah bagian dari obsesinya dalam mengatur risiko. "Saya orangnya justru sangat hati-hati," katanya. "Semua hobi saya ini bisa membunuh saya, jadi saya ingin memastikan apa yang saya lakukan semuanya terukur dan terencana dengan baik," katanya.

Div sendiri memang seorang pilot. Selain terbang menggunakan pesawat, hobi Div lainnya adalah Wing Walking, Aerobatic Flying, Ballooning, Sky Diving, Scuba Diving, Hobby Flying, Paragliding, Sailing, Quad Biking, Trekking, dan Rock Climbing.

Bisa jadi kegilaan Div terhadap adrenalin berhubungan erat dengan pekerjaannya yang juga penuh tantangan. Dan Div tidak ragu untuk memamerkan hal tersebut. Termasuk juga, memamerkan kekayaannya. Sehari-harinya Div mengenakan baju Gucci. Ketika bertemu dengan Jackie Reses dari Yahoo untuk meeting, Div muncul menggunakan Ferrari 458 Spider. Mobil itu yang selalu ia gunakan saat berada di Amerika.

Sebaliknya, di Dubai, Div masih punya mobil mewah lain. Yakni Rolls-Royce Phantom. Sementara di kampung halamannya di Mumbai, dua mobil mewah Mercedes-Benz S-Class dan Porsche tersimpan di garasi.

Div sendiri mengaku ingin selalu terlihat mewah saat meeting. Pernah seorang temannya merayakan ultah ke-40 di Swiss. Div muncul menggunakan Lederhosen (pakaian tradisional pria Bavaria) dan menerbangkan seorang chef restoran Michelin. Ketika datang ke Dublin untuk menghadiri konferensi teknologi bagi para pendiri, Div menyewa presidential suite di Westbury Hotel, bertemu dengan Lady Gaga sambil membawa pacarnya ke Disneyland.

Div memiliki sejumlah kekasih, dan ia ingin menikah nanti. Namun, hubungannya dengan wanita tidak pernah berhasil karena ia selalu menomorsatukan pekerjaan. Ia lebih cinta pekerjannya. "Sebagian besar waktu saya habis dengan bekerja," katanya.

Menurut Div, walaupun bergelimang uang dan menjadi populer menyenangkan, tapi bagian terbaik dari sukses dan kaya adalah prosesnya. Kegiatan paling bahagia sehari-harinya adalah saat ia duduk di meja besar di kantornya di San Francisco, sambil melihat video streaming kantornya di Mumbai atau Dubai, melihat halaman spreadsheets untuk memutuskan apakah sebuah proyek layak dikerjakan atau tidak, hingga membayangkan proses bisnis yang lebih ramping. Hal itu yang menarik dan mengonsumsi waktu dan hidupnya.

Kaya Sejak Usia 18 Tahun
Bisa jadi Divyank Turakhia memberikan definisi baru akan istilah karir yang meroket atau "meteoric rise". Ia memulai kariernya pada usia 14 tahun. Tepatnya, saat itu Div memberikan konsultasi pada sejumlah perusahaan besar tentang bagaimana cara melakukan bisnis di internet.

Dua tahun kemudian, saat ia masih SMA, Div mendirikan perusahaannya sendiri. Yakni Directi Group. Modalnya hanya USD600 yang dia pinjam dari ayahnya. Mungkin ayahnya sendiri tidak menyangka bahwa pinjaman itu berlipat-lipat menjadi lebih besar hingga Directi Group saat ini memiliki valuasi mencapai USD300 juta.

Di usia 18 tahun, Div sebenarnya sudah sangat kaya. Pada usia 21 tahun, ia melihat bagaimana pelanggan dari perusahaannya sudah menembus angka 100 ribu dan valuasi mencapai USD100 juta ketika ia berusia 23 tahun. Pada usia 25, majalah Financial Express India menyebutnya sebagai New Business Leaders.

Hingga usianya 35 tahun, Div telah diliput oleh begitu banyak majalah bisnis hingga ia sendiri kehilangan hitungan. Selain terus mengembangkan bisnisnya, Div juga acap diundang ke berbagai konferensi startup di India, Amerika, hingga Tiongkok. Ditanya akan diapakan uang miliknya, Div hanya menyebut bahwa ke depannya ia akan berfokus pada kegiatan sosial, terutama yang berbau edukasi. Tapi, sementara itu, ia merasa masih banyak hal yang perlu diselesaikan.

(Baca Juga: Divyank Turakhia, Technopreneur Termuda dan Terkaya di India(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7574 seconds (0.1#10.140)