Albertus Januardy Berjaya di Kompetisi NASA

Minggu, 03 Desember 2017 - 17:43 WIB
Albertus Januardy Berjaya di Kompetisi NASA
Albertus Januardy Berjaya di Kompetisi NASA
A A A
ALBERTUS Januardy berhasil memenangkan sebuah kompetisi yang dihelat oleh Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, belum lama ini. Albertus berjaya untuk kategori Origami Radiation Shielding. Keberhasilan tersebut dia raih berkat kemampuannya dalam bidang animasi 3D.

Jika Anda suka memperhatikan game ataupun film animasi, selain ada tokoh utama, di sana juga terdapat setting yang tak kalah keren, yang membuat tokoh animasi tersebut lebih hidup. Di balik itu, tentu ada andil seorang stage designer yang serius mengerjakannya. Inilah yang dilakukan Albertus, 3D environment artist asal Indonesia, yang sudah bekerja sama dengan Disney dan Marvel.

Belum lama ini, Albertus yang tergabung dalam Freelancer.com, marketplace terbesar di dunia bagi para pekerja paruh waktu untuk bidang website development, logo design, marketing, copywriting, astrophysics, aerospace engineering, dan manufacturing, telah membuktikan kemampuannya bersaing dengan 3D artist dari negara lain.

Seperti apa karya yang dibuat Albertus untuk NASA itu? Mengapa luar angkasa yang dipilih dan bagaimana pula perjalanan kariernya hingga menjadi seorang 3D environment artist? Inilah cerita lelaki 24 tahun yang sekarang menetap di Malaysia itu kepada KORAN SINDO.

Selamat Albertus, bangga sekali Anda bisa memenangi kompetisi NASA. Apa kesan-kesannya?
Saya kaget dan tentu bangga bisa menang. Tidak disangka, hal yang selama ini cuma menjadi minat dan hobi saya di luar pekerjaan, bisa berkontribusi untuk membantu NASA dalam inter-planetary travel.

Bisa diceritakan apa yang Anda buat untuk NASA dan terinspirasi dari mana?

Di proyek ini saya membuat desain "Radiation Shielding" untuk membantu inter-planetary travel ke Mars dan planet-planet lain. Radiasi dari GCR (Galactic Cosmic Rays) ini adalah salah satu tantangan yang menghambat kita untuk keluar sana, disebabkan sangat berbahaya bagi manusia bila terkena kontak langsung tanpa perlindungan.

Kalau soal inspirasi, karena NASA ingin menggunakan konsep origami untuk proyek ini, sebagian besar inspirasi diambil dari riset saya tentang origami, dan itu sekaligus menjadi tantangan bagi saya. Sebelum ini, saya tidak ada pengetahuan tentang origami sama sekali. Selain itu, saya juga banyak mengambil inspirasi dari desain-desain radiation shielding yang terdahulu serta menonton film-film science fiction. Ini lumayan membantu dalam bidang estetisnya.

Bagaimana prosesnya, butuh waktu berapa lama, dan apa tantangan dalam mengerjakan proyek kompetisi ini?
Tantangannya adalah membuat desain yang selain bagus dari segi estetis, juga harus fungsional. Dalam artian harus bisa dioperasikan nantinya, karena keselamatan orang di luar sana akan bergantung dari desain ini. Jadi stake-nya bisa dibilang berbeda dibanding sekadar membuat game.

Karena selama ini saya membuat desain untuk game, jadi faktor fungsional sering kali dinomorduakan, sedangkan faktor estetis jadi goal utama. Untuk proyek ini, saya menghabiskan waktu sekitar tiga minggu. Separuh dari waktu itu saya pakai untuk merancang konsep, dan separuhnya lagi untuk produksi.

Kabarnya Anda memang tertarik dengan luar angkasa. Apa yang membuat Anda suka dan apakah tema luar angkasa ini karya pertama Anda?
Iya. Sejak kecil sebenarnya saya punya cita-cita menjadi astronot. Saya sangat tertarik di bidang ini, karena menurut saya, ide untuk menjelajah ke luar sana itu adalah "the big next step" bagi umat manusia. Considering bumi kita ini sebagian besar atau bahkan sudah sepenuhnya dijelajahi.

Dan, apa yang ada di luar tata surya kita, atau bahkan di luar planet kita ini, penuh dengan berbagai kemungkinan. Apa yang bisa kita temui dan apa yang bisa kita pelajari? Menurut saya, itu adalah salah satu sifat dasar manusia. Learning, exploring, and discovering sesuatu yang sebelumnya di luar nalar dan jangkauan kita. Kalau karya dengan tema luar angkasa, sebelumnya sudah banyak, tapi sebagian besar cuma sebagai hobi dan portofolio pribadi. Kalau secara profesional, ini yang pertama. Dan juga sekarang sedang mengerjakan proyek serupa yang detailnya masih confidential.

Bagaimana Anda memandang tren animasi 3D di Indonesia?
Tren animasi di Indonesia kalau saya lihat belakangan ini perkembangannya lebih pesat dibandingkan waktu-waktu dulu. Dengan adanya berbagai studio animasi yang bermunculan, secara tidak langsung juga membuat bidang ini menjadi lebih terekspos bagi generasi-generasi muda. Semoga tidak lama lagi bisa mencapai level yang mampu bersaing dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, atau bahkan Asia.

Bagaimana pengalaman Anda bergabung di Freelancer.com?
Pengalaman saya bergabung dengan Freelancer, sejauh ini sangat positif. Meskipun saya tidak menggunakan Freelancer sebagai pekerjaan full time, tetap merasakan manfaatnya sebagai bidang part time. Saya juga mendengar banyak hal positif dari kenalan-kenalan yang menggunakan Freelancer secara full time.

Bagaimana perjalanan Anda menjadi animator 3D?
Saya sudah tertarik dengan bidang 3D ini semasa saya masih SMA. Dari sana sudah mulai mencoba membuat karya kecil-kecilan. Awalnya cuma iseng, tapi lama-kelamaan jadi makin tertarik, dan akhirnya saya memutuskan untung mengambil jurusan animasi pada saat kuliah di Bina Nusantara.

Dari sana saya mencoba untuk mempelajari bidang yang lebih spesifik, yaitu game art. Sayang, pada masa saya kuliah bidang game art itu, masih belum ada mata kuliah spesifiknya, jadi sebagian besar saya pelajari secara autodidak. Dan, dari kuliah juga saya pertama kali mendapat koneksi untuk internship di salah satu studio game di Malaysia. Jadi di sanalah kurang lebih awalnya, sampai akhirnya saya teruskan sampai sekarang.

Apa kiat sukses Anda, atau semangat seperti apa yang memotivasi Anda untuk terus survive menjadi animator sampai merantau ke negeri orang?
Jangan pernah puas, selalu cari sesuatu yang baru untuk dipelajari. Cari bidang yang digemari dan fokus di sana. Karena apa pun bidang yang digeluti pasti ada sesuatu yang bisa dipelajari untuk membantu kita mencapai level selanjutnya. Apalagi di bidang yang sangat berhubungan dengan teknologi seperti ini, karena teknologi akan terus berkembang, so we need to keep up.

Kiat dari saya untuk bisa sukses di negeri orang, intinya harus berani saja. Karena setelah saya di sini, saya lihat talent-talent dalam negeri tidak kalah dari artist internasional. Cuma harus lebih berani saja biar lebih terekspos karyanya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6093 seconds (0.1#10.140)