AS Panik Dapat Kiriman Virus Hidden Cobra dari Korut
AS Panik Dapat Kiriman Virus Hidden Cobra dari Korut
A
A
A
JAKARTA - Tim Keamanan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) yang bertanggung jawab terhadap ancaman keamanan siber memberikan peringatan tentang serangan Hidden Cobra. Sebuah serangan siber yang diduga dimainkan oleh Pemerintah Korea Utara (Korut).
Unit khusus FBI dan Departemen Dalam Negeri AS menyatakan, pihak Korut mengerahkan FALLCHILL, sebuah alat yang dimanfaatkan oleh Hidden Cobra sejak 2016 untuk menargetkan industri kedirgantaraan, telekomunikasi, dan keuangan.
FALLCHILL memungkinkan Hidden Cobra mengeluarkan perintah ke server korban oleh proxy ganda. Artinya, ada potensi melakukan tindakan seperti mengambil informasi tentang semua disk yang terpasang, mengakses file, memodifikasi caption direktori, dan menghapus bukti bahwa virus itu ada di server yang terinfeksi.
Kedua pihak juga memasang daftar alamat IP yang terkait dengan Hidden Cobra. FBI meyakini bahwa alamat IP tersebut terkait dengan serangan yang menginfeksi sistem komputer dengan Volgmer, yakni varian malware Trojan yang digunakan oleh Hidden Cobra untuk menargetkan industri pemerintah, keuangan, automotif, dan media.
Pemerintah AS mengungkapkan, Volgmer telah digunakan untuk mendapatkan akses ke sistem komputer setidaknya sejak 2013. "Begitu Volgmer menetapkan kehadiran dalam sebuah sistem, mereka dapat mengumpulkan informasi sistem, memperbarui kunci registri layanan, mengunduh dan mengunggah file, menjalankan perintah, menghentikan proses dan daftar direktori," kata FBI dan Departemen Dalam Negeri AS disitat dari techcrunch, Rabu (15/11/2017).
Peringatan baru dari US-CERT datang lima bulan setelah peringatan teknis yang diumumkan pada Juni yang melibatkan Hidden Cobra dalam serangkaian serangan siber yang terjadi pada 2009. Termasuk serangan hack terhadap Sony Pictures di 2014.
Sementara usaha spionase siber Korea Utara pernah dicegah oleh banyak pakar keamanan. Tetapi keberhasilan Hidden Cobra selama beberapa tahun terakhir telah mengubah persepsi mudahnya virus tersebut ditangkal. Hidden Cobra sekarang dipandang sebagai ancaman serius karena mampu melakukan banyak kerusakan pada sebuah sistem.
Unit khusus FBI dan Departemen Dalam Negeri AS menyatakan, pihak Korut mengerahkan FALLCHILL, sebuah alat yang dimanfaatkan oleh Hidden Cobra sejak 2016 untuk menargetkan industri kedirgantaraan, telekomunikasi, dan keuangan.
FALLCHILL memungkinkan Hidden Cobra mengeluarkan perintah ke server korban oleh proxy ganda. Artinya, ada potensi melakukan tindakan seperti mengambil informasi tentang semua disk yang terpasang, mengakses file, memodifikasi caption direktori, dan menghapus bukti bahwa virus itu ada di server yang terinfeksi.
Kedua pihak juga memasang daftar alamat IP yang terkait dengan Hidden Cobra. FBI meyakini bahwa alamat IP tersebut terkait dengan serangan yang menginfeksi sistem komputer dengan Volgmer, yakni varian malware Trojan yang digunakan oleh Hidden Cobra untuk menargetkan industri pemerintah, keuangan, automotif, dan media.
Pemerintah AS mengungkapkan, Volgmer telah digunakan untuk mendapatkan akses ke sistem komputer setidaknya sejak 2013. "Begitu Volgmer menetapkan kehadiran dalam sebuah sistem, mereka dapat mengumpulkan informasi sistem, memperbarui kunci registri layanan, mengunduh dan mengunggah file, menjalankan perintah, menghentikan proses dan daftar direktori," kata FBI dan Departemen Dalam Negeri AS disitat dari techcrunch, Rabu (15/11/2017).
Peringatan baru dari US-CERT datang lima bulan setelah peringatan teknis yang diumumkan pada Juni yang melibatkan Hidden Cobra dalam serangkaian serangan siber yang terjadi pada 2009. Termasuk serangan hack terhadap Sony Pictures di 2014.
Sementara usaha spionase siber Korea Utara pernah dicegah oleh banyak pakar keamanan. Tetapi keberhasilan Hidden Cobra selama beberapa tahun terakhir telah mengubah persepsi mudahnya virus tersebut ditangkal. Hidden Cobra sekarang dipandang sebagai ancaman serius karena mampu melakukan banyak kerusakan pada sebuah sistem.
(mim)
Explore More