Honeywell Bawa Teknologi Gedung Tertinggi Dunia ke Indonesia

Rabu, 01 November 2017 - 14:32 WIB
Honeywell Bawa Teknologi...
Honeywell Bawa Teknologi Gedung Tertinggi Dunia ke Indonesia
A A A
JAKARTA - Honeywell, pemimpin pasar global dalam teknologi bangunan terkoneksi, membawa teknologi bangunan terkoneksi yang telah diterapkan di menara tertinggi di dunia, yakni Burj Khalifa di Dubai, ke Indonesia.

Melalui teknologi konektivitas Internet of Things (IoT) yang dikuasai Honeywell, gedung-gedung pintar atau smart buildings dapat menghemat biaya operasional hingga 35% dan meningkatkan pendapatan bisnis hingga 20%. Semua itu diraih bersamaan dengan peningkatan kualitas keamanan dan kenyamanan serta memberikan pelayanan digital terkini bagi penghuni gedung.

Strategy & Market Development Director PT Honeywell Indonesia Dharma Simorangkir menuturkan, contoh nyata penerapan teknologi termutakhir dari Honeywell dapat menghemat 35% biaya operasional gedung per tahun.

"Ini sangat signifikan karena dengan teknologi ini, kami bisa melihat, memonitor, mengontrol, dan melakukan action. Seluruh penggunaan biaya gedung terutama energi bisa diefisienkan," kata dia dalam rilisnya, Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Menurutnya, teknologi yang telah diterapkan Honeywell di Burj Khalifa akan dibawa ke Indonesia, sehingga gedung-gedung commercial realestate baik bangunan baru dan lam dapat menghemat energi dengan signifikan. Teknologi termutakhir yang dikuasai Honeywell telah teruji lebih dari 10 juta gedung di penjuru dunia, termasuk Burj Khalifah.

Honeywell menerapkan teknologi connected building dengan konsep digital twin (kembaran digital). Teknologi ini akan memberikan gambaran menyeluruh (holistik) tentang seluruh aktivitas di gedung.

"Kami pasang sensor-sensor di seluruh gedung yang akan memberikan informasi holistik. Misalnya, di lobi ada berapa lampu yang nyala, berapa pemakaian listrik di gedung itu, ada berapa orang berada di lobi itu. Ada berapa orang yang masuk lewat lobi utama. Semua data itu dikumpulkan melalui sensor-sensor yang dimasukkan dalam software dan diintegrasikan dengan teknologi digital twin. Baru setelah itu dilakukan analisa," tuturnya.

Pada tahap analisa, yang dilakukan pertama kali adalah monitoring sistem, kemudian analisis pola (pattern), analisis sebab akibat, serta yang terakhir rekomendasi. "Jadi semuanya itu, kita bisa lakukan jika menerapkan industry internet of things, atau teknologi connected buildings," jelas dia.

Dharma mengatakan, teknologi itu juga dapat diterapkan di gedung-gedung tua yang boros energi. Hal ini dapat mendukung program pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang mulai memperhatikan isu energi dan isu lingkungan untuk commercial realestate.

Ddata United Nations Environment Programme Report menunjukkan, bangunan gedung menghasilkan sepertiga emisi gas buang secara global, mengkonsumsi 40% energi global, dan menyerap 25% cadangan air secara global.

"Kami mencermati sedikitnya tiga dorongan untuk menerapkan teknologi ini yakni regulasi yang mulai mengarah pada efisiensi energi, kemudian harga energi yang cenderung dalam tren naik, serta sisi produktivitas dan kenyamanan pengguna. Artinya, kita akan ketinggalan jika tidak mau berubah dan menerapkan teknologi ini," terangnya.

Honeywell juga telah menyelenggarakan Indonesia Buildings Technology Symposium baru-baru ini di Jakarta yang dihadiri sekitar 200 eksekutif dari lebih 70 perusahaan di Indonesia.

Dalam simposium itu dipamerkan, teknologi bangunan gedung terbaru Honeywell memanfaatkan IoT untuk membantu manajer fasilitas dan pemilik bangunan meningkatkan efisiensi biaya dan operasional. Namun, tetap memenuhi keselamatan dan kenyamanan kebutuhan penghuni bangunan gedung.

"Honeywell sudah berada di Indonesia lebih dari 70 tahun dan kami bangga teknologi kami terus menjadi bagian dari pembangunan negeri ini," ucapnya.

Honeywell juga memiliki pengetahuan dan pengalaman teruji di dalam bidang teknologi konektivitas dan software industrial untuk sektor kendaraan, pesawat terbang, rumah, pabrik, pekerja dan jalur distribusi.

"Kini, kami menghadirkan teknologi mutakhir ini bagi sektor commercial real estate di Indonesia," ujar Presiden Honeywell Indonesia, Alex Pollack.

The Honeywell Indonesia Buildings Technology Symposium menyoroti teknologi bangunan terkoneksi terbaru. Pertama, command and control suite, yang menghubungkan otomasi bangunan dengan otomasi cerdas, analisis lanjutan dan visualisasi menjadi rekomendasi yang mudah dipahami untuk membantu meningkatkan hasil bisnis, menurunkan biaya, meminimalkan risiko dan mengurangi waktu henti.

Kedua, enterprise buildings integrator, sebuah sistem manajemen gedung yang mengintegrasikan Building & Energy Management, Life Safety, Access Control, Intrusion dan sistem pengawasan CCTV untuk pengendalian operasional lebih sederhana. Ini memungkinkan pembuatan untuk fasilitas atau operasional multi lokasi.

Ketiga, sistem keamanan kebakaran terintegrasi terdiri dari kamera pengawasan CCTV seperti equip Camera Series dan solusi kontrok akses seperti ProWatch 4.3.5 untuk secara aktif memantau, dan melindungi lokasi, personelnya dan aset bisnisnya.

Keempat, INNCOM GuestRoom Management System mengotomatisasi kenyamanan tamu dengan suhu dan gorden kontrol intuitif saat berkomunikasi dengan kunci pintu untuk memperkuat keamanan tamu di hotel.
(izz)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5057 seconds (0.1#10.24)