Badan Siber Dibutuhkan Tangkal Serangan Hoax Jelang Pemilu
A
A
A
JAKARTA - Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengemukakan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dibutuhkan saat berlangsungnya pemilu kepala daerah (Pemilukada) 2018. Apalagi waktu yang sudah sangat dekat dengan pemilu 2019 diyakini dalam satu tahun terakhir, wilayah siber akan menjadi ajang saling serang hoax.
Keberadaan BSSN yang saat ini masih terbengkalai, diharapkan mengambil peran yang krusial untuk mengamankan wilayah siber dari upaya kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab yang berusaha memperkeruh suasana lewat media sosial maupun media lainnya di internet.
“Pemilukada serentak 2018 tidak akan lepas dari kampanye di wilayah siber, terutama lewat media sosial. Tidak akan menutup kemungkinan kelompok semacam saracen muncul dan ikut memperkeruh suasana. Ini jelas tidak bagus, belu lagi upaya-upaya peretasan pada penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu,” ujar Pratama dalam keterangan tertulisnya.
(Baca Juga: Badan Siber Tertunda, Indonesia Rentan Serangan Dunia Maya
Dia menyebutkan meski proses pengambilan dan perhitungan suara pemilukada masih secara manual, namun masih dimungkinkan penggunaan teknologi untuk membantu mempercepat hasil pemilu diketahui. Hasil tersebut biasanya disosialisasikan lewat web resmi penyelenggara pemilu maupun lembaga lain. Disinilah ada kerentanan yang bisa dieksploitasi oleh para peretas.
Pratama menjelaskan, di Amerika Selatan sudah jamak ditemui para kontenstan pemilu menyadap dan memanipulasi hasil pemilu lewat jalan meretas. Ini yang diharapkan tidak terjadi di tanah air, karena itu keberadaan BSSN sangat krusial ikut membantu lancarnya pemilukada 2018.
“Selain masalah pemilukada 2018, BSSN sebenarnya bisa dilihat sebagai kesungguhan pemerintah membangun ekonomi digital yang aman dan nyaman. Tentu masyarakat dan industri ekonomi digital memerlukan kepastian dan keamanan di wilayah siber. Harapannya kepercayaan ini terus bisa dijaga dan tumbuh dengan BSSN benar-benar berjalan sesuai pepres yang ada,” jelasnya.
Di samping pemilu dan ekonomi digital, menurut Pratama peran penting BSSN adalah meningkatkan perlindungan terhadap infrastruktur kritis seperti perbankan, Pertamina, komunikasi bandara dan instansi pemerintah, yang sering mendapatkan serangan. Bahkan tanpa ada serangan siber sekalipun, infrastruktur kritis tersebut masih sangat rentan bila sistem yang dibangun meninggalkan banyak celah keamanan.
Keberadaan BSSN yang saat ini masih terbengkalai, diharapkan mengambil peran yang krusial untuk mengamankan wilayah siber dari upaya kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab yang berusaha memperkeruh suasana lewat media sosial maupun media lainnya di internet.
“Pemilukada serentak 2018 tidak akan lepas dari kampanye di wilayah siber, terutama lewat media sosial. Tidak akan menutup kemungkinan kelompok semacam saracen muncul dan ikut memperkeruh suasana. Ini jelas tidak bagus, belu lagi upaya-upaya peretasan pada penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu,” ujar Pratama dalam keterangan tertulisnya.
(Baca Juga: Badan Siber Tertunda, Indonesia Rentan Serangan Dunia Maya
Dia menyebutkan meski proses pengambilan dan perhitungan suara pemilukada masih secara manual, namun masih dimungkinkan penggunaan teknologi untuk membantu mempercepat hasil pemilu diketahui. Hasil tersebut biasanya disosialisasikan lewat web resmi penyelenggara pemilu maupun lembaga lain. Disinilah ada kerentanan yang bisa dieksploitasi oleh para peretas.
Pratama menjelaskan, di Amerika Selatan sudah jamak ditemui para kontenstan pemilu menyadap dan memanipulasi hasil pemilu lewat jalan meretas. Ini yang diharapkan tidak terjadi di tanah air, karena itu keberadaan BSSN sangat krusial ikut membantu lancarnya pemilukada 2018.
“Selain masalah pemilukada 2018, BSSN sebenarnya bisa dilihat sebagai kesungguhan pemerintah membangun ekonomi digital yang aman dan nyaman. Tentu masyarakat dan industri ekonomi digital memerlukan kepastian dan keamanan di wilayah siber. Harapannya kepercayaan ini terus bisa dijaga dan tumbuh dengan BSSN benar-benar berjalan sesuai pepres yang ada,” jelasnya.
Di samping pemilu dan ekonomi digital, menurut Pratama peran penting BSSN adalah meningkatkan perlindungan terhadap infrastruktur kritis seperti perbankan, Pertamina, komunikasi bandara dan instansi pemerintah, yang sering mendapatkan serangan. Bahkan tanpa ada serangan siber sekalipun, infrastruktur kritis tersebut masih sangat rentan bila sistem yang dibangun meninggalkan banyak celah keamanan.
(dmd)