Yohana Ajak Mahasiswa Putus Mata Rantai Bullying
A
A
A
BANDUNG - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengajak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mehentikan mata rantai bullying.
Hal itu disampaikan Yohana Yembise saat menjadi pembicara pada kuliah umum di hadapan sekitar 5.000 mahasiswa baru UPI di Gimnasium UPI, Bandung, Kamis (31/8/2017).
“Bullying di kampus masih ada, kita harus putuskan mata rantainya dari sekarang. Anda sebagai generasi muda, jangan ada lagi bullying di kampus,” kaya Yohana.
Menurut dia, semua tindakan yang mengarah atau berbau kekerasan harus dihentikan. Langkah itu bisa dimulai dari rumah, sekolah, hingga kampus. Sehingga, kedepan diharapkan tidak ada lagi kekerasan di Indonesia.
Kaum perempuan, lanjut dia, juga masih sering menjadi korban kekerasan. Bentuknya beragam, baik kekerasan psikis atau fisik. “Kekerasan terhadap perempuan di Indonesia masih cukup tinggi. Kita harus putus mata rantainya,” imbuh dia.
Di sisi lain, perselingkuhan pun masih terjadi. Akibatnya, tidak sedikit rumah tangga yang berantakan dan berujung pada perceraian. Anak, lanjut dia, menjadi pihak yang paling dikorbankan.
Diketahui, masa penerimaan mahasiswa baru di UPI diisi berbagai kegiatan pengenalan kampus serta mengundang pembicara dari kalangan menteri. Tahun ini UPI menerima lebih dari 8.100 mahasiswa baru.
Hal itu disampaikan Yohana Yembise saat menjadi pembicara pada kuliah umum di hadapan sekitar 5.000 mahasiswa baru UPI di Gimnasium UPI, Bandung, Kamis (31/8/2017).
“Bullying di kampus masih ada, kita harus putuskan mata rantainya dari sekarang. Anda sebagai generasi muda, jangan ada lagi bullying di kampus,” kaya Yohana.
Menurut dia, semua tindakan yang mengarah atau berbau kekerasan harus dihentikan. Langkah itu bisa dimulai dari rumah, sekolah, hingga kampus. Sehingga, kedepan diharapkan tidak ada lagi kekerasan di Indonesia.
Kaum perempuan, lanjut dia, juga masih sering menjadi korban kekerasan. Bentuknya beragam, baik kekerasan psikis atau fisik. “Kekerasan terhadap perempuan di Indonesia masih cukup tinggi. Kita harus putus mata rantainya,” imbuh dia.
Di sisi lain, perselingkuhan pun masih terjadi. Akibatnya, tidak sedikit rumah tangga yang berantakan dan berujung pada perceraian. Anak, lanjut dia, menjadi pihak yang paling dikorbankan.
Diketahui, masa penerimaan mahasiswa baru di UPI diisi berbagai kegiatan pengenalan kampus serta mengundang pembicara dari kalangan menteri. Tahun ini UPI menerima lebih dari 8.100 mahasiswa baru.
(wbs)