Rebut Pasar, Developer Game Lokal Harus Punya Strategi
A
A
A
JAKARTA - Minimnya pendapatan developer lokal dalam memanfaatkan pasar game Indonesia yang bernilai hingga Rp11 triliun disebabkan lemahnya daya saing di hadapan developer asing. Hal tersebut dibahas dalam sesi Business to Business (B2B) hari pertama penyelenggaraan Bekraf Game Prime 2017 di Hotel Ayana, Jakarta.
Anton Soeharyo, CEO & founder Touchten Games, perusahaan mobile game top Indonesia mengatakan, diperlukan strategi yang jitu agar bisa meraup lebih dari 1% seperti yang terjadi saat ini. Selain konten yang bagus, diperlukan kiat khusus agar tampilan luar game tersebut lebih catchy atau menarik bagi user dengan cara menggunakan ikon unik. Ulasan di-screenshots yang menarik serta menentukan keyword yang familiar.
“Kayak orang pacaran pertama kali. Bertemu orang, terus dia pakai bajunya kayak gembel. Males kan kita kenalan dengan orang itu. Tapi, apabila kita ke Apps Store, screenshot-nya menarik dan kelihatannya promising, nah baru orang akan download,” ujarnya, dalam keterangan pers Bekraf yang diterima SINDOnews, Jumat (28/7/2017).
Anton yang mendirikan Touchten Games sejak 2009 mengungkapkan fakta bahwa 80% user mengunduh game melalui kolom search terlebih dahulu daripada mempertimbangkan rating sebuah game. Sebab itu, keyword game menjadi penting untuk diperhatikan oleh para developer berada di top list pada apps store maupun Google Play Store.
Selain Anton, sesi B2B menghadirkan sejumlah pakar game baik lokal maupun mancanegara, seperti Hilmy Abdul Rahim, dosen game development dari KDU University College, Malaysia dan David Yin (Business Development Manager di Google Apps & Games untuk regional Asia Tenggara dan Australia) yang berbicara dengan tema “Defining Good Game from The Prespective of Game Publisher”
Selain bisa memberikan edukasi dan inspirasi, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berharap sesi ini dapat memberikan kesempatan kepada developer lokal untuk go international dengan kualitas game berkelas.
“Dengan acara ini saya harapkan networking yang bakal terjadi deal-deal antar investor atau perusahan besar di industri game ini. Juga mereka bisa bertemu dengan calon-calon individual yang dinilai layak bekerja sama untuk membentuk perusahaan baru,” tutur Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari.
Setelah sesi B2B ini, Bekraf Game Prime 2017 akan dilanjutkan even dua hari berturut turut pada 29-30 Juli di Balai Kartini dengan konsep eksibisi “bermain game seharian”. Para pelaku industri game lokal dapat memamerkan hasil karyanya yang kemudian akan dinikmati oleh masyarakat yang hadir.
Tidak hanya itu, akan ada beberapa hiburan lain, seperti Virtual Reality, Board Game, Toys, Artist Alley, serta berbagai kompetisi eSport yang bisa diikuti. Beberapa nama besar dari industri game internasional yang juga siap meramaikan area eksibisi ini.
Anton Soeharyo, CEO & founder Touchten Games, perusahaan mobile game top Indonesia mengatakan, diperlukan strategi yang jitu agar bisa meraup lebih dari 1% seperti yang terjadi saat ini. Selain konten yang bagus, diperlukan kiat khusus agar tampilan luar game tersebut lebih catchy atau menarik bagi user dengan cara menggunakan ikon unik. Ulasan di-screenshots yang menarik serta menentukan keyword yang familiar.
“Kayak orang pacaran pertama kali. Bertemu orang, terus dia pakai bajunya kayak gembel. Males kan kita kenalan dengan orang itu. Tapi, apabila kita ke Apps Store, screenshot-nya menarik dan kelihatannya promising, nah baru orang akan download,” ujarnya, dalam keterangan pers Bekraf yang diterima SINDOnews, Jumat (28/7/2017).
Anton yang mendirikan Touchten Games sejak 2009 mengungkapkan fakta bahwa 80% user mengunduh game melalui kolom search terlebih dahulu daripada mempertimbangkan rating sebuah game. Sebab itu, keyword game menjadi penting untuk diperhatikan oleh para developer berada di top list pada apps store maupun Google Play Store.
Selain Anton, sesi B2B menghadirkan sejumlah pakar game baik lokal maupun mancanegara, seperti Hilmy Abdul Rahim, dosen game development dari KDU University College, Malaysia dan David Yin (Business Development Manager di Google Apps & Games untuk regional Asia Tenggara dan Australia) yang berbicara dengan tema “Defining Good Game from The Prespective of Game Publisher”
Selain bisa memberikan edukasi dan inspirasi, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berharap sesi ini dapat memberikan kesempatan kepada developer lokal untuk go international dengan kualitas game berkelas.
“Dengan acara ini saya harapkan networking yang bakal terjadi deal-deal antar investor atau perusahan besar di industri game ini. Juga mereka bisa bertemu dengan calon-calon individual yang dinilai layak bekerja sama untuk membentuk perusahaan baru,” tutur Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari.
Setelah sesi B2B ini, Bekraf Game Prime 2017 akan dilanjutkan even dua hari berturut turut pada 29-30 Juli di Balai Kartini dengan konsep eksibisi “bermain game seharian”. Para pelaku industri game lokal dapat memamerkan hasil karyanya yang kemudian akan dinikmati oleh masyarakat yang hadir.
Tidak hanya itu, akan ada beberapa hiburan lain, seperti Virtual Reality, Board Game, Toys, Artist Alley, serta berbagai kompetisi eSport yang bisa diikuti. Beberapa nama besar dari industri game internasional yang juga siap meramaikan area eksibisi ini.
(dmd)