Tumbuhkan Ekonomi Digital, Tarif Internet Harus Terjangkau

Rabu, 03 Mei 2017 - 18:13 WIB
Tumbuhkan Ekonomi Digital,...
Tumbuhkan Ekonomi Digital, Tarif Internet Harus Terjangkau
A A A
JAKARTA - Terjadinya peretasann situs-situs milik operator seluler di Indonesia dianggap sebagai ungkapan protes masyarakat atas layanan telekomunikasi. Mahalnya tarif internet tidak sejalan dengan visi Indonesia menjadi ekonomi digital terbesar di Asia tenggara pada 2020.

"Kasus peretasan website Telkomsel oleh hacker usil terjadi karena tarif layanan internet yang relatif mahal. Itu tindakan koreksi untuk meninjau kebijakan tarifnya," kata Ketua BEM Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi Manado Rinaldo CH dalam rilisnya, Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Menurutnya, masyarakat di kawasan Indonesia Timur juga merasakan hal sama. Apalagi pembedaan tarif dengan pembagian per-wilayah oleh salah satu operator dominan dinilai tidak mencerminkan nasionalisme dan pemerataan harga yang tengah gencar di upayakan pemerintah di seluruh Indonesia.

"Kami juga merasakan hal sama untuk layanan internet dan telepon yang sangat mahal Wajar jika netizen atau masyarakat marah," imbuh dia.

Seharusnya, kata dia, tidak boleh ada diskriminasi dan juga tidak membeda-bedakan tarif. Apalagi dengan tujuan Indonesia di bidang digital pada 2020, yang harus didukung dengan ketersediaan jaringan internet dan tarif yang terjangkau masyarakat.

"Harus ada nasionalisme tarif, bukan mengotak-kotakkan wilayah, untuk mendukung visi digital yang ingin digapai pemerintah," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, pengamat telekomunikasi STMIK Handayani Makassar, Kamaruddin mengatakan, peretasan situs operator telekomunikasi sebagai protes atas mahalnya tarif internet di Tanah Air harus disikapi dengan bijak.

Pemerintah juga diminta untuk meninjau kembali kebijakan tarif internet operator telekomunikasi yang dinilai memberatkan konsumen. "Ini momen untuk berbenah, baik di sisi keamanan maupun juga penerapan tarif ke pelanggan. Sehingga, tidak perlu terjadi lagi di masa depan," tutur dia.

Menurutnya, saat ini masih terjadi ketimpangan akses data di Indonesia Timur. Seperti di Makassar dan di luar jawa yang terbatas dan hanya dikuasai operator dominan. Selain tarif internet yang mahal, juga minimnya layanan lain sehingga konsumen harus menerimanya.

"Dari kejadian ini operator dan regulator harus berkaca bahwa masih ada masalah di sini yang harus diselesaikan bersama," imbuh dia.
(izz)
Berita Terkait
Memetakan Tanggung Jawab...
Memetakan Tanggung Jawab Platform Intermediary di Indonesia
Tingkatkan Koneksi Internet...
Tingkatkan Koneksi Internet Saat Liburan, Passpod Luncurkan Program Internet KPK
Surge Berencana Tingkatkan...
Surge Berencana Tingkatkan Kualitas Layanan di Acara Bukber dengan Komunitas Investor HaLu
Sinyal IM3 Terus Tersambung...
Sinyal IM3 Terus Tersambung Hingga ke Pulau Kecil
Menkomdigi Meutya Hafid...
Menkomdigi Meutya Hafid Kunker Perdana ke NTT, Cek Jaringan Internet dan Dialog dengan Pelajar
Program Donasi Internet...
Program Donasi Internet Berbagi Tanpa Batas
Berita Terkini
Kualitas Udara Berbahaya...
Kualitas Udara Berbahaya 50.000 Warga Florida Diminta Tidak Keluar Rumah
7 jam yang lalu
Ajaib, Ilmuwan Temukan...
Ajaib, Ilmuwan Temukan Bakteri yang Bisa Menyalakan Lampu!
7 jam yang lalu
Daftar Kode Redeem Genshin...
Daftar Kode Redeem Genshin Impact 5.6 Mei 2025, Banjir Primogem dan Item Langka!
8 jam yang lalu
China Mulai Uji Coba...
China Mulai Uji Coba Fitur Face ID iPhone 18
1 hari yang lalu
Melatih Bicara dengan...
Melatih Bicara dengan Enterprise AI Learning Agent
1 hari yang lalu
Beragam Kejahatan kini...
Beragam Kejahatan kini Ada di TikTok, Ini Modusnya
1 hari yang lalu
Infografis
Sejumlah Pabrik di China...
Sejumlah Pabrik di China Mulai Stop Produksi Akibat Tarif AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved