Tangkal Hoax, Google Hadirkan Fact Check
A
A
A
JAKARTA - Informasi palsu (hoax) menjadi salah satu persoalan yang mengganggu para pengguna internet saat ini. Bagaimana tidak, dengan menyebar hoax kelompok oknum tertentu coba mempengaruhi para pengguna internet agar mengikuti apa yang mereka inginkan.
Meminimalisir peredaran hoax, Google mulai mengambil langkah dengan menampilkan label Fact Check pada hasil pencarian. Dimana label tersebut akan menjadi tanda bila informasi yang diluncurkan telah mengalami penyaringan.
Fact Check sendiri akan muncul dalam sebuah kotak informasi dalam hasil pencarian. Dengan begitu, pengguna internet dapat mengetahui bila berita tersebut benar atau hoax.
Research Sciencties Google Cong Yu dan Product Manager Jigsaw Justin Kosslyn mengungkapkan, kehadiran Fact Check diharapkan dapat mempermudah pengguna untuk mengakses fakta di internet.
"Kami membuat Fact Check lebih terbuka di hasil pencarian, dengan begitu kami yakin orang-orang akan lebih mudah meninjau dan mengakses Fact Check tersebut," tulis keduanya di blog Google, dikutip dari The Guardian, Senin (10/4/2017).
Namun dalam hal ini, Jigsaw mengatakan bila Kotak Fact Check tidak akan muncul diseluruh hasil pencarian.
"Hanya penerbit yang algoritmanya ditentukan untuk menjadi sumber informasi, akan disertakan dalam program Google ini," jelasnya.
Fitur Fact Check sendiri pertama kali hadir untuk Google News di Inggris dan Amerika Serikat (AS) dan kini tersedia secara global. Baru-baru ini Pemerintah Inggris pun mendesak perusahaan AS termasuk Google, Facebook, Twitter dan Microsoft, berbuat lebih banyak lagi untuk mengawasi platform mereka dan menghapus konten ilegal dan ekstrimis.
Meminimalisir peredaran hoax, Google mulai mengambil langkah dengan menampilkan label Fact Check pada hasil pencarian. Dimana label tersebut akan menjadi tanda bila informasi yang diluncurkan telah mengalami penyaringan.
Fact Check sendiri akan muncul dalam sebuah kotak informasi dalam hasil pencarian. Dengan begitu, pengguna internet dapat mengetahui bila berita tersebut benar atau hoax.
Research Sciencties Google Cong Yu dan Product Manager Jigsaw Justin Kosslyn mengungkapkan, kehadiran Fact Check diharapkan dapat mempermudah pengguna untuk mengakses fakta di internet.
"Kami membuat Fact Check lebih terbuka di hasil pencarian, dengan begitu kami yakin orang-orang akan lebih mudah meninjau dan mengakses Fact Check tersebut," tulis keduanya di blog Google, dikutip dari The Guardian, Senin (10/4/2017).
Namun dalam hal ini, Jigsaw mengatakan bila Kotak Fact Check tidak akan muncul diseluruh hasil pencarian.
"Hanya penerbit yang algoritmanya ditentukan untuk menjadi sumber informasi, akan disertakan dalam program Google ini," jelasnya.
Fitur Fact Check sendiri pertama kali hadir untuk Google News di Inggris dan Amerika Serikat (AS) dan kini tersedia secara global. Baru-baru ini Pemerintah Inggris pun mendesak perusahaan AS termasuk Google, Facebook, Twitter dan Microsoft, berbuat lebih banyak lagi untuk mengawasi platform mereka dan menghapus konten ilegal dan ekstrimis.
(wbs)