1.250 Developer Ikuti Bekraf Developer Day Solo
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 1.250 peserta antusias menghadiri talkshow dan sharing session dengan para pakar dan pelaku industri kreatif digital dalam kegiatan Bekraf Developer Day (BDD) di Hotel Swiss Bellin Saripetojo, Solo, Jawa Tengah, Minggu (9/4/2017).
Wakil Kepala Bekraf Ricky J Pesik berharap akan bermunculannya produk startup dengan konten lokal dan bisa digunakan sehari-hari oleh masyarakat luas. Sebab itu, even BDD ini menjadi penting diselenggarakan secara konsisten dan berkesinambungan.
"Hal ini agar kita bisa terus menerus mengakumulasi aset-aset sumber daya manusia di bidang pengembangan teknologi dan digital ini,” ujarnya, dalam keterangan tertulis.
Seperti diketahui, potensi industri digital Indonesia sangat besar jika mengacu laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menunjukkan bahwa pengguna internet tanah air mencapai 132,7 juta pada 2016 atau 51,5% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Fakta tersebut harus dimanfaatkan oleh para calon developer dalam mengembangkan produk digitalnya dengan konten lokal dan bisa memberikan solusi pada permasalahan kehidupan sehari-hari seperti aplikasi transportasi online, jasa pemesanan tiket dan lain sebagainya.
“Meski jumlahnya belum banyak, Indonesia dengan aneka budaya dan kreativitasnya, menjadi salah satu negara paling berpotensi sebagai produsen game dan aplikasi bermutu,” tutur Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK Bekraf, Muhammad Neil El Himam.
Dia mengatakan, kegiatan yang mempertemukan sebanyak 30 pembicara mulai dari praktisi, pakar, industri serta pemerintah dengan para calon developer ini, diharapkan akan menjadi sebuah jalan yang besar dalam pengembangan game, aplikasi dan IoT di Kota Solo.
“Harapannya sederhana. Adanya transfer knowledge dari orang-orang yang sudah hebat, sudah proven ke temen temen area Solo dan sekitarnya supaya semua orang bisa mendapatkan kesempatan sukses yang sama,” ucap Narenda Wicaksono, Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI)
Selain itu, BDD juga menghadirkan sesi khusus seputar peluang menghadapi potensi bisnis cybersecurity yang diprediksikan akan mencapai USD75 miliar pada 2020 di seluruh dunia. Perusahaan besar di dunia perbankan dan jasa keuangan lainnya memiliki kebutuhan tingkat tinggi terhadap aplikasi penangkal cybercrime untuk mengamankan aset-aset digitalnya.
Acara yang mengusung tema Membangun Kemandirian Bangsa melalui Industri Digital diselenggarakan atas kerjasama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dan Dicoding dengan dukungan Asosiasi Game Indonesia, Dicoding Elite, Google Developer Expet, IBM Indonesia, Intel Innovator, Komunitas ID-Android, Microsoft Indonesia, Samsung Indonesia dan perusahaan-perusahaan teknologi lainnya di Indonesia.
“Dengan adanya event-event seperti BDD, akan membuka wawasan teman-teman dan meyakinkan para calon startUp untuk terjun ke dalam industri ini dengan rasa tanggung jawab, motivasi serta pengetahuan yang cukup untuk melangkah lebih ke level selanjutnya,” tutur Andi Taru, founder Educa Studio dengan produk game-nya yang sudah didownload lebih dari 20 juta kali.
Wakil Kepala Bekraf Ricky J Pesik berharap akan bermunculannya produk startup dengan konten lokal dan bisa digunakan sehari-hari oleh masyarakat luas. Sebab itu, even BDD ini menjadi penting diselenggarakan secara konsisten dan berkesinambungan.
"Hal ini agar kita bisa terus menerus mengakumulasi aset-aset sumber daya manusia di bidang pengembangan teknologi dan digital ini,” ujarnya, dalam keterangan tertulis.
Seperti diketahui, potensi industri digital Indonesia sangat besar jika mengacu laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menunjukkan bahwa pengguna internet tanah air mencapai 132,7 juta pada 2016 atau 51,5% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Fakta tersebut harus dimanfaatkan oleh para calon developer dalam mengembangkan produk digitalnya dengan konten lokal dan bisa memberikan solusi pada permasalahan kehidupan sehari-hari seperti aplikasi transportasi online, jasa pemesanan tiket dan lain sebagainya.
“Meski jumlahnya belum banyak, Indonesia dengan aneka budaya dan kreativitasnya, menjadi salah satu negara paling berpotensi sebagai produsen game dan aplikasi bermutu,” tutur Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK Bekraf, Muhammad Neil El Himam.
Dia mengatakan, kegiatan yang mempertemukan sebanyak 30 pembicara mulai dari praktisi, pakar, industri serta pemerintah dengan para calon developer ini, diharapkan akan menjadi sebuah jalan yang besar dalam pengembangan game, aplikasi dan IoT di Kota Solo.
“Harapannya sederhana. Adanya transfer knowledge dari orang-orang yang sudah hebat, sudah proven ke temen temen area Solo dan sekitarnya supaya semua orang bisa mendapatkan kesempatan sukses yang sama,” ucap Narenda Wicaksono, Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI)
Selain itu, BDD juga menghadirkan sesi khusus seputar peluang menghadapi potensi bisnis cybersecurity yang diprediksikan akan mencapai USD75 miliar pada 2020 di seluruh dunia. Perusahaan besar di dunia perbankan dan jasa keuangan lainnya memiliki kebutuhan tingkat tinggi terhadap aplikasi penangkal cybercrime untuk mengamankan aset-aset digitalnya.
Acara yang mengusung tema Membangun Kemandirian Bangsa melalui Industri Digital diselenggarakan atas kerjasama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dan Dicoding dengan dukungan Asosiasi Game Indonesia, Dicoding Elite, Google Developer Expet, IBM Indonesia, Intel Innovator, Komunitas ID-Android, Microsoft Indonesia, Samsung Indonesia dan perusahaan-perusahaan teknologi lainnya di Indonesia.
“Dengan adanya event-event seperti BDD, akan membuka wawasan teman-teman dan meyakinkan para calon startUp untuk terjun ke dalam industri ini dengan rasa tanggung jawab, motivasi serta pengetahuan yang cukup untuk melangkah lebih ke level selanjutnya,” tutur Andi Taru, founder Educa Studio dengan produk game-nya yang sudah didownload lebih dari 20 juta kali.
(dmd)