Tiga Tren Serangan Siber Intai Pengguna Internet
A
A
A
JAKARTA - Peretasan di dunia maya bukanlah sebuah hal baru. Bahkan serangan yang dilakukan para pererltascoun semakin beragam dan sulit terbaca.
Namun Chief Technology Officer, GM and EVP Consumer Business Avast, Ondrej Vlcek mengugkapkan setidaknya ada tiga trend baru yang saat ini terus bertumbuh dan mengintai para pengguna internet.
"Jumlah Mallware saat ini terus meningkat, bahkan lebih spesifik biasa disebut ransomware yang mengejar data user. Serangan ini memaksa orang untuk membayar kepada penjahat. Selain itu, peretas biasanya akan menyalah gunakan data yang sudah mereka curi," ujar Vlcek saat Media Briefing, di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Selain itu, dirinya mengatakan, serangan bernama Doxing pun akan terus meningkat. Disini peretas tidak meminta tebusan uang. Tapi disini peretas justru ingin menyebarkan data pribadi korban ke internet.
Selanjutnya Vlcek menjelaskan, IOT kini menjadi sasaran bagi para peretas. Pasalnya semua perangkat dapat terhibung ke internet, tanpa disadari hal ini sebenarnya tidak aman dan dapat diakses penjahat.
"Mereka tidak hanya mentarget PC atau perangkat mobile tapi perangkat apa saja yang terhubung ke internet. Ini dapat lebih mudah diserang karena tidak dilindungi dan mereka dapat lebih mudah melakukannya," ungkap Vlcek.
Terakhir dikatakan, penerobosan akun masih menjdi target menarik bagi para peretas. Pasalnya hamoir semua pengguna memiliki password yang sama untuk beberapa aku, alhasil ketika peretas berhasil membobol satu akun maka akun lainnya juga dapat dibobol.
Namun Chief Technology Officer, GM and EVP Consumer Business Avast, Ondrej Vlcek mengugkapkan setidaknya ada tiga trend baru yang saat ini terus bertumbuh dan mengintai para pengguna internet.
"Jumlah Mallware saat ini terus meningkat, bahkan lebih spesifik biasa disebut ransomware yang mengejar data user. Serangan ini memaksa orang untuk membayar kepada penjahat. Selain itu, peretas biasanya akan menyalah gunakan data yang sudah mereka curi," ujar Vlcek saat Media Briefing, di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Selain itu, dirinya mengatakan, serangan bernama Doxing pun akan terus meningkat. Disini peretas tidak meminta tebusan uang. Tapi disini peretas justru ingin menyebarkan data pribadi korban ke internet.
Selanjutnya Vlcek menjelaskan, IOT kini menjadi sasaran bagi para peretas. Pasalnya semua perangkat dapat terhibung ke internet, tanpa disadari hal ini sebenarnya tidak aman dan dapat diakses penjahat.
"Mereka tidak hanya mentarget PC atau perangkat mobile tapi perangkat apa saja yang terhubung ke internet. Ini dapat lebih mudah diserang karena tidak dilindungi dan mereka dapat lebih mudah melakukannya," ungkap Vlcek.
Terakhir dikatakan, penerobosan akun masih menjdi target menarik bagi para peretas. Pasalnya hamoir semua pengguna memiliki password yang sama untuk beberapa aku, alhasil ketika peretas berhasil membobol satu akun maka akun lainnya juga dapat dibobol.
(wbs)