Uber Siapkan Layanan Penerbangan
A
A
A
LONDON - Tahun 2018, Uber Inggris akan menyediakan layanan pemesanan pesawat terbang dari ponsel. Layanan ini akan memberi kesempatan pada pelanggan untuk memesan penerbangan dengan biaya minimal 55 poundsterling (Rp1,1 juta) melalui aplikasi secara online dan akan dijemput maksimal dalam waktu 30 menit setelah pemesanan.
Maskapai yang dinamai Waves, diharapkan akan memulai penerbangan komersial pada Juli, yang akan diluncurkan di Kepulauan Channel dan akan melayani seluruh Inggris.
"Kami akan menyediakan layanan penerbangan berjadwal dan penerbangan pesanan juga. Ketika Anda memesan penerbangan, kami akan menanyakan apakah Anda ingin ada orang lain untuk berbagi penerbangan dengan Anda." tutur Nick Magliocchetti, pemilik Waves, seperti dilansir dari Daily.
Proyek senilai 5 juta poundsterling telah diluncurkan menyusul munculnya ketidakpuasan penumpang pada layanan penerbangan saat ini ke daratan Inggris dari Jersey dan Guernsey. Tiga pesawat berkapasitas 14 penumpang akan digunakan pada awalnya untuk mengangkut pelanggan dan akan beroperasi dari hanggar pribadi.
Maskapai akan menyediakan penerbangan koneksi antar pulau - serta perjalanan ke selatan Inggris dan Perancis dengan biaya sedikitnya 55 poundsterling per penumpang.
Sebelumnya, Uber membuat pesawat juga tergolong istimewa lantaran pesawat tersebut tidak butuh landasan pacu. Hasilnya, Pesawat ini bisa menghemat tempat layaknya Helikopter yang bisa mendarat dimana saja.
Teknologi tersebut dikenal dengan vertical take-off and landing technology (VTOL). Dengan begitu, kendaraan udara ini bisa disajikan untuk kebutuhan komersial dalam jarak dekat. Selain itu, pesawat VTOL yang hemat tempat bisa menjadi solusi mudah untuk menghindar dari kemacetan di kota-kota padat penduduk yang semakin tidak menentu.
Meskipun begitu, Jeff menyebut tren ini baru akan berkembang pada 10 tahun kedepan. Oleh karena itu Uber bersiap dari sekarang untuk menghadapi tren transportasi baru. Sebelumnya, Uber juga sudah mengaspalkan mobil otonom tanpa pengemudi.
Mobil tersebut bisa berjalan mengikuti GPS yang telah diatur terlebih dahulu. Sensornya juga dikatakan sudah mumpuni. Walau begitu, Uber juga masih belum percaya dengan teknologinya ini dan tetap ditemani supir untuk mengantisipasi masalah yang timbul.
Maskapai yang dinamai Waves, diharapkan akan memulai penerbangan komersial pada Juli, yang akan diluncurkan di Kepulauan Channel dan akan melayani seluruh Inggris.
"Kami akan menyediakan layanan penerbangan berjadwal dan penerbangan pesanan juga. Ketika Anda memesan penerbangan, kami akan menanyakan apakah Anda ingin ada orang lain untuk berbagi penerbangan dengan Anda." tutur Nick Magliocchetti, pemilik Waves, seperti dilansir dari Daily.
Proyek senilai 5 juta poundsterling telah diluncurkan menyusul munculnya ketidakpuasan penumpang pada layanan penerbangan saat ini ke daratan Inggris dari Jersey dan Guernsey. Tiga pesawat berkapasitas 14 penumpang akan digunakan pada awalnya untuk mengangkut pelanggan dan akan beroperasi dari hanggar pribadi.
Maskapai akan menyediakan penerbangan koneksi antar pulau - serta perjalanan ke selatan Inggris dan Perancis dengan biaya sedikitnya 55 poundsterling per penumpang.
Sebelumnya, Uber membuat pesawat juga tergolong istimewa lantaran pesawat tersebut tidak butuh landasan pacu. Hasilnya, Pesawat ini bisa menghemat tempat layaknya Helikopter yang bisa mendarat dimana saja.
Teknologi tersebut dikenal dengan vertical take-off and landing technology (VTOL). Dengan begitu, kendaraan udara ini bisa disajikan untuk kebutuhan komersial dalam jarak dekat. Selain itu, pesawat VTOL yang hemat tempat bisa menjadi solusi mudah untuk menghindar dari kemacetan di kota-kota padat penduduk yang semakin tidak menentu.
Meskipun begitu, Jeff menyebut tren ini baru akan berkembang pada 10 tahun kedepan. Oleh karena itu Uber bersiap dari sekarang untuk menghadapi tren transportasi baru. Sebelumnya, Uber juga sudah mengaspalkan mobil otonom tanpa pengemudi.
Mobil tersebut bisa berjalan mengikuti GPS yang telah diatur terlebih dahulu. Sensornya juga dikatakan sudah mumpuni. Walau begitu, Uber juga masih belum percaya dengan teknologinya ini dan tetap ditemani supir untuk mengantisipasi masalah yang timbul.
(wbs)