Indonesia Pindahkan Pasar ke Ponsel

Jum'at, 16 Desember 2016 - 21:02 WIB
Indonesia Pindahkan...
Indonesia Pindahkan Pasar ke Ponsel
A A A
JAKARTA - Berbisnis lewat media daring (online) kini mulai digeluti oleh banyak masyarakat Indonesia. Tak hanya Instagram, bahkan Facebook dan Twitter yang awalnya hanya ajang pertemanan kini telah berubah fungsi menjadi media pemasaran paling laris di Tanah Air.

Meskipun terlihat gampang, namun banyak juga para pebisnis pemula yang mandek di tengah jalan lantaran tak bisa memasarkan produknya lewat media sosial. Betapapun banyaknya media sosial yang kita milliki, namun tanpa strategi hal tersebut tak akan memberikan dampak apapun.

Nukman Luthfie, seorang pengusaha yang telah sukses menggunakan media sosial sebagai lini pemasarannya membagi tips untuk memulai pemasaran di dunia maya. Co-founder PT Agranet Multicitra Siberkom (Agrakom) ini mengungkapkan, dunia pemasaran memang perlahan mulai bergeser dari media konvensional menjadi online.

Hal ini tidak terlepas dari semakin banyaknya masyarakat di Indonesia bahkan di dunia menggunakan telepon selular (ponsel) dengan akses internet. "Sekarang ini penduduk Indonesia yang daya belinya tinggi hampir pasti punya ponsel. Nggak ada juga di ponsel pintarnya yang nggak punya whatsapp atau facebook. Artinya pasarmu ada di HP. Dan itu jumlahnya lebih dari 100 juta orang," katanya dalam acara Alfamidi Womenpreneur 2016 di Ice Palace Lotte Shopping Aveneu, Jakarta, Jumat (16/12/2016).

Untuk sukses memasarkan produk lewat online, kata dia, kita perlu memahami terlebih dahulu bahwa pemasaran lewat online ada beberapa tipe yaitu lewat market place seperti Lazada, Tokopedia, dan Dinomarket, kemudian pemasaran lewat toko online (website), lewat forum online seperti Kaskus, dan pemasaran lewat media sosial.

"Wilayah ini harus tau betul keunggulan dan kelemahannya. Kalau mau laku kuasai empat hal ini. ‎Incomenya sama-sama mengerikan," imbuh dia.

Namun, kata mantan jurnalis ini, pemasaran lewat media sosial paling mudah dan murah untuk pemula. Karena, jika membuat marketplace maka kita harus bersaing dengan mereka yang telah memiliki nama, seperti Lazada Cs.

Instagram misalnya, saat ini aktifitas terbesar masyarakat di jejaring sosial jenis tersebut adalah mencari online shop. Selain mengunggah foto produk di akun instagram milik kita sendiri, cara lainnya adalah dengan membuat orang lain khususnya yang memiliki pengikut (followers) banyak untuk turut serta mengunggah dan mempromosikan produk kita.

Kegiatan tersebut dikenal dengan istilah endorse. Bahkan saat ini, selebritas di Tanah Air banyak yang meng-endorse produk-produk tertentu. "Misalnya dia makan, terus posting foto produk kita. Itu ngefek banget (ke penjualan). di Facebook juga begitu," tuturnya.

Selain itu, Nukman memberikan catatan, memasarkan produk lewat media sosial juga tidak boleh asal diunggah. Selain hasil jepretan juga harus menarik, jumlah dan latarbelakang followers kita juga menjadi penentu para calon konsumen melirik produk kita.

"Kalau punya akun, jangan sampe followers nggak ada. Jangan sampai postingan kita nggak pernah dikomen orang. Selain itu, kita punya medsos, jumlah follower penting tapi yang penting juga siapa yang follow. Karena akan menimbulkan coverage yang besar," tandasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0745 seconds (0.1#10.140)