Awas! Smartphone Anda Jadi Target Hacker
A
A
A
Berselancar di dunia maya atau unduh aplikasi adalah hal yang mudah. Namun bila tak waspada, ada ancaman yang datang menyusup untuk mencari data informasi pribadi tanpa diketahui penggunanya.
Tercurinya data pribadi lewat unduhan aplikasi dan media sosial sekarang ini menjadi risiko dari penguna internet. Seperti diungkap check Point Softwrae Ltd., pihaknya telah menemukan malware jenis baru untuk ponsel Android yang telah menginfeksi lebih dari satu juta akun milik Google. Malware ini diklaim mampu mengakses data sensitif pengguna dan mengambil alamat email “Saat ini hacker cenderung menargetkan smartphone,” tutur Michael Shaulov, head of mobile products Check Point.
Pernyataan Shaulov dibenarkan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan. Pria yang akrab disapa Sammy ini mengatakan, sebagian besar masyarakat modern saat ini masih kurang sadar jika media sosial yang digunakannya sehari-hari bisa dimanfaatkan peretas atau hacker.
“Tidak ada yang namanya privasi di internet. Somehow somewhere somebody is collecting our data. Internet kan wilayah publik di mana kita bisa terekspos atau justru (secara sadar) mengekspos diri sendiri. Data-data pribadi ini kan kadang kita berikan sebagai permintaan dari aplikasinya,” terang Sammy.
Demi mengantisipasi celah tersebut, Sammy mengungkapkan, pemerintah tengah merancang peraturan yang akan melindungi data pengguna internet di Indonesia. Saat ini, rancangan peraturan tersebut tengah disinkronisasi dengan regulasi yang sudah ada di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkumham).
Ingin tahu selengkapknya baca Majalah SINDO Weekly No.41, Tahun V, 2016 yang terbit mulai Senin (12/12/2016).
Tercurinya data pribadi lewat unduhan aplikasi dan media sosial sekarang ini menjadi risiko dari penguna internet. Seperti diungkap check Point Softwrae Ltd., pihaknya telah menemukan malware jenis baru untuk ponsel Android yang telah menginfeksi lebih dari satu juta akun milik Google. Malware ini diklaim mampu mengakses data sensitif pengguna dan mengambil alamat email “Saat ini hacker cenderung menargetkan smartphone,” tutur Michael Shaulov, head of mobile products Check Point.
Pernyataan Shaulov dibenarkan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan. Pria yang akrab disapa Sammy ini mengatakan, sebagian besar masyarakat modern saat ini masih kurang sadar jika media sosial yang digunakannya sehari-hari bisa dimanfaatkan peretas atau hacker.
“Tidak ada yang namanya privasi di internet. Somehow somewhere somebody is collecting our data. Internet kan wilayah publik di mana kita bisa terekspos atau justru (secara sadar) mengekspos diri sendiri. Data-data pribadi ini kan kadang kita berikan sebagai permintaan dari aplikasinya,” terang Sammy.
Demi mengantisipasi celah tersebut, Sammy mengungkapkan, pemerintah tengah merancang peraturan yang akan melindungi data pengguna internet di Indonesia. Saat ini, rancangan peraturan tersebut tengah disinkronisasi dengan regulasi yang sudah ada di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkumham).
Ingin tahu selengkapknya baca Majalah SINDO Weekly No.41, Tahun V, 2016 yang terbit mulai Senin (12/12/2016).
(bbk)