Insinyur Singapura Kembangkan Kumbang Cyborg

Sabtu, 03 Desember 2016 - 19:29 WIB
Insinyur Singapura Kembangkan...
Insinyur Singapura Kembangkan Kumbang Cyborg
A A A
SINGAPURA - Cyborg, singkatan dari Cybernetic Organism (Organisme Sibernetik). Istilah ini diciptakan oleh Manfred Clynes pada 1960 guna menggambarkan kebutuhan manusia untuk meningkatkan fungsi biologis artifisial dalam bertahan hidup pada ruang lingkup dari lingkungan yang tak bersahabat.

Kini, setelah bertahun-tahun lamanya, istilah cyborg memperoleh arti yang lebih umum untuk menggambarkan ketergantungan manusia pada teknologi. Dalam pengertian ini, istilah cyborg dapat digunakan untuk mengkarakterisasi siapa saja yang bergantung pada perangkat teknologi, bahkan komputer untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari sekalipun.

Namun, sebagian orang meyakini bahwa cyborg adalah sesuatu yang setengah manusia dan setengah mesin. Misalnya Terminator, sebuah robot yang tercakup dalam jaringan manusia. Terminator bukanlah cyborg sesungguhan, tetapi sekedar sebuah fiksi. Sampai saat ini, orang masih membedakan cyborg menjadi dua macam, yaitu cyborg fiksi dan cyborg non-fiksi.

Apakah pada masa mendatang cyborg fiksi akan menjadi cyborg non-fiksi, tampaknya tanda-tanda itu semakin jelas hadir bersamaan dengan hadirnya kecanggihan teknologi.

Melihat perkembangan teknologi dan sains memang sangat pesat belakangan ini. Bahkan beberapa tahun lalu, para peneliti berhasil membuat kecoa dapat dikendalikan sampai batas tertentu untuk bergerak sepanjang jalan yang diinginkan.

Namun kini ada teknologi yang lebih maju di Singapura, dimana insinyur dari Nanyang Technological University mengembangkan teknologi serupa pada kumbang Cyborg. Pada dasarnya konsep ini kira-kira sama, dimana akan ada perangkat yang melekat pada kumbang sehingga dapat mengendalikan mereka dari jarak jauh.

Seperti dilansir dari Motherboard, perangkat yang dimaksud adalah kabel untuk serangga dan kemudian dapat digunakan untuk mengontrol cara berjalan mereka, kecepatan, arah terbang, dan bentuk gerakan lainnya. Pada dasarnya ini merupakan serangga yang tidak memiliki kontrol atas tubuh mereka selama hidup.

Namun tampaknya bahwa energi yang diperlukan untuk kumbang bergerak masih berasal dari makanan mereka, yang berarti bahwa jika serangga kelaparan, mereka tidak bisa dipaksa untuk bergerak dengan perangkat.

Ide di balik pengembangan pengendalian kumbang Cyborg ini adalah bahwa sensor panas dapat ditempatkan pada mereka dan mengirim mereka ke lokasi tersembunyi, di mana buronan atau penjahat bisa bersembunyi.

Ini terlihat seperti robot atau drone dalam versi nyata atau hidup. Adapun implikasi etis, para peneliti mengklaim bahwa konfigurasi ini tidak berbahaya bagi serangga dan bahwa tidak ada kumbang meninggal setelah stimulasi otot mereka. Selain itu, umur kumbang ini dikatakan 3-6 bulan, dan bahwa mereka masih bisa hidup selama itu terlepas dari campur tangan para peneliti.
(dol)
Berita Terkait
Berebut Superpower Sains
Berebut Superpower Sains
Jokowi Akui Infrastruktur...
Jokowi Akui Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan Buat Daya Saing Indonesia Lemah
Jaring Talenta Bidang...
Jaring Talenta Bidang Sains, Kemendikbud Gelar Kompetisi Sains Nasional 2020
Sains yang Nirmakna
Sains yang Nirmakna
Sains, Wabah dan Agama
Sains, Wabah dan Agama
Sains, Corona, dan Agama
Sains, Corona, dan Agama
Berita Terkini
Apple Kembangkan Chip...
Apple Kembangkan Chip untuk Kacamata Pintar
5 jam yang lalu
Kenapa Tidak Ada yang...
Kenapa Tidak Ada yang Berani Bongkar Makam Kaisar China Pertama? Ini Jawabannya
7 jam yang lalu
Uji Kekuatan Smartphone,...
Uji Kekuatan Smartphone, Samsung Ciptakan Robot Pantat
10 jam yang lalu
Bill Gates Berencana...
Bill Gates Berencana Sumbangkan Separuh Harta Kekayaanya
11 jam yang lalu
Beredar, ASUS Vivobook...
Beredar, ASUS Vivobook S14 Laptop AI Terbaik 2025
11 jam yang lalu
Dugaan Korupsi Besar...
Dugaan Korupsi Besar Melibatkan Microsoft Terkuak, Begini Modusnya
13 jam yang lalu
Infografis
Pakistan Kembangkan...
Pakistan Kembangkan Rudal Canggih Jadi Ancaman bagi AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved