Developer Game Lokal Perlu Strategi Saingi Aplikasi Asing
A
A
A
JAKARTA - Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Sungkari mengemukakan, developer game lokal hanya memiliki andil sebesar 1,2% dari market share Indonesia yang mencapai Rp4,1 triliun pada 2015. Sebab itu, diperlukan strategi tepat agar bisa bersaing dengan aplikasi asing.
“Jadi memang kita harus cari game-game yang disukai oleh orang Indonesia. Sangat localize gitu. Jadi jangan coba bertarung untuk membuat Counter Strike (game tembak menembak, red) yang baru,” ujarnya, dalam keterangan tertulis kepada SINDOnews.
Co-Founder Dicoding Indonesia, Narendra Wicaksono menilai pemerintah perlu menerbitkan regulasi yang memihak developer lokal. Salah satunya bagaimana mendapatkan jalur distribusi yang maksimal. Di mana saat ini jalur distribusi tersebut masih dikuasai asing, seperti PlayStore.
“Di industri film ada regulasi. Kalau film Indonesia itu harus berapa persen dari total layar. Iya kan? Harus ada film Indonesia, jangan semuanya film Hollywood. Di industri ini belum diatur,” tuturnya.
Kalaupun ada, lanjut dia, regulasi tersebut dinilai sangat memberatkan seperti aplikasi yang mengharuskan memiliki 1 juta active user untuk bisa dihitung sebagai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
“Jadi memang kita harus cari game-game yang disukai oleh orang Indonesia. Sangat localize gitu. Jadi jangan coba bertarung untuk membuat Counter Strike (game tembak menembak, red) yang baru,” ujarnya, dalam keterangan tertulis kepada SINDOnews.
Co-Founder Dicoding Indonesia, Narendra Wicaksono menilai pemerintah perlu menerbitkan regulasi yang memihak developer lokal. Salah satunya bagaimana mendapatkan jalur distribusi yang maksimal. Di mana saat ini jalur distribusi tersebut masih dikuasai asing, seperti PlayStore.
“Di industri film ada regulasi. Kalau film Indonesia itu harus berapa persen dari total layar. Iya kan? Harus ada film Indonesia, jangan semuanya film Hollywood. Di industri ini belum diatur,” tuturnya.
Kalaupun ada, lanjut dia, regulasi tersebut dinilai sangat memberatkan seperti aplikasi yang mengharuskan memiliki 1 juta active user untuk bisa dihitung sebagai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
(dmd)