Jokowi Diminta Hati-hati Tunjuk Bos Alibaba
A
A
A
JAKARTA - Pakar Digital Marketing Anthony Leong meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berhati-hati jika menjadikan bos Alibaba, Jack Ma sebagai penasihat e-commerce pemerintah Indonesia. Menurutnya, hal itu dikhawatirkan mengancam kelangsungan ekosistem industri startup lokal.
(Baca: Jack Ma Jadi Penasihat E-Commerce Presiden Jokowi)
Dia menegaskan industri startup Indonesia jangan sampai dikuasai Jack Ma. "Jika mau jadi penasihat boleh saja. Tetapi harus sebatas mengarahkan, bukan menguasai. Jangan sampai jaringan startup China membunuh startup lokal kita," tegas Fungsionaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu seperti dalam rilisnya yang diterima Sindonews di Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Anthony sepakat bila yang dikedepankan adalah pengkolaborasian atau bersinergi satu sama lain, tetapi dengan catatan jangan sampai pengusaha startup di tanah air juga jadi pecundang.
"Sinergi harus dikolaborasikan. Ekspansi diiringi sinergi itu lebih fair. Startup Indonesia tetap harus dipegang kita sendiri. Meski ada nama besar bukan berarti mereka dengan suka hati menguasai perekonomian Indonesia," tutur dia.
Sebab, ada isu yang kian mencuat ke atas bila cenderung bisanya hanya jadi penasihat itu kesannya ada niatan "merampok" uang Indonesia. Jika hal ini terjadi, imbasnya juga akan membuat defisit neraca perdagangan Indonesia.
"Startup lokal juga sama, harus ada daya juang. Bila tidak ya industri kita hanya akan digempur platform startup dari luar. Indonesia banyak startup yang berkompeten. Jangan sampai kinerja selama ini sia-sia kalau ada dominasi dari luar," tutup Anthony.
Baca Juga:
Punya Misi Terselubung, Alasan Jack Ma Terima Tawaran Jokowi
idEA Sambut Positif Penunjukkan Bos Alibaba
(Baca: Jack Ma Jadi Penasihat E-Commerce Presiden Jokowi)
Dia menegaskan industri startup Indonesia jangan sampai dikuasai Jack Ma. "Jika mau jadi penasihat boleh saja. Tetapi harus sebatas mengarahkan, bukan menguasai. Jangan sampai jaringan startup China membunuh startup lokal kita," tegas Fungsionaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu seperti dalam rilisnya yang diterima Sindonews di Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Anthony sepakat bila yang dikedepankan adalah pengkolaborasian atau bersinergi satu sama lain, tetapi dengan catatan jangan sampai pengusaha startup di tanah air juga jadi pecundang.
"Sinergi harus dikolaborasikan. Ekspansi diiringi sinergi itu lebih fair. Startup Indonesia tetap harus dipegang kita sendiri. Meski ada nama besar bukan berarti mereka dengan suka hati menguasai perekonomian Indonesia," tutur dia.
Sebab, ada isu yang kian mencuat ke atas bila cenderung bisanya hanya jadi penasihat itu kesannya ada niatan "merampok" uang Indonesia. Jika hal ini terjadi, imbasnya juga akan membuat defisit neraca perdagangan Indonesia.
"Startup lokal juga sama, harus ada daya juang. Bila tidak ya industri kita hanya akan digempur platform startup dari luar. Indonesia banyak startup yang berkompeten. Jangan sampai kinerja selama ini sia-sia kalau ada dominasi dari luar," tutup Anthony.
Baca Juga:
Punya Misi Terselubung, Alasan Jack Ma Terima Tawaran Jokowi
idEA Sambut Positif Penunjukkan Bos Alibaba
(izz)