Konten Lintas Platform Karya Lokal
A
A
A
JAKARTA - Konten video yang semakin seksi tahun ini berkat koneksi internet 4G membuat beragam pihak berlomba menciptakan konten video yang terbaik dan berkualitas, untuk dinikmati siapa saja dan dimana saja tentunya hanya lewat satu platform dan perangkat.
Berbekal pengalaman di bidang media dan sebagai salah satu integrated media terbersar di Asia Tenggara pihak MNC Group ikut ambil bagian dalam ledakan konten video yang diprediksi oleh berbagai pihak ke depannya di era digital akan semakin besar konsumsinya.
“Kita sudah ketahui bagaimana kualitas koneksi internet terbaru saat ini, 4G LTE, membuat orang jadi semakin sering mengakses konten video tanpa takut loading atau proses buffering-nya lama. Konten video ini kan jumlahnya banyak sekali dan tersebar makanya kita punya diferensiasi yakni semuanya kita hadirkan dalam satu platform,” ungkap Bagus Binatoro, Operation Head MNC Inovation Center.
Platform yang diberi nama MeTube tersebut oleh Bagus, sapaan akrabnya, dikatakan menjadi wadah untuk beragam video, baik user generated content dan tayangan yang diproduksi atau ditayangkan oleh stasiun televisi dibawah MNC Group.
Boleh dibilang bahwa MeTube memang, dan pasti, akan disejejarkan dengan layanan sejenis seperti YouTube namun terlihat bahwa MeTube juga ingin merangkul layanan internet tv atau dimana tayangan yang ada di televisi bisa disaksikan secara on demand, menggantikan teknologi smartphone awal dahulu yang bisa dipergunakan untuk menonton tv dengan antena yang terpasang pada bodinya.
“User generated content sudah tentu kami terima bahkan kami mendorong para pengguna untuk menciptakannya tapi tentu saja ada juga kalangan pengguna yang lebih memilih untuk menjadi penonton, makanya bekerja sama dengan para statisun televisi di MNC Group,” beber Bagus.
Sama halnya dengan jenis kontennya, Bagus menyebutkan bahwa konten lokal atau nasional tetap jadi unggulan dan pembeda dengan layanan lain. Ini juga berkaca dari konsumen atau pengguna di Indonesia yang memang masih banyak yang memilih untuk menikmati konten lokal yang membuat Bagus optimis MeTube lebih cepat diterima oleh masyarakat.
“Karena kontennya lebih lokal, ini pun juga membuat proses filtering jadi lebih mudah dilakukan. Kami mengerti bagaimana selera masyarakat atau pengguna kami, jadi kami bisa seleksi juga mana yang sekiranya layak dan pas untuk tampil di MeTube. Untuk itu kami juga siagakan tim selama 24 jam dalam 7 hari bertugas memantau seluruh konten MeTube,” jelas Bagus tentang maraknya konten negatif yang berhasil muncul di layanan serupa sekelas YouTube.
MeTube telah diperkenalkan lewat soft launching pada bulan Januari lalu oleh Bagus disebutkan bahwa jumlah pengguna dan kontennya terutama user generated content terus meningkat tanpa menyebut secara pasti kira-kira angkanya.
“Separuh lebih konten di MeTube adalah user generated content, nantinya ketika sudah resmi launching kami akan menggelar beragam kompetisi guna mendorong kreativitas pengguna untuk mencipatakan konten di MeTube,” ujar Bagus.
Berbekal pengalaman di bidang media dan sebagai salah satu integrated media terbersar di Asia Tenggara pihak MNC Group ikut ambil bagian dalam ledakan konten video yang diprediksi oleh berbagai pihak ke depannya di era digital akan semakin besar konsumsinya.
“Kita sudah ketahui bagaimana kualitas koneksi internet terbaru saat ini, 4G LTE, membuat orang jadi semakin sering mengakses konten video tanpa takut loading atau proses buffering-nya lama. Konten video ini kan jumlahnya banyak sekali dan tersebar makanya kita punya diferensiasi yakni semuanya kita hadirkan dalam satu platform,” ungkap Bagus Binatoro, Operation Head MNC Inovation Center.
Platform yang diberi nama MeTube tersebut oleh Bagus, sapaan akrabnya, dikatakan menjadi wadah untuk beragam video, baik user generated content dan tayangan yang diproduksi atau ditayangkan oleh stasiun televisi dibawah MNC Group.
Boleh dibilang bahwa MeTube memang, dan pasti, akan disejejarkan dengan layanan sejenis seperti YouTube namun terlihat bahwa MeTube juga ingin merangkul layanan internet tv atau dimana tayangan yang ada di televisi bisa disaksikan secara on demand, menggantikan teknologi smartphone awal dahulu yang bisa dipergunakan untuk menonton tv dengan antena yang terpasang pada bodinya.
“User generated content sudah tentu kami terima bahkan kami mendorong para pengguna untuk menciptakannya tapi tentu saja ada juga kalangan pengguna yang lebih memilih untuk menjadi penonton, makanya bekerja sama dengan para statisun televisi di MNC Group,” beber Bagus.
Sama halnya dengan jenis kontennya, Bagus menyebutkan bahwa konten lokal atau nasional tetap jadi unggulan dan pembeda dengan layanan lain. Ini juga berkaca dari konsumen atau pengguna di Indonesia yang memang masih banyak yang memilih untuk menikmati konten lokal yang membuat Bagus optimis MeTube lebih cepat diterima oleh masyarakat.
“Karena kontennya lebih lokal, ini pun juga membuat proses filtering jadi lebih mudah dilakukan. Kami mengerti bagaimana selera masyarakat atau pengguna kami, jadi kami bisa seleksi juga mana yang sekiranya layak dan pas untuk tampil di MeTube. Untuk itu kami juga siagakan tim selama 24 jam dalam 7 hari bertugas memantau seluruh konten MeTube,” jelas Bagus tentang maraknya konten negatif yang berhasil muncul di layanan serupa sekelas YouTube.
MeTube telah diperkenalkan lewat soft launching pada bulan Januari lalu oleh Bagus disebutkan bahwa jumlah pengguna dan kontennya terutama user generated content terus meningkat tanpa menyebut secara pasti kira-kira angkanya.
“Separuh lebih konten di MeTube adalah user generated content, nantinya ketika sudah resmi launching kami akan menggelar beragam kompetisi guna mendorong kreativitas pengguna untuk mencipatakan konten di MeTube,” ujar Bagus.
(dol)