Ternyata, Smartphone Bisa Lacak Sniper
A
A
A
LOS ANGELES - Sebuah universitas di Amerika Serikat menciptakan sebuah sistem yang digunakan di smartphone untuk melacak keberadaan sniper. Sistem ini diciptakan tim insinyur komputer Vanderbilt University menggunakan Sistem ShotView sejatinya telah lama ada dan bisa digunakan di smartphone atau tablet.
Seperti dilansir Daily, Senin (20/6/2016), Tim Vanderbilt menjelaskan bahwa sebuah modul sensor tersebut akan berfungsi otomatis ketika peluru mulai ditembakkan. Cara kerjanya, sensor akan mengirimkan data ke smartphone android melalui bluetooth dan data tersebut diterima smartphone lainnya yang sudah terkonekasi dengan bluetooth.
Sebenarnya teknologi serupa sudah digunakan oleh pihak keamanan AS di Seattle dengan nama Shot Spotter yang digunakan untuk melacak lokasi inseiden penembakan. Yang membedakan keduanya adalah, sistem yang diciptakan tim Vanderbilt mempunya beberapa versis sistemnya.
Salah satu versinya adalah menggunakan mikrofon setiap modulnya, tapi versi ini membutuhkan banyak smartphone untuk mengaktifkannya. Pihak militer AS sudah melirik teknologi yang diciptakan oleh tim Vanderbilt ini, untuk mendukung operasi militer di lapangan.
Ada delapan aplikasi lain yang tidak kalah canggihnya, seperti program untuk mendeteksi posisi tentara kawan dengan bantuan Global Positioning System (GPS) dan mengirimkan video langsung ke markas.
Amerika telah menggunakan teknologi militer dalam smartphone ketika perang Afghanistan beberapa waktu lalu. Tentara Amerika menggunakan aplikasi bernama BulletFlight yang berguna untuk menghitung pergerakan peluru pada senapan sniper M110. Mereka juga menggunakan Phraselator dan Vcommunicator untuk menerjemahkan bahasa Inggris ke asing dalam bentuk tulisan dan suara.
Seperti dilansir Daily, Senin (20/6/2016), Tim Vanderbilt menjelaskan bahwa sebuah modul sensor tersebut akan berfungsi otomatis ketika peluru mulai ditembakkan. Cara kerjanya, sensor akan mengirimkan data ke smartphone android melalui bluetooth dan data tersebut diterima smartphone lainnya yang sudah terkonekasi dengan bluetooth.
Sebenarnya teknologi serupa sudah digunakan oleh pihak keamanan AS di Seattle dengan nama Shot Spotter yang digunakan untuk melacak lokasi inseiden penembakan. Yang membedakan keduanya adalah, sistem yang diciptakan tim Vanderbilt mempunya beberapa versis sistemnya.
Salah satu versinya adalah menggunakan mikrofon setiap modulnya, tapi versi ini membutuhkan banyak smartphone untuk mengaktifkannya. Pihak militer AS sudah melirik teknologi yang diciptakan oleh tim Vanderbilt ini, untuk mendukung operasi militer di lapangan.
Ada delapan aplikasi lain yang tidak kalah canggihnya, seperti program untuk mendeteksi posisi tentara kawan dengan bantuan Global Positioning System (GPS) dan mengirimkan video langsung ke markas.
Amerika telah menggunakan teknologi militer dalam smartphone ketika perang Afghanistan beberapa waktu lalu. Tentara Amerika menggunakan aplikasi bernama BulletFlight yang berguna untuk menghitung pergerakan peluru pada senapan sniper M110. Mereka juga menggunakan Phraselator dan Vcommunicator untuk menerjemahkan bahasa Inggris ke asing dalam bentuk tulisan dan suara.
(wbs)