Ayo Sensor Aplikasi Tangkal Konten Porno Madein Bogor
A
A
A
BOGOR - Semangat berkarya demi menyelamatkan generasi bangsa agar terhindar dari maraknya pornografi yang dilakukan tiga anak mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) layak diacungi jempol dan mendapat apresiasi.
Pasalnya, Ilham Setyabudi, Yuandri Trisaputra dan Gusti Bimo Marlawanto mahasiwa semester akhir Department Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) berhasil menciptakan aplikasi Integrate Porn Autocensor (IPA) penangkal konten porno (gambar dan teks).
Mereka tertarik mengembangkan aplikasi IPA, dikarenakan merasa prihatin saat ini 90 persen lebih remaja di Indonesia gemar mengunjungi situs porno yang juga sebagai salah satu pemicu maraknya kasus pelecehan/kekerasan seksual di Indonesia.
"Proses pembuatan aplikasi IPA ini diawali dari keikutsertaan dalam ajang Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang digelar Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti). PKM ini sejalan dengan mata kuliah Image Processing dan Information Retrieval," kata Ilham Satyabudi selaku Ketua Tim Pekan Kreatifitas Mahaaiswa (PKM) Ilmu Komputer IPB di Kantor Wali Kota Bogor, Kamis (16/06).
Ia menuturkan aplikasi yang dibuat pada Februari 2016 setelah pada November 2015 proposal pembuatan aplikasi lolos seleksi dan diberikan dana Rp7,5 juta untuk pengembangannya. Saat ini aplikasi IPA sedang dalam masa penilaian Dikti pada lomba PKM yang hasilnya akan diumumkan pada agustus 2016 mendatang.“Pengerjaan dilakukan selama hampir tiga bulan. Walau belum diumumkan tetapi aplikasi ini sudah kami launching pada Minggu, 5 Juni 2016 lalu,” ujarnya.
Ilham yang juga mantan Ketua Umum Badan Kerohanian Islam Mahasiswa (BKIM) IPB menuturkan, aplikasi IPA dapat menyensor gambar porno dan cerita seks/ dewasa. Tingkat akurasi untuk penyensoran gambar porno sebesar 82 persen, sedangkan untuk teks porno sebesar 79 persen. Cara memasang aplikasi ini cukup dengan menginstall aplikasi IPA pada web browser Google Chrome.
“Caranya dengan kunjungi situs kami diayosensor.in dan klik icon Google Chrome. Pada saat IPA sudah terpasang di browser, maka website yang memiliki gambar porno dan teks porno akan otomatis tersensor dengan gambar orang mengaji,” jelas Ilham.
Menurut Ilham, aplikasi ini belum sepenuhnya selesai karena masih ada yang harus disempurnakan lagi terutama di bagian menyensor video porno dan penyensoran website berbasis mobile karena masyarakat lebih sering browsing via smartphone.
Pihaknya mengaku kesulitan dan merasa terhambat aplikasinya dapat dikembangkan dikarenakan infrastruktur atau fasilitas penunjang seperti kebutuhan server dengan spesifikasi yang bagus karena harga sewanya cukup mahal.
"Kalau semua infrastruktur mendukung kami berharap masyarakat dapat mengunduh dan menggunakan aplikasi IPA ini dengan tujuan melindungi orang-orang yang disayanginya dapat terhindar dari bahaya pornografi. Dan dari pemerintah agar aplikasi kami dapat digunakan di semua warnet,” kata Ilham.
IPA difasilitasi 199 kata dan 1.200 citra atau gambar berbau porno. IPA akan menyensor konten pada laman web, teks porno diblok otomatis sementara gambar tidak akan tampil. "Akurasinya sudah mencapai 82 persen untuk gambar, dan 79 persen untuk teks," kata Ilham.
Sementara itu Yuandri menuturkan saat tergabung dalam Tim Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Ilmu Komputer IPB. Kendati aplikasi sudah berjalan, namun perlu beberapa penyempurnaan agar kinerjanya maksimal. "Untuk versi androidnya, baru bisa menggunakan browser mozilla. Kedepan akan kami kembangkan agar jumlah kata dan citranya bisa diperbanyak lagi, sehingga manfaat dari aplikasi ini dapat bena-benar dirasakan masyarakat umum," pungkas Yuandri.(haryudi)
Pasalnya, Ilham Setyabudi, Yuandri Trisaputra dan Gusti Bimo Marlawanto mahasiwa semester akhir Department Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) berhasil menciptakan aplikasi Integrate Porn Autocensor (IPA) penangkal konten porno (gambar dan teks).
Mereka tertarik mengembangkan aplikasi IPA, dikarenakan merasa prihatin saat ini 90 persen lebih remaja di Indonesia gemar mengunjungi situs porno yang juga sebagai salah satu pemicu maraknya kasus pelecehan/kekerasan seksual di Indonesia.
"Proses pembuatan aplikasi IPA ini diawali dari keikutsertaan dalam ajang Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang digelar Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti). PKM ini sejalan dengan mata kuliah Image Processing dan Information Retrieval," kata Ilham Satyabudi selaku Ketua Tim Pekan Kreatifitas Mahaaiswa (PKM) Ilmu Komputer IPB di Kantor Wali Kota Bogor, Kamis (16/06).
Ia menuturkan aplikasi yang dibuat pada Februari 2016 setelah pada November 2015 proposal pembuatan aplikasi lolos seleksi dan diberikan dana Rp7,5 juta untuk pengembangannya. Saat ini aplikasi IPA sedang dalam masa penilaian Dikti pada lomba PKM yang hasilnya akan diumumkan pada agustus 2016 mendatang.“Pengerjaan dilakukan selama hampir tiga bulan. Walau belum diumumkan tetapi aplikasi ini sudah kami launching pada Minggu, 5 Juni 2016 lalu,” ujarnya.
Ilham yang juga mantan Ketua Umum Badan Kerohanian Islam Mahasiswa (BKIM) IPB menuturkan, aplikasi IPA dapat menyensor gambar porno dan cerita seks/ dewasa. Tingkat akurasi untuk penyensoran gambar porno sebesar 82 persen, sedangkan untuk teks porno sebesar 79 persen. Cara memasang aplikasi ini cukup dengan menginstall aplikasi IPA pada web browser Google Chrome.
“Caranya dengan kunjungi situs kami diayosensor.in dan klik icon Google Chrome. Pada saat IPA sudah terpasang di browser, maka website yang memiliki gambar porno dan teks porno akan otomatis tersensor dengan gambar orang mengaji,” jelas Ilham.
Menurut Ilham, aplikasi ini belum sepenuhnya selesai karena masih ada yang harus disempurnakan lagi terutama di bagian menyensor video porno dan penyensoran website berbasis mobile karena masyarakat lebih sering browsing via smartphone.
Pihaknya mengaku kesulitan dan merasa terhambat aplikasinya dapat dikembangkan dikarenakan infrastruktur atau fasilitas penunjang seperti kebutuhan server dengan spesifikasi yang bagus karena harga sewanya cukup mahal.
"Kalau semua infrastruktur mendukung kami berharap masyarakat dapat mengunduh dan menggunakan aplikasi IPA ini dengan tujuan melindungi orang-orang yang disayanginya dapat terhindar dari bahaya pornografi. Dan dari pemerintah agar aplikasi kami dapat digunakan di semua warnet,” kata Ilham.
IPA difasilitasi 199 kata dan 1.200 citra atau gambar berbau porno. IPA akan menyensor konten pada laman web, teks porno diblok otomatis sementara gambar tidak akan tampil. "Akurasinya sudah mencapai 82 persen untuk gambar, dan 79 persen untuk teks," kata Ilham.
Sementara itu Yuandri menuturkan saat tergabung dalam Tim Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Ilmu Komputer IPB. Kendati aplikasi sudah berjalan, namun perlu beberapa penyempurnaan agar kinerjanya maksimal. "Untuk versi androidnya, baru bisa menggunakan browser mozilla. Kedepan akan kami kembangkan agar jumlah kata dan citranya bisa diperbanyak lagi, sehingga manfaat dari aplikasi ini dapat bena-benar dirasakan masyarakat umum," pungkas Yuandri.(haryudi)
(wbs)