Teknologi Pencahayaan Paling Efisien IPV LED Hadir di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - IPV LED Lichttechnik, brand lampu light-emitting diode (LED) kolaborasi teknologi Jerman dan Jepang, mulai gencar menyosialisasikan solusi baru untuk infrastruktur pencahayaan proyek dan bangunan besar di Tanah Air. Produk andalannya diklaim lebih terang, hemat energi (watt rendah) hingga 70%, ramah lingkungan karena bebas merkuri, dan tahan lama hingga 50.000 jam atau dua kali lipat dibanding lampu lainnya.
Dengan beragam keunggulan tersebut, IPV LED yang berbasis di Singapura menjamin biaya penggunaan listrik, instalasi, jumlah titik lampu, dan perawatan yang jauh lebih efisien dan praktis. Terlebih, pabrikan ini berpengalaman dalam membangun sistem pencahayaan LED yang terintegrasi secara nirkabel.
Teknologi IPV LED sudah digunakan pada infrastruktur penerangan fasilitas publik di berbagai negara di Asia dan Eropa seperti untuk bandara, pelabuhan, SPBU, jalan raya dan tol, stadion, pertambangan, industri berat, lampu badai, hingga lampu papan reklame raksasa di berbagai negara.
Sebut saja Thailand (untuk apron, taxiways hingga runway Bandara Don Muang, Suvarnabhumi, Phuket, Hat Yai, Chiang Mai), Singapura (pelabuhan), Malaysia (tol), serta Jepang dan Eropa (stadion olahraga).
Daya pencahayaan yang sebelumnya membutuhkan 400 watt berhasil dipangkas menjadi hanya 110 watt, yang tadinya 1.000 watt menjadi 180 watt, sedangkan daya 250 watt kini menjadi hanya 70 watt dengan sinar yang jauh lebih terang.
Hari ini (Kamis, 19/5) IPV LED mengundang sejumlah kepala daerah, perwakilan BUMN, serta korporasi swasta dalam simposium teknis dan penjajakan kerja sama di Jakarta. Acara ini menghadirkan pendiri IPV LED dan para pakar dari Jerman, Jepang, dan Rusia sebagai pembicara juga mitra serta distributor dari sejumlah negara sebagai partisipan.
“Para undangan akan mendapat pengetahuan teknis paling komprehensif dan berbagai _opsi_ kemungkinan solusi IPV LED mulai dari produk, pemasangan, hingga perawatan. Ini tren baru dalam perkembangan teknologi lampu LED untuk infrastruktur pencahayaan berlanskap besar dengan biaya sangat efisien. Garansinya lima tahun,” ujar Direktur IPV Holdings Pte Ltd Hussein A Alhamid di sela simposium di Hotel Mercure Convention Centre, Ancol.
Saat ini, lanjut Hussein, pihaknya sedang mengerjakan infrastruktur pencahayaan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sejumlah bupati, wali kota, dan gubernur pun sudah mengungkapkan minat mereka untuk bekerjasama karena IPV LED juga menawarkan solusi skema pembayaran didukung salah satu group institusi finansial terbesar di Eropa.
Basis produksi IPV LED kini sudah mencakup sebelas negara. Dengan potensi pasar yang potensial, tidak tertutup kemungkinan IPV LED membuka pabrik di Indonesia.
Kenapa IPV LED bisa demikian efisien? “Teknologi heat management yang digunakan dapat mentransfer panas dari chip LED dalam hitungan detik ratusan kali lipat daripada heatsink lain. IPV menggunakan chip LED dengan sistem COB (chips on board) sehingga maintenance atau upgrade dapat dilakukan seperti kita mengganti SIM Card pada ponsel,” terang Wilson Teng, salah satu pendiri IPV LED dalam presentasinya di hadapan para undangan.
Umumnya LED di pasaran bertipe surface mounted diodes (SMD) yang terbatas dalam segi penyebaran cahaya dan efisiensi perawatan. Kalau ada lampu yang rusak harus diganti unitnya secara keseluruhan. Usianya pun hanya berkisar 1-2 tahun.
Pakar heat transfer technology dari Jerman, Hans Kuntswald, menambahkan, keunggulan utama IPV LED adalah aplikasi outdoor dan bisa dipasang pada ketinggian yang sebelumnya tidak mungkin dicapai oleh lampu LED lain. Penggunaan bahan-bahan dasar berkualitas mendukung performa IPV LED agar dapat mencapai lux dan lumen yang diperlukan di setiap aplikasinya.
Dengan beragam keunggulan tersebut, IPV LED yang berbasis di Singapura menjamin biaya penggunaan listrik, instalasi, jumlah titik lampu, dan perawatan yang jauh lebih efisien dan praktis. Terlebih, pabrikan ini berpengalaman dalam membangun sistem pencahayaan LED yang terintegrasi secara nirkabel.
Teknologi IPV LED sudah digunakan pada infrastruktur penerangan fasilitas publik di berbagai negara di Asia dan Eropa seperti untuk bandara, pelabuhan, SPBU, jalan raya dan tol, stadion, pertambangan, industri berat, lampu badai, hingga lampu papan reklame raksasa di berbagai negara.
Sebut saja Thailand (untuk apron, taxiways hingga runway Bandara Don Muang, Suvarnabhumi, Phuket, Hat Yai, Chiang Mai), Singapura (pelabuhan), Malaysia (tol), serta Jepang dan Eropa (stadion olahraga).
Daya pencahayaan yang sebelumnya membutuhkan 400 watt berhasil dipangkas menjadi hanya 110 watt, yang tadinya 1.000 watt menjadi 180 watt, sedangkan daya 250 watt kini menjadi hanya 70 watt dengan sinar yang jauh lebih terang.
Hari ini (Kamis, 19/5) IPV LED mengundang sejumlah kepala daerah, perwakilan BUMN, serta korporasi swasta dalam simposium teknis dan penjajakan kerja sama di Jakarta. Acara ini menghadirkan pendiri IPV LED dan para pakar dari Jerman, Jepang, dan Rusia sebagai pembicara juga mitra serta distributor dari sejumlah negara sebagai partisipan.
“Para undangan akan mendapat pengetahuan teknis paling komprehensif dan berbagai _opsi_ kemungkinan solusi IPV LED mulai dari produk, pemasangan, hingga perawatan. Ini tren baru dalam perkembangan teknologi lampu LED untuk infrastruktur pencahayaan berlanskap besar dengan biaya sangat efisien. Garansinya lima tahun,” ujar Direktur IPV Holdings Pte Ltd Hussein A Alhamid di sela simposium di Hotel Mercure Convention Centre, Ancol.
Saat ini, lanjut Hussein, pihaknya sedang mengerjakan infrastruktur pencahayaan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sejumlah bupati, wali kota, dan gubernur pun sudah mengungkapkan minat mereka untuk bekerjasama karena IPV LED juga menawarkan solusi skema pembayaran didukung salah satu group institusi finansial terbesar di Eropa.
Basis produksi IPV LED kini sudah mencakup sebelas negara. Dengan potensi pasar yang potensial, tidak tertutup kemungkinan IPV LED membuka pabrik di Indonesia.
Kenapa IPV LED bisa demikian efisien? “Teknologi heat management yang digunakan dapat mentransfer panas dari chip LED dalam hitungan detik ratusan kali lipat daripada heatsink lain. IPV menggunakan chip LED dengan sistem COB (chips on board) sehingga maintenance atau upgrade dapat dilakukan seperti kita mengganti SIM Card pada ponsel,” terang Wilson Teng, salah satu pendiri IPV LED dalam presentasinya di hadapan para undangan.
Umumnya LED di pasaran bertipe surface mounted diodes (SMD) yang terbatas dalam segi penyebaran cahaya dan efisiensi perawatan. Kalau ada lampu yang rusak harus diganti unitnya secara keseluruhan. Usianya pun hanya berkisar 1-2 tahun.
Pakar heat transfer technology dari Jerman, Hans Kuntswald, menambahkan, keunggulan utama IPV LED adalah aplikasi outdoor dan bisa dipasang pada ketinggian yang sebelumnya tidak mungkin dicapai oleh lampu LED lain. Penggunaan bahan-bahan dasar berkualitas mendukung performa IPV LED agar dapat mencapai lux dan lumen yang diperlukan di setiap aplikasinya.
(dol)