Pemenang Startup Sprint Diboyong ke Silicon Valley
A
A
A
JAKARTA - Startup Sprint kini telah sampai pada babak penentuan pemenang, dengan satu tim terbaik akan mendapatkan bukan hanya uang Rp50 juta, melainkan kesempatan mengunjungi Silicon Valley, Amerika Serikat. Mereka akan datang untuk belajar langsung dan bertukar pengalaman dengan para pelaku industri teknologi kelas dunia.
Chief Executive KIBAR, selaku salah satu inisiator Start Surabaya, Yansen Kamto menuturkan, bahwa Startup Sprint dilaksanakan sebagai tahap lanjutan untuk mendorong berkembangnya ekosistem startup teknologi di Surabaya, setelah sebelumnya Start Surabaya berhasil menjalankan coworking space, program mentoring, dan sesi networking sejak Januari 2015.
"Kami ingin mencari anak muda yang punya mimpi menjadikan Startup dari Indonesia sebagai pemain global. Anak muda yang mau menghadirkan solusi bagi masalah dunia, bukan lagi sekedar masalah bangsa dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews.com, Kamis (7/1/2016).
Silicon Valley sendiri merupakan rumah bagi ratusan startup dan perusahaan teknologi global, termasuk Google, Apple dan Facebook yang berlokasi di Bay Area, San Francisco, Amerika Serikat.
Ketiga tim terbaik Startup Sprint adalah Riliv, Masaku, dan Reblood. Mereka telah melalui perjalanan kurang lebih empat bulan, setelah sebelumnya mengalahkan lebih dari 100 tim startup lainnya di babak awal.
Tiga startup ini berangkat dari tiga latar belakang permasalahan berbeda. Pertama, Riliv adalah media sosial yang dirancang khusus untuk orang-orang yang sedang menghadapi masalah psikologis. Mereka dapat menceritakan masalah secara langsung, dengan para mahasiswa psikologi maupun psikolog profesional yang disebut Reliever.
Kedua, Masaku adalah aplikasi food delivery yang menghubungkan ibu rumah tangga atau UKM yang menjual makanan dengan calon pembeli. Terakhir adalah Reblood, sebuah aplikasi yang bertujuan menciptakan kondisi dimana stok darah PMI agar selalu available dengan cara menghubungkan PMI dan pendonor darah.
Yansen mengungkapkan, tujuan ke Silicon Valley adalah untuk belajar dan bertukar pikiran, bukan hanya mencontek dan meniru.
Program Startup Sprint diharapkan dapat menularkan semangat anak muda yang perduli pada permasalahan sosial dan turut andil dalam melakukan perubahan melalui inovasi teknologi, dari Surabaya untuk Indonesia lebih baik.
Chief Executive KIBAR, selaku salah satu inisiator Start Surabaya, Yansen Kamto menuturkan, bahwa Startup Sprint dilaksanakan sebagai tahap lanjutan untuk mendorong berkembangnya ekosistem startup teknologi di Surabaya, setelah sebelumnya Start Surabaya berhasil menjalankan coworking space, program mentoring, dan sesi networking sejak Januari 2015.
"Kami ingin mencari anak muda yang punya mimpi menjadikan Startup dari Indonesia sebagai pemain global. Anak muda yang mau menghadirkan solusi bagi masalah dunia, bukan lagi sekedar masalah bangsa dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews.com, Kamis (7/1/2016).
Silicon Valley sendiri merupakan rumah bagi ratusan startup dan perusahaan teknologi global, termasuk Google, Apple dan Facebook yang berlokasi di Bay Area, San Francisco, Amerika Serikat.
Ketiga tim terbaik Startup Sprint adalah Riliv, Masaku, dan Reblood. Mereka telah melalui perjalanan kurang lebih empat bulan, setelah sebelumnya mengalahkan lebih dari 100 tim startup lainnya di babak awal.
Tiga startup ini berangkat dari tiga latar belakang permasalahan berbeda. Pertama, Riliv adalah media sosial yang dirancang khusus untuk orang-orang yang sedang menghadapi masalah psikologis. Mereka dapat menceritakan masalah secara langsung, dengan para mahasiswa psikologi maupun psikolog profesional yang disebut Reliever.
Kedua, Masaku adalah aplikasi food delivery yang menghubungkan ibu rumah tangga atau UKM yang menjual makanan dengan calon pembeli. Terakhir adalah Reblood, sebuah aplikasi yang bertujuan menciptakan kondisi dimana stok darah PMI agar selalu available dengan cara menghubungkan PMI dan pendonor darah.
Yansen mengungkapkan, tujuan ke Silicon Valley adalah untuk belajar dan bertukar pikiran, bukan hanya mencontek dan meniru.
Program Startup Sprint diharapkan dapat menularkan semangat anak muda yang perduli pada permasalahan sosial dan turut andil dalam melakukan perubahan melalui inovasi teknologi, dari Surabaya untuk Indonesia lebih baik.
(dyt)