Kalangan Industri Ritel Elektronik Keluhkan Daya Beli
A
A
A
SEMARANG - Kalangan pelaku bisnis ritel mengeluhkan masih belum stabilnya nilai rupiah terhadap dollar. Pasalnya, dengan kondisi tersebut, daya beli masyarakat terhadap produk elektronik cenderung terus melemah.
“Bila rupiah semakin anjlok terhadap valuta asing, pasar elektronik akan semakin lesu,” kata praktisi bisnis ritel elektronik yang juga Managing Director Superstore Global Elektronik Semarang, Gouw Andy Siswanto, di Semarang, Selasa (6/10/2015).
Dia mengaku, cukup khawatir jika kondisi nilai tukar rupiah terus melemah. Pasalnya industri elektronik, hingga kini 60-70% komponen elektronik masih tergantung impor.
Oleh karena itu, industri elektronik domestik berencana menyesuaikan harga jual di kuartal IV tahun ini. Terlebih yang impor secara built-up dari prinsipal di luar negeri, harga sudah naik.
Untuk menyiasati daya beli, Manajemen Global Elektronik konsisten menggelar pameran, sekaligus menjaga keeksistensiannya. Terbukti, melalui pameran penjualan mampu tumbuh meski tidak terlalu besar.
”Pada pameran hometech ke 25 ini penjualan mengalami pertumbuhan sebesar 9%, bila dibandingkan pameran sebelumnya,” kata Gouw.
Ketua harian pameran HomeTech 2015, Harwiyono mengaku, selama pameran diberikan penawaran menarik dan program penjualan yang mengguntungkan pelanggan.”Yang istimewa harga dipatok tidak naik, meskipun nilai rupiah terus naik,” tambahnya.
“Bila rupiah semakin anjlok terhadap valuta asing, pasar elektronik akan semakin lesu,” kata praktisi bisnis ritel elektronik yang juga Managing Director Superstore Global Elektronik Semarang, Gouw Andy Siswanto, di Semarang, Selasa (6/10/2015).
Dia mengaku, cukup khawatir jika kondisi nilai tukar rupiah terus melemah. Pasalnya industri elektronik, hingga kini 60-70% komponen elektronik masih tergantung impor.
Oleh karena itu, industri elektronik domestik berencana menyesuaikan harga jual di kuartal IV tahun ini. Terlebih yang impor secara built-up dari prinsipal di luar negeri, harga sudah naik.
Untuk menyiasati daya beli, Manajemen Global Elektronik konsisten menggelar pameran, sekaligus menjaga keeksistensiannya. Terbukti, melalui pameran penjualan mampu tumbuh meski tidak terlalu besar.
”Pada pameran hometech ke 25 ini penjualan mengalami pertumbuhan sebesar 9%, bila dibandingkan pameran sebelumnya,” kata Gouw.
Ketua harian pameran HomeTech 2015, Harwiyono mengaku, selama pameran diberikan penawaran menarik dan program penjualan yang mengguntungkan pelanggan.”Yang istimewa harga dipatok tidak naik, meskipun nilai rupiah terus naik,” tambahnya.
(dyt)