Penelitian: Serangan Malware Meningkat di Zero-day

Jum'at, 21 Agustus 2015 - 09:21 WIB
Penelitian: Serangan...
Penelitian: Serangan Malware Meningkat di Zero-day
A A A
JAKARTA - Check Point Software Technologies Ltd, vendor pengamanan internet melaporkan, pada kuartal ketiga perusahaan mengungkapkan ancaman-ancaman keamanan utama yang telah menyerang organisasi-organisasi di seluruh dunia.

Dalam 2015 Security Report melaporkan, tingkat infiltrasi dan kecanggihan dari ancaman-ancaman tersebut bagi perusahaan. Mobilitas yang tinggi, virtualisasi dan teknologi-teknologi lain telah mengubah cara kita melakukan bisnis.

Salah satu hal penting yang terlupakan adalah implikasi keamanan yang timbul karena kurangnya antisipasi keamanan yang tepat. Serangan malware tak dikenal dan dikenal meningkat secara eksponensial.

“Penjahat cyber zaman sekarang sudah sangat canggih dan kejam. Mereka menyasar kelemahan jaringan, mendekati lapisan keamanan seolah undangan terbuka untuk menyusup ke dalam," kata President Check Point Software Technologies, Amnon Bar-Lev.

Dia menambahkan, untuk melindungi dri dari serangan, ahli dan organisasi keamanan harus mengetahui sifat dari serangan yang terakhir dan bagaimana jaringan dapat diserang.

Tahun 2014 menjadi saksi peningkatan serangan malware dengan tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Menurut laporan tahun ini, sebanyak 106 serangan dari malware yang tak dikenal menyerang organisasi setiap jamnya.

Jumlah tersebut merupakan peningkatan sebanyak 48 kali dari 2.2 per jam yang dilaporkan pada 2013. Ancaman yang lebih serius datang dari zero-day malware, yang secara efektif dibuat dari nol untuk memperkuat dan mempercepat penyebaran malware. Sebesar 83% dari organisasi telah terinfeksi bot pada 2014, serangan yang memungkinkan komunikasi konstan dan berbagi data antara bot dengan server command dan server control.

Perangkat-perangkat mobile merupakan titik-titik lemah dalam rantai keamanan, karena mereka menyediakan akses langsung yang lebih mudah ke aset-aset organisasional dibandingkan titik-titik intrusi lainnya.

Penelitian yang dilakukan Check Point mengungkapkan, bahwa pada sebuah organisasi dengan lebih dari 2.000 perangkat yang terhubung pada jaringannya. Sedikitnya ada 50% peluang tidak kurang dari 6 perangkat mobile di jaringan perusahaan tersebut telah terinfeksi atau tengah dibidik.

Sebesar 72% perusahaan penyedia layanan TI yang disurvey sepakat bahwa tantangan utama yang mereka hadapi dalam keamanan mobile adalah mengamankan informasi korporasi. Sementara 67% melihat bahwa tantangan kedua terbesar mereka adalah mengelola perangkat pribadi yang menyimpan baik data perusahaan maupun data pribadi.

"Hanya dengan mempersenjatai diri lalu dikombinasi dengan pengetahuan dan solusi keaman yang kuat, organisasi dapat benar-benar melindungi diri dari ancaman yang terus berkembang tersebut," pungkas Amnon.
(dyt)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1023 seconds (0.1#10.140)