Atasi Masalah di Jayapura, Telkom Siapkan Back Up Satelit
A
A
A
JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) telah menyiapkan back up satelit untuk mengatasi gangguan sistem komunikasi kabel laut di Biak-Jayapura.
Menyusul informasi dari BMKG terkait gempa bumi berkekuatan 5,2 SR pada 26 Juli 2015 jam 01.20 WIB pada jarak 89 km dari Sarmi, saat ini dilaporkan terjadi gangguan pada Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) tepatnya pada link Biak–Jayapura.
"Hal ini menyebabkan gangguan telekomunikasi di Jayapura dan sekitarnya," kata Vice President Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (29/7/2015).
Titik gangguan SKKL dengan indikasi putusnya kabel (cable cut) terjadi di jalur Biak-Jayapura pada jarak 367 km dari Telkom Landing Station (TLS) Jayapura di kedalaman sekitar 2.611 meter. Kabel yang terganggu adalah tipe Light Weight Shielded (LWS) yaitu salah satu kabel yang biasa digunakan di laut dengan kedalaman lebih dari 500 meter.
Sebagai upaya menjaga agar kualitas layanan tetap berjalan optimal pasca terjadinya gangguan, Telkom telah menambah kapasitas bandwidth satelit menjadi 950 Mb mencakup kapasitas bandwidth Telkom Jayapura sebesar 270 Mb dan Telkomsel Jayapura sebesar 680 Mb.
"Kami memohon maaf atas gangguan yang terjadi dan telah mengalihkan traffic ke satelit serta berupaya untuk mempercepatrecoverygangguan SKKL jalur Biak – Jayapura tersebut," ungkap Arif Prabowo.
Sebagai tindak lanjut penanggulangan gangguan, Telkom telah melakukan koordinasi dengan NEC Japan selaku mitra pembangunan kabel laut, untuk menyelidiki dan mengidentifikasi gangguan yang terjadi.
Selanjutnya Telkom melakukan penjajakan alternatifcableshippotensial yang tercepat dan terdekat. Ditargetkan proses perbaikan SKKL ini dapat diselesaikan dalam jangka waktu 2–3 bulan.
Menyusul informasi dari BMKG terkait gempa bumi berkekuatan 5,2 SR pada 26 Juli 2015 jam 01.20 WIB pada jarak 89 km dari Sarmi, saat ini dilaporkan terjadi gangguan pada Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) tepatnya pada link Biak–Jayapura.
"Hal ini menyebabkan gangguan telekomunikasi di Jayapura dan sekitarnya," kata Vice President Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (29/7/2015).
Titik gangguan SKKL dengan indikasi putusnya kabel (cable cut) terjadi di jalur Biak-Jayapura pada jarak 367 km dari Telkom Landing Station (TLS) Jayapura di kedalaman sekitar 2.611 meter. Kabel yang terganggu adalah tipe Light Weight Shielded (LWS) yaitu salah satu kabel yang biasa digunakan di laut dengan kedalaman lebih dari 500 meter.
Sebagai upaya menjaga agar kualitas layanan tetap berjalan optimal pasca terjadinya gangguan, Telkom telah menambah kapasitas bandwidth satelit menjadi 950 Mb mencakup kapasitas bandwidth Telkom Jayapura sebesar 270 Mb dan Telkomsel Jayapura sebesar 680 Mb.
"Kami memohon maaf atas gangguan yang terjadi dan telah mengalihkan traffic ke satelit serta berupaya untuk mempercepatrecoverygangguan SKKL jalur Biak – Jayapura tersebut," ungkap Arif Prabowo.
Sebagai tindak lanjut penanggulangan gangguan, Telkom telah melakukan koordinasi dengan NEC Japan selaku mitra pembangunan kabel laut, untuk menyelidiki dan mengidentifikasi gangguan yang terjadi.
Selanjutnya Telkom melakukan penjajakan alternatifcableshippotensial yang tercepat dan terdekat. Ditargetkan proses perbaikan SKKL ini dapat diselesaikan dalam jangka waktu 2–3 bulan.
(dyt)