Trend Micro Ungkap Ancaman Keamanan Lama Bangkit

Kamis, 18 Juni 2015 - 12:45 WIB
Trend Micro Ungkap Ancaman...
Trend Micro Ungkap Ancaman Keamanan Lama Bangkit
A A A
JAKARTA - Kuartal pertama 2015, Trend Micro Incorporated’s mencatat bangkitnya kembali beragam vulnerabilities model lama. Diantaranya adalah malvertising, eksplotasi vulnerability zero-day, “old-school” macro malware dan FREAK vulnerability yang usianya sudah menginjak lebih dari satu dekade.

Dalam sebuah laporan bertajuk “Bad Ads and Zero-Days: Reemerging Threats Challenge Trust in Supply Chains and Best Practices”, disampaikan mengenai maraknya kemunculan berbagai variasi ancaman kemanan model lama dan baru mendominasi peta keamanan cyber di kuartal pertama 2015.

Dari perspektif industri, ditemukan pula adanya geliat aktivitas yang mengancam keamanan industri kesehatan dan sistem point-of-sale (PoS). Dari pantauan di seluruh aktivitas keamanan selama tiga bulan pertama di 2015, laporan temuan Trend Micro menunjukkan kemungkinan kendornya kewaspadaan para profesional di bidang keamanan.

“Tahun ini diprediksi akan diwarnai catatan-catatan tentang meningkatnya serangan-serangan, ditilik dari sisi volume, kecerdikan, serta kecanggihan serangan. Seluruh lapisan, baik kalangan individu maupun bisnis dituntut untuk selalu proaktif dalam menerapkan upaya perlindungan terhadap ancaman-ancaman keamanan yang bakal hadir,” ungkap Country Manager, Trend Micro Indonesia, Andreas Kagawa.

Dia menerangkan, bangkitnya vulnerabilities lama bisa menjadi bukti, bahwa para penjahat cyber mulai mengincar kendornya kewaspadaan mereka dalam menerapkan keamanan dan perlindungan. Untuk itu, kalangan bisnis perlu menyadari sepenuhnya bahwa pembobolan keamanan itu nyata dan tidak bisa dipungkiri kehadirannya.

"Mereka perlu membenahi strategi dalam penerapan keamanan, dan menerjemahkan setiap temuan fakta yang kami sampaikan ini, sebagai pelecut untuk segera beralih menerapkan pendekatan keamanan cyber, dari reaktif menjadi proaktif,” ungkap Andreas.

Pada kuartal pertama 2015 tercatat pula, bahwa telah terjadi peningkatan serangan cyber secara signifikan. Menyasar industri kesehatan, selain tentunya serangan-serangan yang menarget iOS dan sistem point-of-sale (PoS).

Ditengarai berbagai eksploitasi yang melanda di beragam area tersebut telah mengemuka dalam beberapa tahun belakangan. Sehingga para peneliti yakin bahwa peningkatan eksploitasi di kuartal pertama tahun ini terjadi akibat kurangnya kesiapan dan kewaspadaan dalam menerapkan perlindungan kemanan.

"Hal tersebut tentu menuntut dilakukannya peninjauan kembali dan penerapan sistem keamanan yang lebih ketat dan lebih menyeluruh lagi," pungkasnya.
(dyt)
Berita Terkait
Antisipasi Hoaks dengan...
Antisipasi Hoaks dengan Memeriksa Fakta dan Berita di Internet
Berbekal eSIM Traveling...
Berbekal eSIM Traveling 5G, Liburan di Luar Negeri Makin Mudah Akses Internet
Menjaga Stabilitas Jaringan...
Menjaga Stabilitas Jaringan lewat Netmonk Internet Quality 
Serba 99 Ribu Ditambah...
Serba 99 Ribu Ditambah Cashback, Promo Kuota Internet Siap Diserbu di Aplikasi MotionPay!
Pemda Dinilai Bikin...
Pemda Dinilai Bikin Mahal Biaya Akses Internet di Indonesia
Apjatel Ungkap Penyebab...
Apjatel Ungkap Penyebab Tingginya Biaya Akses Internet di Daerah
Berita Terkini
Desain 4 Model iPhone...
Desain 4 Model iPhone 17 Bocor, Begini Bentuknya
2 jam yang lalu
Thailand Uji Coba Teknologi...
Thailand Uji Coba Teknologi Peringatan Bencana lewat Smartphone
7 jam yang lalu
Hasil Riset Ungkap Tumbuhan...
Hasil Riset Ungkap Tumbuhan Bisa Menjerit saat Tersakiti
8 jam yang lalu
Dunia Gonjang-Ganjing,...
Dunia Gonjang-Ganjing, Kripto Kok Santai? Intip Rahasia Bitcoin Jadi Benteng Investasi di Tengah Krisis!
10 jam yang lalu
Fokus Masa Depan, LG...
Fokus Masa Depan, LG Bangun Jalinan Konektivitas dengan Mahasiswa
11 jam yang lalu
Kacamata Ray-Ban Dilengkapi...
Kacamata Ray-Ban Dilengkapi Teknologi Penerjemah Bahasa dan Mengirim Pesan
19 jam yang lalu
Infografis
Inggris Saat Ini Menghadapi...
Inggris Saat Ini Menghadapi Ancaman 800 Rudal Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved