Trend Micro Ungkap Ancaman Keamanan Lama Bangkit
A
A
A
JAKARTA - Kuartal pertama 2015, Trend Micro Incorporated’s mencatat bangkitnya kembali beragam vulnerabilities model lama. Diantaranya adalah malvertising, eksplotasi vulnerability zero-day, “old-school” macro malware dan FREAK vulnerability yang usianya sudah menginjak lebih dari satu dekade.
Dalam sebuah laporan bertajuk “Bad Ads and Zero-Days: Reemerging Threats Challenge Trust in Supply Chains and Best Practices”, disampaikan mengenai maraknya kemunculan berbagai variasi ancaman kemanan model lama dan baru mendominasi peta keamanan cyber di kuartal pertama 2015.
Dari perspektif industri, ditemukan pula adanya geliat aktivitas yang mengancam keamanan industri kesehatan dan sistem point-of-sale (PoS). Dari pantauan di seluruh aktivitas keamanan selama tiga bulan pertama di 2015, laporan temuan Trend Micro menunjukkan kemungkinan kendornya kewaspadaan para profesional di bidang keamanan.
“Tahun ini diprediksi akan diwarnai catatan-catatan tentang meningkatnya serangan-serangan, ditilik dari sisi volume, kecerdikan, serta kecanggihan serangan. Seluruh lapisan, baik kalangan individu maupun bisnis dituntut untuk selalu proaktif dalam menerapkan upaya perlindungan terhadap ancaman-ancaman keamanan yang bakal hadir,” ungkap Country Manager, Trend Micro Indonesia, Andreas Kagawa.
Dia menerangkan, bangkitnya vulnerabilities lama bisa menjadi bukti, bahwa para penjahat cyber mulai mengincar kendornya kewaspadaan mereka dalam menerapkan keamanan dan perlindungan. Untuk itu, kalangan bisnis perlu menyadari sepenuhnya bahwa pembobolan keamanan itu nyata dan tidak bisa dipungkiri kehadirannya.
"Mereka perlu membenahi strategi dalam penerapan keamanan, dan menerjemahkan setiap temuan fakta yang kami sampaikan ini, sebagai pelecut untuk segera beralih menerapkan pendekatan keamanan cyber, dari reaktif menjadi proaktif,” ungkap Andreas.
Pada kuartal pertama 2015 tercatat pula, bahwa telah terjadi peningkatan serangan cyber secara signifikan. Menyasar industri kesehatan, selain tentunya serangan-serangan yang menarget iOS dan sistem point-of-sale (PoS).
Ditengarai berbagai eksploitasi yang melanda di beragam area tersebut telah mengemuka dalam beberapa tahun belakangan. Sehingga para peneliti yakin bahwa peningkatan eksploitasi di kuartal pertama tahun ini terjadi akibat kurangnya kesiapan dan kewaspadaan dalam menerapkan perlindungan kemanan.
"Hal tersebut tentu menuntut dilakukannya peninjauan kembali dan penerapan sistem keamanan yang lebih ketat dan lebih menyeluruh lagi," pungkasnya.
Dalam sebuah laporan bertajuk “Bad Ads and Zero-Days: Reemerging Threats Challenge Trust in Supply Chains and Best Practices”, disampaikan mengenai maraknya kemunculan berbagai variasi ancaman kemanan model lama dan baru mendominasi peta keamanan cyber di kuartal pertama 2015.
Dari perspektif industri, ditemukan pula adanya geliat aktivitas yang mengancam keamanan industri kesehatan dan sistem point-of-sale (PoS). Dari pantauan di seluruh aktivitas keamanan selama tiga bulan pertama di 2015, laporan temuan Trend Micro menunjukkan kemungkinan kendornya kewaspadaan para profesional di bidang keamanan.
“Tahun ini diprediksi akan diwarnai catatan-catatan tentang meningkatnya serangan-serangan, ditilik dari sisi volume, kecerdikan, serta kecanggihan serangan. Seluruh lapisan, baik kalangan individu maupun bisnis dituntut untuk selalu proaktif dalam menerapkan upaya perlindungan terhadap ancaman-ancaman keamanan yang bakal hadir,” ungkap Country Manager, Trend Micro Indonesia, Andreas Kagawa.
Dia menerangkan, bangkitnya vulnerabilities lama bisa menjadi bukti, bahwa para penjahat cyber mulai mengincar kendornya kewaspadaan mereka dalam menerapkan keamanan dan perlindungan. Untuk itu, kalangan bisnis perlu menyadari sepenuhnya bahwa pembobolan keamanan itu nyata dan tidak bisa dipungkiri kehadirannya.
"Mereka perlu membenahi strategi dalam penerapan keamanan, dan menerjemahkan setiap temuan fakta yang kami sampaikan ini, sebagai pelecut untuk segera beralih menerapkan pendekatan keamanan cyber, dari reaktif menjadi proaktif,” ungkap Andreas.
Pada kuartal pertama 2015 tercatat pula, bahwa telah terjadi peningkatan serangan cyber secara signifikan. Menyasar industri kesehatan, selain tentunya serangan-serangan yang menarget iOS dan sistem point-of-sale (PoS).
Ditengarai berbagai eksploitasi yang melanda di beragam area tersebut telah mengemuka dalam beberapa tahun belakangan. Sehingga para peneliti yakin bahwa peningkatan eksploitasi di kuartal pertama tahun ini terjadi akibat kurangnya kesiapan dan kewaspadaan dalam menerapkan perlindungan kemanan.
"Hal tersebut tentu menuntut dilakukannya peninjauan kembali dan penerapan sistem keamanan yang lebih ketat dan lebih menyeluruh lagi," pungkasnya.
(dyt)