Metaverse Bisa Bikin Mark Zuckerberg Terjungkal

Selasa, 18 Oktober 2022 - 08:00 WIB
loading...
Metaverse Bisa Bikin Mark Zuckerberg Terjungkal
Mark Zuckerberg masih terus mengembangkan ekosistem metaverse meski kurang berhasil mendapatkan banyak peminat. Foto/IST
A A A
JAKARTA - Oktober 2021, semua orang masih ingat saat Mark Zuckerberg membuat pernyataan yang mengagetkan. Pria kelahiran 14 Mei 1984 itu tampak sumringah saat menyebut dirinya mengganti nama perusahaan Facebook jadi Meta.

Saat itu Mark Zuckerberg bahkan memaparkan visi yang bikin orang benar-benar pusing kepala karena tidak memikirkan sebelumnya. Dia menggambarkan sebuah dunia dimana miliaran orang akan hidup di dunia digital selama berjam-jam. Di dunia virtual itu semuanya bekerja, bersosialisasi, hingga bermain game.

“Facebook akan jadi yang terdepan dalam mewujudkannya dan semua orang akan mengenal kita sebagai perusahaan metaverse ,” ucap Mark Zuckerberg waktu itu.

Nyatanya Facebook memang jadi yang terdepan dalam membakar uang guna mewujudkan mimpi Mark Zuckerberg. Uang jutaan dollar dihabiskan dan ratusan tenaga kerja dikerahkan agar mimpi Mark Zuckerberg jadi nyata.

Hanya saja setahun sesudahnya semuanya justru seakan menampar balik pipi salah satu orang terkaya di dunia itu. Metaverse sama sekali tidak pernah menjadi dunia baru yang bisa bikin semua orang pindah dari dunia nyata.

Horizon Worlds, game virtual realitas bikinan mereka sama sekali tidak bisa diandalkan dan kurang popular. Tempat ngumpul online berbasis virtual realitas itu benar-benar kesulitan menjaring pengguna baru.

Baca juga : Baterai Mobil Listrik dari Rumput Laut Bisa Jadi Jawaban Masalah Ketersediaan Lithium


Metaverse Bisa Bikin Mark Zuckerberg Terjungkal


Menurut dokumen internal yang diperoleh Wall Street Journal, Horizon Worlds saat ini hanya memiliki 200.000 pengguna aktif bulanan, turun dari 300.000 pengguna pada bulan Februari lalu.

Derita seakan tidak berakhir buat Mark Zuckerberg. Disebutkan New York Times di sisi internal, Metaverse justru mendapatkan perlawanan. Beberapa karyawan Meta bahkan mengeluh tentang perubahan strategi yang sering terjadi yang tampaknya terkait dengan keinginan Zuckerberg.

Para eksekutif Meta bahkan berselisih tentang strategi metaverse. “Seorang pemimpin senior mengeluh bahwa jumlah uang yang telah dihabiskan untuk proyek-proyek yang belum terbukti membuatnya kesal,” tulis New York Times.

Di tengah krisis itu, Mark Zuckerberg justru terus berupaya agar layar menuju dunia virtual tetap terkembang. Baru-baru ini dia merilis headset virtual realitas terbaru, Meta Quest Pro. Headset yang akan mulai didistribusikan pada 25 Oktober 2022 nanti itu dibuat bekerja sama dengan Microsoft.

Di acara peluncuran Mark Zuckerberg tidak pernah kehilangan keyakinan akan metaverse. Hadirnya Meta Quest Pro justru jadi bukti nyata hadirnya perpaduan dunia fisik dan digital guna memunculkan kegunaan baru untuk komputasi.



Metaverse Bisa Bikin Mark Zuckerberg Terjungkal


"Anda akan melihat kategori yang sama sekali baru dari hal-hal yang dibangun," kata Mark Zuckerberg.

Harapan yang dibangun Mark Zuckerberg memang tidak boleh padam. Pasalnya ini merupakan jalan satu-satunya yang bisa membuat Meta jadi perusahaan teknologi terpopular di dunia. Butuh usaha yang sangat fantastis agar Meta bisa menyaingi TikTok yang saat ini justru bisa menyedot perhatian dunia dengan cara yang sederhana.

Parahnya lagi dari segi internal, Meta juga menghadapi masalah. Selain faktor saham yang terus mengalami penurunan, Mark Zuckerberg memahami adanya riak-riak di dalam kantornya yang tidak sepaham dengan keinginannya. Dia bahkan telah meminta mereka untuk ikut atau keluar dari meta.

“Tekanan yang dihadapi bisnis Meta pada tahun 2022 sangat akut, signifikan, dan tidak terkait dengan metaverse,” kata Matthew Ball, analis dan pakar Metaverse.

Hanya saja nada-nada sumbang itu justru tetap tidak menyurutkan Meta untuk terus mengeksplorasi dunia baru itu. Juru bicara Meta, Andy Stone mengatakan hal yang wajar jika banyak orang sinis dengan teknologi baru yang mereka kembangkan.

“Sinis itu sangat mudah, yang susah adalah membangun pekerjaan ini. Itu yang tengah kami lakukan karena kami percaya metaverse adalah masa depan,” ujarnya.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2658 seconds (0.1#10.140)