Bobol Situs NASA pada 2019, Begini Kesibukan Putra Aji Adhari Sekarang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Putra Aji Adhari pada 2019 sempat membuat heboh karena keberhasilannya membobol situs Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat ( NASA ). Berkat kemampuannya tersebut, sekarang Putra dipercaya bekerja sama dengan beberapa perusahaan dalam negeri dan asing.
Pada 2019 ketika berhasil membobol situs NASA pemuda kelahiran Banten ini masih berusia 15 tahun dan duduk di bangku kelas tiga SMP. Dia berhasil masuk ke salah satu sistem situs NASA yang saat itu sedang melakukan sayembara.
Sejak viral setelah membobol situs NASA, Putra juga mendapatkan panggilan dari beberapa perusahaan untuk keamanan siber. Bahkan, memiliki satu project yang nilainya mencapai puluhan juta.
“Setelah membobol situs NASA dan ramai diperbincangkan, saya mendapat beberapa panggilan. Saya mendapat banyak panggilan dari pemerintah Indonesia dan juga banyak mendapatkan dukungan,” kata Putra kepada MNC Portal.
Beberapa perusahaan yang pernah meminta bantuannya memang kebanyakan berasal dari bank pelat merah. “Saat itu saya diminta untuk mengaudit sistem keamanan mereka,” tutur pemuda kelahiran 1 Februari 2004 itu.
Kebersilannya itu membuka jalan bagi Putra Aji Adhari untuk melebarkan sayapnya di dunia cyber scurity. Sekarang Putra merupakan seorang Founder dan CEO Sibertrenid.
Menariknya, Putra tak pernah mempelajari ilmu informatika secara resmi. Dia menekuni dunia ini secara otodidak dengan mempelajarinya di Google dan bergabung dengan komunitas peretas, yang mana di sini white hat hacker.
Berkat kemampuan yang lebih terasah, kini Putra Aji Adhari dipercaya oleh empat perusahaan besar untuk mengelola keamanan siber mereka untuk mencegah kebocoran data.
“Sekarang saya dikontrak oleh tiga perusahaan swasta di Indonesia dan satu perusahaan asing untuk keamanan siber mereka. Tapi saya juga menganbil proyek lain yang masih terkait dengan cyber security,” ujar Putra.
Kepedulian Putra Aji Adhari terhadap SDM di Indonesia yang masih sangat kurang dalam hal keamanan siber, menggerakkannya untuk membangun Sibertrenid. Itu merupakan perusahaan yang melatih kemampuan seseorang untuk menjadi peretas.
“Tujuan saya membangun Sibertren untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan keamanan siber. Saya juga menyediakan pelatihan untuk meretas. Menurut saya di Indonesia sangat kurang dalam dunia cyber security.,” ucap Putra.
Putra Aji Adhari juga mengatakan saat ini Sibertren memiliki instruktur yang tersertifikasi internasional. Menurutnya, jika lebih banyak praktisi di dunia keamanan siber, maka sistem keamanan siber di Indonesia bisa lebih kuat. “Saya berharap Sibertren bisa menjadi penguji keamanan siber.”
Pada 2019 ketika berhasil membobol situs NASA pemuda kelahiran Banten ini masih berusia 15 tahun dan duduk di bangku kelas tiga SMP. Dia berhasil masuk ke salah satu sistem situs NASA yang saat itu sedang melakukan sayembara.
Sejak viral setelah membobol situs NASA, Putra juga mendapatkan panggilan dari beberapa perusahaan untuk keamanan siber. Bahkan, memiliki satu project yang nilainya mencapai puluhan juta.
“Setelah membobol situs NASA dan ramai diperbincangkan, saya mendapat beberapa panggilan. Saya mendapat banyak panggilan dari pemerintah Indonesia dan juga banyak mendapatkan dukungan,” kata Putra kepada MNC Portal.
Beberapa perusahaan yang pernah meminta bantuannya memang kebanyakan berasal dari bank pelat merah. “Saat itu saya diminta untuk mengaudit sistem keamanan mereka,” tutur pemuda kelahiran 1 Februari 2004 itu.
Kebersilannya itu membuka jalan bagi Putra Aji Adhari untuk melebarkan sayapnya di dunia cyber scurity. Sekarang Putra merupakan seorang Founder dan CEO Sibertrenid.
Menariknya, Putra tak pernah mempelajari ilmu informatika secara resmi. Dia menekuni dunia ini secara otodidak dengan mempelajarinya di Google dan bergabung dengan komunitas peretas, yang mana di sini white hat hacker.
Berkat kemampuan yang lebih terasah, kini Putra Aji Adhari dipercaya oleh empat perusahaan besar untuk mengelola keamanan siber mereka untuk mencegah kebocoran data.
“Sekarang saya dikontrak oleh tiga perusahaan swasta di Indonesia dan satu perusahaan asing untuk keamanan siber mereka. Tapi saya juga menganbil proyek lain yang masih terkait dengan cyber security,” ujar Putra.
Kepedulian Putra Aji Adhari terhadap SDM di Indonesia yang masih sangat kurang dalam hal keamanan siber, menggerakkannya untuk membangun Sibertrenid. Itu merupakan perusahaan yang melatih kemampuan seseorang untuk menjadi peretas.
“Tujuan saya membangun Sibertren untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan keamanan siber. Saya juga menyediakan pelatihan untuk meretas. Menurut saya di Indonesia sangat kurang dalam dunia cyber security.,” ucap Putra.
Putra Aji Adhari juga mengatakan saat ini Sibertren memiliki instruktur yang tersertifikasi internasional. Menurutnya, jika lebih banyak praktisi di dunia keamanan siber, maka sistem keamanan siber di Indonesia bisa lebih kuat. “Saya berharap Sibertren bisa menjadi penguji keamanan siber.”
(wib)