Pengguna Internet Diminta untuk Menjaga Identitas Bangsa di Ruang Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo ) bekerjasama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi mengadakan kegiatan Webinar tentang “Menjaga Identitas Bangsa di Ruang Digital”.
Berdasarkan Penelitian We Are Social Hootsuite per Februari 2022 di indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet dan pengguna media sosial aktif mencapai 191,4 juta. Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49.
Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.
Karena masih berada di level “sedang”, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD melakukan berbagai kegiatan seperti webinar untuk meningkatkan kecakapan Digital Masyarakat.
Arus informasi ruang digital yang datang dari seluruh penjuru dunia jika tidak ditanggapi dengan bijak tentunya dapat mempengaruhi jati diri penggunanya. Identitas kita sebagai bangsa yang ramah seakan hilang karena kelakuan warganet yang dikenal tidak sopan di media sosial.
Vivid Devianti dari Komite Edukasi Mafindo (masyarakat anti fitnah Indonesia) mengatakan saat ini kita harus beradaptasi dengan era serba digital.
“Kita harus memahami dan mahir akan ruang digital, pahami semua landskap digital seperti mesin pencarian, aplikasi percakapan, media sosial, dompet digital dan loka pasar”, katanya dalam keterangan persnya Selasa, (20/9/2022).
Dalam penyampaian materinya Vivid menghimbau pengguna ruang digital untuk memanfaatkan media digital dengan 3B. “B yang pertama yaitu Belajar dan berbagi secara daring, selanjutnya Berjejaring digital dengan sesama pengguna ruang digital serta B yang ketiga Berkolaborasi dengan pengguna yang minat dan passion nya sama dengan kita”. tuturnya.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Rocky Prasetyo Jati mengatakan keberagaman merupakan identitas dan aset bagi bangsa. “Bangsa kita yang beragam sangat sensitif dengan berbagai isu SARA, karena hal itu kita harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial”, terangnya.
Rocky juga menghimbau pengguna ruang digital berpikir kritis demi menjaga identitas dan persatuan bangsa. “Sebagai warga negara yang baik, terapkan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai pegangan hidup baik di dunia nyata maupun di ruang digital agar identitas bangsa kita tidak luntur”, jelas Rocky.
Lebih lanjut Beta Centauri Dosen Universitas Palangkaraya juga mengajak pengguna media digital menerapkan nilai Pancasila di ruang digital. “Identitas bangsa kita yang dikenal ramah dan murah senyum seakan berbanding terbalik dengan apa yang kita temukan di ruang digital, netizen disana seakan tidak ramah bahkan terbilang tidak sopan”, ujarnya.
Beta juga menghimbau pengguna media digital seperti media sosial untuk menjaga identitas bangsa dengan mendukung produk dalam negeri.
‘Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menjaga identitas bangsa, seperti mengutamakan produk dalam negeri serta bangga dalam menggunakannya, turut mempromosikan produk dan budaya bangsa di media sosial, selanjutnya menjadi pelaku usaha tidak mengkonsumsi berlebihan”, tuturnya.
“Mari mengisi dan menjadikan ruang digital sebagai ruang yang berbudaya, tempat belajar dan berinteraksi sekaligus tempat dimana kita sebagai bangsa hadir dengan bermartabat dan berbudaya”, tutup Beta dalam penyampaian materinya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini bertujuan untuk mendukung dan mendorong masyarakat memanfaatkan dunia digital sebagai sarana komunikasi dan interaksi yang aman, nyaman dan berbudaya. Untuk mengikuti kegiatan yang ini, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau https://literasidigital.id/
Lihat Juga: Kental dengan Logat Medan, Mila Agustina dan Suami Hadirkan Konten Komedi yang Relate Banget!
Baca Juga
Berdasarkan Penelitian We Are Social Hootsuite per Februari 2022 di indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet dan pengguna media sosial aktif mencapai 191,4 juta. Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49.
Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.
Karena masih berada di level “sedang”, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD melakukan berbagai kegiatan seperti webinar untuk meningkatkan kecakapan Digital Masyarakat.
Arus informasi ruang digital yang datang dari seluruh penjuru dunia jika tidak ditanggapi dengan bijak tentunya dapat mempengaruhi jati diri penggunanya. Identitas kita sebagai bangsa yang ramah seakan hilang karena kelakuan warganet yang dikenal tidak sopan di media sosial.
Vivid Devianti dari Komite Edukasi Mafindo (masyarakat anti fitnah Indonesia) mengatakan saat ini kita harus beradaptasi dengan era serba digital.
“Kita harus memahami dan mahir akan ruang digital, pahami semua landskap digital seperti mesin pencarian, aplikasi percakapan, media sosial, dompet digital dan loka pasar”, katanya dalam keterangan persnya Selasa, (20/9/2022).
Dalam penyampaian materinya Vivid menghimbau pengguna ruang digital untuk memanfaatkan media digital dengan 3B. “B yang pertama yaitu Belajar dan berbagi secara daring, selanjutnya Berjejaring digital dengan sesama pengguna ruang digital serta B yang ketiga Berkolaborasi dengan pengguna yang minat dan passion nya sama dengan kita”. tuturnya.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Rocky Prasetyo Jati mengatakan keberagaman merupakan identitas dan aset bagi bangsa. “Bangsa kita yang beragam sangat sensitif dengan berbagai isu SARA, karena hal itu kita harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial”, terangnya.
Rocky juga menghimbau pengguna ruang digital berpikir kritis demi menjaga identitas dan persatuan bangsa. “Sebagai warga negara yang baik, terapkan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai pegangan hidup baik di dunia nyata maupun di ruang digital agar identitas bangsa kita tidak luntur”, jelas Rocky.
Lebih lanjut Beta Centauri Dosen Universitas Palangkaraya juga mengajak pengguna media digital menerapkan nilai Pancasila di ruang digital. “Identitas bangsa kita yang dikenal ramah dan murah senyum seakan berbanding terbalik dengan apa yang kita temukan di ruang digital, netizen disana seakan tidak ramah bahkan terbilang tidak sopan”, ujarnya.
Beta juga menghimbau pengguna media digital seperti media sosial untuk menjaga identitas bangsa dengan mendukung produk dalam negeri.
‘Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menjaga identitas bangsa, seperti mengutamakan produk dalam negeri serta bangga dalam menggunakannya, turut mempromosikan produk dan budaya bangsa di media sosial, selanjutnya menjadi pelaku usaha tidak mengkonsumsi berlebihan”, tuturnya.
“Mari mengisi dan menjadikan ruang digital sebagai ruang yang berbudaya, tempat belajar dan berinteraksi sekaligus tempat dimana kita sebagai bangsa hadir dengan bermartabat dan berbudaya”, tutup Beta dalam penyampaian materinya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini bertujuan untuk mendukung dan mendorong masyarakat memanfaatkan dunia digital sebagai sarana komunikasi dan interaksi yang aman, nyaman dan berbudaya. Untuk mengikuti kegiatan yang ini, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau https://literasidigital.id/
Lihat Juga: Kental dengan Logat Medan, Mila Agustina dan Suami Hadirkan Konten Komedi yang Relate Banget!
(wbs)