China Tuduh AS Bertanggung Jawab Atas Puluhan Ribu Serangan Siber

Selasa, 06 September 2022 - 06:59 WIB
loading...
China Tuduh AS Bertanggung Jawab Atas Puluhan Ribu Serangan Siber
China menuduh Amerika Serikat (AS) meluncurkan puluhan ribu serangan siber di negeri Tirai Bambu dan mencuri data sensitif, termasuk dari universitas riset publik. Foto/ist
A A A
BEIJING - China menuduh Amerika Serikat (AS) meluncurkan puluhan ribu serangan siber di negeri Tirai Bambu dan mencuri data sensitif, termasuk dari universitas riset publik. Sebelumnya, Washington menuduh Beijing melakukan serangan siber terhadap bisnis dan lembaga pemerintah AS.

Tuduhan ini menjadi salah satu masalah yang membuat hubungan antara kedua negara telah menukik dalam beberapa tahun terakhir. China secara konsisten membantah klaim tersebut dan pada gilirannya mengecam dugaan spionase dunia maya AS, tetapi jarang membuat pengungkapan publik tentang serangan tertentu.

Tetapi sebuah laporan yang dirilis Pusat Tanggap Darurat Virus Komputer Nasional (CVERC) pada Senin 5 September 2022, menuduh Badan Keamanan Nasional AS (NSA) melakukan puluhan ribu serangan jahat terhadap target jaringan di China dalam beberapa tahun terakhir.



Mereka secara khusus menuduh Kantor Operasi Akses Khusus (TAO) NSA menyusup ke Universitas Politeknik Northwestern di kota Xi'an. Universitas ini didanai oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, dan berspesialisasi dalam penelitian aeronautika dan ruang angkasa.

CVERC menuduh bahwa TAO menyusup ke jaringan universitas dan mengendalikan puluhan ribu perangkat jaringan, termasuk server, router, dan sakelar jaringan. Menggunakan lusinan senjata cyber dan mengeksploitasi kelemahan yang sebelumnya tidak diketahui dalam sistem operasi SunOS.

“Unit tersebut memperoleh akses ke "data teknis inti" termasuk kata sandi dan operasi perangkat jaringan utama,” kata laporan itu dikutip SINDOnews dari laman AFP, Selasa (6/9/2022). Laporan tersebut ditulis CVERC bersama perusahaan keamanan siber swasta China Qihoo 360.



CVERC menyebutkan bahwa TAO telah mencuri lebih dari 140 gigabyte data bernilai tinggi dalam beberapa tahun terakhir dan menerima bantuan dari kelompok-kelompok di Eropa dan Asia Selatan. Kementerian luar negeri di Beijing pada hari Senin mengutuk dugaan peretasan tersebut, dengan mengatakan itu "sangat membahayakan keamanan nasional China dan keamanan data pribadi pengguna".

“Kami meminta AS untuk memberikan penjelasan dan mendesak mereka untuk segera menghentikan langkah ilegal ini,” kata Mao Ning, juru bicara kementerian luar negeri, pada konferensi pers reguler. NSA tidak segera menanggapi permintaan komentar dari AFP.
China Tuduh AS Bertanggung Jawab Atas Puluhan Ribu Serangan Siber


Pada bulan Juni, pihak berwenang Xi'an mengatakan mereka telah meluncurkan penyelidikan atas serangan siber yang dilaporkan di Northwestern Polytechnical University yang membawa ciri-ciri kelompok peretas luar negeri dan elemen yang melanggar hukum.

“Serangan itu menyebabkan risiko yang signifikan dan bahaya tersembunyi untuk pekerjaan normal dan kehidupan di sekolah kami,” kata seorang pejabat keamanan siber universitas kepada CCTV.

Tahun lalu, Washington menuduh Beijing melakukan serangan besar-besaran terhadap perangkat lunak email Microsoft yang mempengaruhi setidaknya 30.000 organisasi AS, termasuk pemerintah daerah -serta pelanggan di negara lain. China membantah tuduhan itu dan membalas bahwa Washington adalah "juara dunia" spionase dunia maya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1428 seconds (0.1#10.140)