Kasus Kebocoran Data, Keamanan Data Bukan Tanggung Jawab Satu Pihak Saja
loading...
Kasus dugaan kebocoran data terus terjadi, jutaan data pribadi terancam. Foto: iStockPhoto
A
A
A
JAKARTA - Kasus dugaan kebocoran data kerap terjadi di Tanah Air dalam beberapa pekan terakhir. Tak main-main, seluruhnya menyangkut perusahaan pelat merah dan jumlah data yang bocor bahkan mencapai jutaan.
Menurut CEO DCI Indonesia Toto Sugiri, kemananan data sebenarnya merupakan kolaborasi dari banyak pihak. Selain tentunya pengelola data, tapi juga para pemilik data perlu mengamankan data mereka secara siber.
”Dari DCII sendiri kami mengamankan dari physical security , akses pada server, dan masih banyak lagi. Kami juga menjaga antisipasi serangan dari pipa-pipa fiber yang masuk ke area DCII,” kata Toto.
”Tapi, si pegelola dan pemilik data juga perlu mengamankan secara siber. Jadi yang terbesar sekarang bukan secara fisik saja, tapi juga secara siber,” lanjutnya.
Toto menyarankan agar pengelola dan pemilik data mulai memasang perangkat-perangkat untuk mendeteksi dan mengantisipasi masalah keamanan data secara awal. Di sisi lain, ia juga berharap Indonesia memiliki perangkat hukum yang jelas terkait keamanan data.
”Indonesia juga butuh perangkat hukumnya, yaitu undang-undang proteksi data konsumen. Itu yang belum selesai sampai saat ini,” ujarnya.
Untuk diketahui, DCII sendiri baru saja berkolaborasi dengan WIR Group untuk mendukung Indonesia memasuki dunia metaverse sekaligus memastikan perlindungan dan keamanan data.
Kerja sama ini disebut merupakan langkah strategis terkait implementasi teknologi metaverse yang memerlukan dukungan infrastruktur data center yang aman, handal, stabil dan zero downtime.
Kerja sama dengan data center besutan lokal Ini memungkinkan WIR Group untuk membangun metadata universe yang akan memudahkan user untuk berinteraksi dalam satu dunia dengan aman dan tanpa hambatan.
Menurut CEO DCI Indonesia Toto Sugiri, kemananan data sebenarnya merupakan kolaborasi dari banyak pihak. Selain tentunya pengelola data, tapi juga para pemilik data perlu mengamankan data mereka secara siber.
”Dari DCII sendiri kami mengamankan dari physical security , akses pada server, dan masih banyak lagi. Kami juga menjaga antisipasi serangan dari pipa-pipa fiber yang masuk ke area DCII,” kata Toto.
”Tapi, si pegelola dan pemilik data juga perlu mengamankan secara siber. Jadi yang terbesar sekarang bukan secara fisik saja, tapi juga secara siber,” lanjutnya.
Toto menyarankan agar pengelola dan pemilik data mulai memasang perangkat-perangkat untuk mendeteksi dan mengantisipasi masalah keamanan data secara awal. Di sisi lain, ia juga berharap Indonesia memiliki perangkat hukum yang jelas terkait keamanan data.
”Indonesia juga butuh perangkat hukumnya, yaitu undang-undang proteksi data konsumen. Itu yang belum selesai sampai saat ini,” ujarnya.
Untuk diketahui, DCII sendiri baru saja berkolaborasi dengan WIR Group untuk mendukung Indonesia memasuki dunia metaverse sekaligus memastikan perlindungan dan keamanan data.
Kerja sama ini disebut merupakan langkah strategis terkait implementasi teknologi metaverse yang memerlukan dukungan infrastruktur data center yang aman, handal, stabil dan zero downtime.
Kerja sama dengan data center besutan lokal Ini memungkinkan WIR Group untuk membangun metadata universe yang akan memudahkan user untuk berinteraksi dalam satu dunia dengan aman dan tanpa hambatan.
(dan)
Lihat Juga :
