Nah Loh, Facebook dan Microsoft Mulai Pecat Karyawan

Rabu, 13 Juli 2022 - 08:00 WIB
loading...
Nah Loh, Facebook dan Microsoft Mulai Pecat Karyawan
Krisis yang terjadi di Amerika Serikat, perang Rusia dan Ukraina serta inflasi tinggi membuat Facebook dan Microsoft melakukan rasionalisasi karyawan. Foto/IST
A A A
JAKARTA - Perusahaan teknologi raksasa Facebook dan Microsoft kini mulai melakukan rasionalisasi karyawan. Tidak main-main pemecatan dilakukan dalam jumlah yang cukup besar.

Perusahaan induk Facebook, Meta disebutkan telah memutuskan kontrak kerja dengan perusahaan alih daya ABM Industries sejak pertengahan Juni lalu. Pemutusan hubungan kerja itu akan mulai berlaku efektif pada 25 Juli 2022 ini.

CNBC menyebutkan berdasarkan surat permohonan yang diajukan ke pengadilan California, Amerika Serikat akan ada pemutusan hubungan kerja ke 350 tenaga kerja yang dilakukan Facebook . Rata-rata pekerja yang diberhentikan adalah pembersih dapur, petugas ruangan di waktu malam, petugas daur ulang, karyawan cafe, 10 supervisors dan 7 orang manager.

"ABM Industries telah mengetahui adanya pemutusan hubungan kerja ini dan memahami adanya pihak lain yang akan mengisi posisi yang sama. Kami tidak mengetahui tentang recana perekrutan vendor baru itu," tulis keterangan resmi ABM Industries.



Nah Loh, Facebook dan Microsoft Mulai Pecat Karyawan


Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan Facebook diduga terjadi karena adanya potensi kerugian yang sangat besar akibat inflasi yang sangat tinggi di Amerika, perang Rusia dan Ukraina serta turunnya pendapatan iklan online.

Disebutkan Daily Mail pemecatan juga akan segera berlaku buat karyawan resmi Facebook. Hal itu terungkap melakui sebuah internal email petinggi Facebook, Maher Saba yang bocor baru-baru ini. Dalam surat itu Maher Saba meminta para manager untuk memberi informasi kepada Departemen Sumber Daya Manusia mengenai karyawan yang tidak memiliki performa baik.

"Mereka yang tidak perform bukan orang yang kita butuhkan. Mereka merugikan kantor ini. Sebagai manager kalian tidak boleh membiarkan itu terjadi," tulis Maher Saba.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2097 seconds (0.1#10.140)