Bos Xiaomi Beberkan Harga Smartphone Akan Semakin Mahal
loading...
A
A
A
BEIJING - Presiden Xiaomi , Wang Xiang buka suara terkait semakin mahalnya harga produk smartphone yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dipimpinnya. Menurutnya, kenaikan sebenarnya masih dalam batas wajar.
Seperti dilansir dari Gizchina, Wang mengatakan bahwa harga yang naik berbanding lurus dengan teknologi yang ditawarkan. Ia mengklaim bahwa Xiaomi telah menghadirkan smartphone dengan teknologi canggih.
Wang memaparkan, kenaikan memang terjadi untuk smartphone kelas menengah ke atas yang memang dibekali dengan teknologi unggulan. Sementara untuk smartphone entry level harganya masih cenderung stabil.
Dengan demikian, Wang menyebut harga rata-rata global Xiaomi masih belum naik dan masih dalam batas wajar. Menurut Wang, yang tidak normal adalah ketika smartphone entry level dibandrol dengan harga mahal.
“Saat kami menerapkan lebih banyak teknologi baru ke ponsel cerdas, kami membutuhkan lebih banyak dukungan perangkat keras kelas atas. Dengan demikian, rata-rata harga jual smartphone akan terus meningkat," terangnya.
Sederhananya menurut Wang, karena Xiaomi terus menumpuk teknologi kelas atas, ia tidak punya pilihan selain menaikkan harganya.
Untuk diketahui, Xiaomi sendiri baru saja merilis laporan keuangannya untuk kuartal pertama tahun 2022. Tercatat bahwa pada periode ini, total pendapatan Xiaomi mencapai USD1 11 miliar atau setara Rp 161 triliun, turun 4,6% YoY.
Laba bersih perusahaan yang disesuaikan mencapai USD 435 juta atau setara Rp 6,3 triliun, turun 52,9% YoY dengan pendapatan bisnis smartphone Xiaomi adalah USD 6,8 juta atau Rp 99 miliar. Adapun smartphone yang dikirim sebanyak 38,5 juta unit.
Xiaomi telah mengirimkan hampir 4 juta smartphone kelas atas di daratan Cina dengan USD 450 atau setara Rp 6,6 juta atau lebih. Menjadikan raksasa asal Negeri Tirai Bambu itu sekarang memiliki lebih dari 500 juta pengguna.
Seperti dilansir dari Gizchina, Wang mengatakan bahwa harga yang naik berbanding lurus dengan teknologi yang ditawarkan. Ia mengklaim bahwa Xiaomi telah menghadirkan smartphone dengan teknologi canggih.
Wang memaparkan, kenaikan memang terjadi untuk smartphone kelas menengah ke atas yang memang dibekali dengan teknologi unggulan. Sementara untuk smartphone entry level harganya masih cenderung stabil.
Dengan demikian, Wang menyebut harga rata-rata global Xiaomi masih belum naik dan masih dalam batas wajar. Menurut Wang, yang tidak normal adalah ketika smartphone entry level dibandrol dengan harga mahal.
“Saat kami menerapkan lebih banyak teknologi baru ke ponsel cerdas, kami membutuhkan lebih banyak dukungan perangkat keras kelas atas. Dengan demikian, rata-rata harga jual smartphone akan terus meningkat," terangnya.
Sederhananya menurut Wang, karena Xiaomi terus menumpuk teknologi kelas atas, ia tidak punya pilihan selain menaikkan harganya.
Untuk diketahui, Xiaomi sendiri baru saja merilis laporan keuangannya untuk kuartal pertama tahun 2022. Tercatat bahwa pada periode ini, total pendapatan Xiaomi mencapai USD1 11 miliar atau setara Rp 161 triliun, turun 4,6% YoY.
Laba bersih perusahaan yang disesuaikan mencapai USD 435 juta atau setara Rp 6,3 triliun, turun 52,9% YoY dengan pendapatan bisnis smartphone Xiaomi adalah USD 6,8 juta atau Rp 99 miliar. Adapun smartphone yang dikirim sebanyak 38,5 juta unit.
Xiaomi telah mengirimkan hampir 4 juta smartphone kelas atas di daratan Cina dengan USD 450 atau setara Rp 6,6 juta atau lebih. Menjadikan raksasa asal Negeri Tirai Bambu itu sekarang memiliki lebih dari 500 juta pengguna.
(wbs)