4 Buaya AS yang Terancam Punah Lahir di Peru

Kamis, 17 Maret 2022 - 21:57 WIB
loading...
4 Buaya AS yang Terancam...
Kebun Binatang Lima, Peru, mengumumkan kelahiran empat buaya Amerika Serikat (AS) di penangkaran, Kamis (17/3/2022). Foto/Yahoo News
A A A
LIMA - Kebun Binatang Lima, Peru , mengumumkan kelahiran empat buaya Amerika Serikat (AS) di penangkaran, Kamis (17/3/2022). Empat buaya dari spesies yang terancam punah, lahir setelah inkubasi buatan yang sukses.

Tukik buaya lahir pada pertengahan Januari setelah 78 hari inkubasi dari telur sepasang buaya dewasa yang hidup di Huachipa Zoological Park, sebelah timur Lima. Tukik hidup dalam tangki ikan khusus, berukuran 26 sentimeter dan berat masing-masing antara 70 dan 90 gram.

"Kami sekarang telah menunjukkan anak-anak buaya yang baru lahir 45 hari yang lalu di kebun binatang ini. Setiap kelahiran spesies yang terancam dan (dalam) bahaya kepunahan harus dianggap sebagai pencapaian," kata Jose Flores, kepala area reptil kebun binatang, kepada AFP dikutip SINDOnews dari laman france24.

Baca juga; 70 Persen Buaya Betina Terbukti Setia, Buaya Jantan?

Tukik buaya memiliki warna hijau zaitun tradisional dari spesies dan mata yang menonjol. Mereka memakan potongan-potongan kecil ayam dan ikan. Di Peru, mereka dikenal sebagai "buaya Tumbes" karena habitat aslinya adalah hutan bakau Tumbes, di perbatasan dengan Ekuador.

Reptil kecil milik spesies Crocodylus Acutus dan merupakan satu-satunya yang selamat dari 25 telur yang ditetaskan induknya. “Spesies ini di Peru terancam punah terutama karena rusaknya habitat aslinya,” jelas Flores.

Dengan berat 195 kilogram, buaya jantan memiliki panjang 5 meter, sedangkan buaya betina memiliki panjang 2,5 meter dan berat 85 kilogram. Kedua induk buaya berdua berusia 20 tahun.

Baca juga; Cara Buaya Kawin dan Kapan Buaya Kawin, Unik Loh!

Spesies ini ditemukan di Amerika Serikat bagian selatan, Meksiko dan Venezuela, tetapi di negara-negara seperti Peru dan Ekuador, spesies ini terancam punah. Perburuan tanpa henti untuk kulit mereka mengurangi jumlah secara dramatis di tahun 1960-an. Sekarang ada pembatasan yang mengatur perdagangan buaya dan kulitnya.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Gambar AI Donald Trump...
Gambar AI Donald Trump Jadi Paus Picu Reaksi Keras
Apple Tunggu Tangan...
Apple Tunggu Tangan Robot untuk Pindahkan iPhone dari China
Tentara Robotik China...
Tentara Robotik China Bikin Para Ahli Khawatir
Spesies Kepiting China...
Spesies Kepiting China Ditemukan di Sungai AS
Apple Pindahkan produksi...
Apple Pindahkan produksi iPhone untuk Pasar AS ke India
Perang Dagang dengan...
Perang Dagang dengan AS, China Yakin Akan Jadi Penguasa Teknologi Chip
Profil Yulia Svyrydenko,...
Profil Yulia Svyrydenko, Menteri Ekonomi Ukraina yang Sepakat Jual Logam Tanah Jarang Ukraina ke AS
Petinggi Tesla Bantah...
Petinggi Tesla Bantah Mencari Pengganti Elon Musk sebagai CEO
Beda Jauh, Ini Perbandingan...
Beda Jauh, Ini Perbandingan Luas Kebakaran Israel vs Los Angeles
Rekomendasi
Pemprov NTB dan DPRD...
Pemprov NTB dan DPRD Dompu Apresiasi Pengelolaan Lingkungan PT STM
Perluas Jejaring Bisnis,...
Perluas Jejaring Bisnis, Hipmi Jaya Siap Bentuk Badan Otonom Olahraga Padel
Daya Beli Lesu Jadi...
Daya Beli Lesu Jadi Alarm Perlambatan Ekonomi di Awal 2025
Berita Terkini
Cara Pakai Aplikasi...
Cara Pakai Aplikasi Deteksi Produk Israel, Mudah Banget!
5 Fakta Singa Putih,...
5 Fakta Singa Putih, Salah Satunya jadi Simbol Budaya dan Spiritualitas
Google Siapkan Fitur...
Google Siapkan Fitur Mode Desktop Mirip Samsung DeX untuk HP Android
Melampaui Zamannya,...
Melampaui Zamannya, Bukti Kecanggihan Teknologi Antariksa Zaman Firaun Terungkap
AS Kembali Perpanjang...
AS Kembali Perpanjang Batas Waktu Penjualan TikTok
Intel Siapkan Teknologi...
Intel Siapkan Teknologi Pendingin CPU Berperforma Tinggi
Infografis
Sejumlah Pabrik di China...
Sejumlah Pabrik di China Mulai Stop Produksi Akibat Tarif AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved