Terapkan 7 Kebiasaan ini untuk Proteksi Penggunaan Gadget pada Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di era digital seperti saat ini, anak-anak memang tak dapat sepenuhnya dijauhkan dari perangkat gadget atau internet.
Setiap keputusan soal penggunaan gadget memang dikembalikan kepada masing-masing orang tua. Namun ada pentingnya mencatat hal-hal ini untuk anak di era digital agar tak terus-menerus dibombardir oleh arus informasi.
Berikut Kaspersky dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/1) membagikan tujuh kebiasaan yang akan membantu anak beradaptasi dengan gadget dan internet.
1. Jadwalkan waktu tanpa perangkat
Ketika anak-anak menghabiskan banyak waktu menggunakan teknologi, mereka dapat memiliki rasa kecanduan. Menurut peneliti dari American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, kecanduan ini dapat menyebabkan masalah tidur, perubahan suasana hati, penambahan berat badan, citra diri
yang buruk, dan masalah citra tubuh.
Para ahli menyarankan untuk memperkenalkan anak-anak ke dunia online dengan secara bertahap meningkatkan waktu layar mereka dan menghapus batasan.
Beberapa tips ini berlaku untuk anak-anak dari segala usia, yang paling sederhana dan paling efektif termasuk tidak menggunakan perangkat yang dekat dengan waktu tidur dan matikan perangkat saat malam.
Anda juga harus menyepakati waktu lain ketika anak-anak tidak diperbolehkan menggunakan gadget mereka, seperti saat makan bersama keluarga.
2. Simpan charger
Meskipun teknologi maju, perangkat saat ini masih cenderung kehabisan daya dengan cepat. Biasanya anak-anak cenderung terlalu sering menggunakan perangkat mereka di siang hari sehingga pada saat malam, baterai ponsel mungkin sudah habis.
3. Perhatikan keamanan informasi dan lainnya
Ketika anak-anak menjelajah dunia maya, mereka rentan terhadap sejumlah bahaya, baik di internet maupun di dunia nyata.
Mulailah dengan menekankan bahwa mereka tidak boleh menatap ponsel saat menyeberang jalan atau berjalan naik atau turun tangga.
Selanjutnya adalah keamanan online termasuk ancaman Internet seperti penipuan, pencurian data pribadi, virus, dan masih banyak lagi. Beri tahu anak-anak Anda untuk tidak mengunjungi situs web yang mencurigakan, memasukkan kata sandi atau informasi pribadi apa pun di sana, membuka tautan yang mencurigakan, atau mengunduh aplikasi dari mana pun kecuali dari toko aplikasi resmi.
Tekankan pada anak, mereka tidak boleh membagikan dokumen pribadi, informasi kartu kredit, atau foto yang dapat menempatkan mereka atau teman mereka dalam keadaan yang membahayakan.
4. Batasi notifikasi berlebihan
Jangankan anak-anak, orang dewasa pun terkadang kesulitan melawan godaan untuk memeriksa pesan atau notifikasi yang masuk ke ponsel. Jadi bisa dibayangkan betapa sulitnya hal tersebut bagi anak-anak.
Batasi notifikasi di ponsel anak-anak Anda sehingga mereka tidak teralihkan dari tugas sekolah atau tugas lainnya — dan agar mereka dapat menyelesaikan pekerjaan rumah lebih cepat.
5. Jelaskan bagaimana harus berperilaku di internet
Sama seperti di dunia nyata, aturan tidak tertulis mengatur perilaku Internet. Orang biasanya menguasainya hanya dengan berkomunikasi secara online, tetapi anak-anak membutuhkan bantuan
untuk menghindari situasi yang membingungkan.
Sebagai orang tua, Anda perlu mendiskusikan beberapa hal yang mungkin mereka hadapi secara online. Misalnya, diskusikan perbedaan antara berkomunikasi melalui email, di jejaring sosial, dan di aplikasi perpesanan.
Penting juga untuk menjelaskan perilaku yang dapat diterima. Satu aturan praktis adalah bertanya sebelum memposting — setiap kali — apakah saya dapat mengatakan ini secara langsung? Menulis penghinaan dan merendahkan orang secara online adalah tindakan lebih dari kasar, itu bisa menjadi konsekuensial.
6. Menata dan mengelola informasi dengan baik
Anak- anak harus belajar mengelola informasi sejak usia dini. Terlebih lagi, mereka harus membiasakan membuat salinan cadangan informasi yang paling
penting.
Maksimalkan drive eksternal — flash drive atau hard drive — atau penyimpanan cloud.
Bicara soal cloud, ini adalah topik penting yang layak didiskusikan secara terpisah. Cloud adalah sumber daya yang hebat, tetapi anak-anak harus berhati-hati dengannya. Terutama, mereka perlu berhati-hati untuk tidak mengizinkan sembarang orang mengakses file penting.
7. Jadwalkan detoks digital reguler
Dengan teknologi digital yang hadir ke hampir setiap aspek kehidupan anak-anak, bukan tidak mungkin mereka akan mendapat informasi yang berlebihan.
Itu berarti anak-anak harus dapat menjauh dan menjadikan Internet sebagai bagian yang bukan prioritas dari kehidupan mereka.
Pertama dan terpenting, batasi penggunaan jejaring sosial, mereka cenderung menghabiskan waktu dan energi terbesar pada platform tersebut.
Cara yang lebih efekti f, meskipun juga lebih rumit, untuk memerangi kelebihan informasi adalah detoks digital. Simpan perangkat dan tidak menggunakannya dalam jangka waktu
tertentu.
Untuk hasil terbaik, lakukan ini secara rutin. Anda dapat menggabungkan detoks dengan wisata alam, olahraga, atau aktivitas bersama teman dengan tidak ada perangkat yang diizinkan.
Setiap keputusan soal penggunaan gadget memang dikembalikan kepada masing-masing orang tua. Namun ada pentingnya mencatat hal-hal ini untuk anak di era digital agar tak terus-menerus dibombardir oleh arus informasi.
Berikut Kaspersky dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/1) membagikan tujuh kebiasaan yang akan membantu anak beradaptasi dengan gadget dan internet.
1. Jadwalkan waktu tanpa perangkat
Ketika anak-anak menghabiskan banyak waktu menggunakan teknologi, mereka dapat memiliki rasa kecanduan. Menurut peneliti dari American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, kecanduan ini dapat menyebabkan masalah tidur, perubahan suasana hati, penambahan berat badan, citra diri
yang buruk, dan masalah citra tubuh.
Para ahli menyarankan untuk memperkenalkan anak-anak ke dunia online dengan secara bertahap meningkatkan waktu layar mereka dan menghapus batasan.
Beberapa tips ini berlaku untuk anak-anak dari segala usia, yang paling sederhana dan paling efektif termasuk tidak menggunakan perangkat yang dekat dengan waktu tidur dan matikan perangkat saat malam.
Anda juga harus menyepakati waktu lain ketika anak-anak tidak diperbolehkan menggunakan gadget mereka, seperti saat makan bersama keluarga.
2. Simpan charger
Meskipun teknologi maju, perangkat saat ini masih cenderung kehabisan daya dengan cepat. Biasanya anak-anak cenderung terlalu sering menggunakan perangkat mereka di siang hari sehingga pada saat malam, baterai ponsel mungkin sudah habis.
3. Perhatikan keamanan informasi dan lainnya
Ketika anak-anak menjelajah dunia maya, mereka rentan terhadap sejumlah bahaya, baik di internet maupun di dunia nyata.
Mulailah dengan menekankan bahwa mereka tidak boleh menatap ponsel saat menyeberang jalan atau berjalan naik atau turun tangga.
Selanjutnya adalah keamanan online termasuk ancaman Internet seperti penipuan, pencurian data pribadi, virus, dan masih banyak lagi. Beri tahu anak-anak Anda untuk tidak mengunjungi situs web yang mencurigakan, memasukkan kata sandi atau informasi pribadi apa pun di sana, membuka tautan yang mencurigakan, atau mengunduh aplikasi dari mana pun kecuali dari toko aplikasi resmi.
Tekankan pada anak, mereka tidak boleh membagikan dokumen pribadi, informasi kartu kredit, atau foto yang dapat menempatkan mereka atau teman mereka dalam keadaan yang membahayakan.
4. Batasi notifikasi berlebihan
Jangankan anak-anak, orang dewasa pun terkadang kesulitan melawan godaan untuk memeriksa pesan atau notifikasi yang masuk ke ponsel. Jadi bisa dibayangkan betapa sulitnya hal tersebut bagi anak-anak.
Batasi notifikasi di ponsel anak-anak Anda sehingga mereka tidak teralihkan dari tugas sekolah atau tugas lainnya — dan agar mereka dapat menyelesaikan pekerjaan rumah lebih cepat.
5. Jelaskan bagaimana harus berperilaku di internet
Sama seperti di dunia nyata, aturan tidak tertulis mengatur perilaku Internet. Orang biasanya menguasainya hanya dengan berkomunikasi secara online, tetapi anak-anak membutuhkan bantuan
untuk menghindari situasi yang membingungkan.
Sebagai orang tua, Anda perlu mendiskusikan beberapa hal yang mungkin mereka hadapi secara online. Misalnya, diskusikan perbedaan antara berkomunikasi melalui email, di jejaring sosial, dan di aplikasi perpesanan.
Penting juga untuk menjelaskan perilaku yang dapat diterima. Satu aturan praktis adalah bertanya sebelum memposting — setiap kali — apakah saya dapat mengatakan ini secara langsung? Menulis penghinaan dan merendahkan orang secara online adalah tindakan lebih dari kasar, itu bisa menjadi konsekuensial.
6. Menata dan mengelola informasi dengan baik
Anak- anak harus belajar mengelola informasi sejak usia dini. Terlebih lagi, mereka harus membiasakan membuat salinan cadangan informasi yang paling
penting.
Maksimalkan drive eksternal — flash drive atau hard drive — atau penyimpanan cloud.
Bicara soal cloud, ini adalah topik penting yang layak didiskusikan secara terpisah. Cloud adalah sumber daya yang hebat, tetapi anak-anak harus berhati-hati dengannya. Terutama, mereka perlu berhati-hati untuk tidak mengizinkan sembarang orang mengakses file penting.
7. Jadwalkan detoks digital reguler
Dengan teknologi digital yang hadir ke hampir setiap aspek kehidupan anak-anak, bukan tidak mungkin mereka akan mendapat informasi yang berlebihan.
Itu berarti anak-anak harus dapat menjauh dan menjadikan Internet sebagai bagian yang bukan prioritas dari kehidupan mereka.
Pertama dan terpenting, batasi penggunaan jejaring sosial, mereka cenderung menghabiskan waktu dan energi terbesar pada platform tersebut.
Cara yang lebih efekti f, meskipun juga lebih rumit, untuk memerangi kelebihan informasi adalah detoks digital. Simpan perangkat dan tidak menggunakannya dalam jangka waktu
tertentu.
Untuk hasil terbaik, lakukan ini secara rutin. Anda dapat menggabungkan detoks dengan wisata alam, olahraga, atau aktivitas bersama teman dengan tidak ada perangkat yang diizinkan.
(wbs)