Antisipasi Omicron, Pergi ke Jepang Kini Wajib Pakai Visit Japan Web
loading...
A
A
A
TOKYO - Merebaknya mutasi Covid-19 Omicron membuat Badan Digital Jepang mengumumkan para pengunjung dan orang yang kembali ke Jepang akan menjalani pemeriksaan bea cukai, imigrasi, dan karantina secara lebih sederhana. Mereka akan menggunakan perangkat lunak aplikasi mulai minggu depan.
Seperti dilansir dari Kyoto News Minggu (19/12/2021), jadi saat berhadapan dengan petugas bea cukai dan imigrasi para wisatawan tidak perlu menyerahkan dokumen kertas CIQ jika mereka mendaftarkan diri untuk layanan “Visit Japan Web”, yang dijadwalkan akan diluncurkan pada Hari Senin pekan depan, melalui smartphone dan perangkat lain sebelumnya.
Bagi wisatawan yang telah mendaftarkan dan mengisi kuesioner karantina dan deklarasi bea cukai melalui aplikasi, maka saat kedatangan, mereka cukup menunjukkan smartphone atau perangkat lain kepada petugas. Adapun kuesioner tersebut berisi nama, alamat, kondisi kesehatan, dan informasi lainnya
Petugas CIQ akan memindai kode QR di smartphone mereka atau perangkat lain untuk mendapatkan informasi wisatawan tersebut. Dengan layanan tersebut diharap dapat mempersingkat waktu prosedur masuk.
Digitalisasi prosedur akan sangat membantu mengurangi risiko infeksi dan beban pejabat di fasilitas CIQ bandara. Selama ini mereka kekurangan sfat yang menangani CIQ.
Untuk sementara aplikasi ini tersedia dalam Bahasa inggris dan Jepang. Pada waktu yang akan datang ada kemungkinan pemerintah akan mempertimbangkan menambahkan bahasa lain.
Saat ini banyak negara memperketat control kedatangan warga negara asing. Termasuk juga memperketat kontrol perbatasannya di tengah penyebaran virus Corona varian Omicron, yang diyakini mampu menghindari kekebalan yang diberikan oleh vaksin.
Lihat Juga: Rayakan Sumpah Pemuda 2024, Menkomdigi Dorong Generasi Muda Bangun Sektor Digital Nasional
Seperti dilansir dari Kyoto News Minggu (19/12/2021), jadi saat berhadapan dengan petugas bea cukai dan imigrasi para wisatawan tidak perlu menyerahkan dokumen kertas CIQ jika mereka mendaftarkan diri untuk layanan “Visit Japan Web”, yang dijadwalkan akan diluncurkan pada Hari Senin pekan depan, melalui smartphone dan perangkat lain sebelumnya.
Bagi wisatawan yang telah mendaftarkan dan mengisi kuesioner karantina dan deklarasi bea cukai melalui aplikasi, maka saat kedatangan, mereka cukup menunjukkan smartphone atau perangkat lain kepada petugas. Adapun kuesioner tersebut berisi nama, alamat, kondisi kesehatan, dan informasi lainnya
Petugas CIQ akan memindai kode QR di smartphone mereka atau perangkat lain untuk mendapatkan informasi wisatawan tersebut. Dengan layanan tersebut diharap dapat mempersingkat waktu prosedur masuk.
Digitalisasi prosedur akan sangat membantu mengurangi risiko infeksi dan beban pejabat di fasilitas CIQ bandara. Selama ini mereka kekurangan sfat yang menangani CIQ.
Untuk sementara aplikasi ini tersedia dalam Bahasa inggris dan Jepang. Pada waktu yang akan datang ada kemungkinan pemerintah akan mempertimbangkan menambahkan bahasa lain.
Saat ini banyak negara memperketat control kedatangan warga negara asing. Termasuk juga memperketat kontrol perbatasannya di tengah penyebaran virus Corona varian Omicron, yang diyakini mampu menghindari kekebalan yang diberikan oleh vaksin.
Lihat Juga: Rayakan Sumpah Pemuda 2024, Menkomdigi Dorong Generasi Muda Bangun Sektor Digital Nasional
(wbs)