Punya Nafsu Makan Besar, Ternyata Paus Berperan Penting Sebagai Sumber Nutrisi di Laut

Kamis, 04 November 2021 - 09:26 WIB
loading...
Punya Nafsu Makan Besar,...
Ikan paus, sebagai salah satu hewan terbesar yang pernah ada dikenal memiliki nafsu makan yang besar dan juga punya peran penting menyediakan sumber makanan di laut. Foto/Ist/nature.com
A A A
CALIFORNIA - Ikan paus , sebagai salah satu hewan terbesar yang pernah ada dikenal memiliki nafsu makan yang besar. Para ilmuwan dari Stasiun Kelautan Hopkins (HMS) Universitas Stanford yang melakukan penelitian sejak 2010 hingga 2019 terhadap 321 paus dari 7 spesies saat mereka mencari makan di Samudra Atlantik, Pasifik, dan Selatan, menemukan fakta mengejutkan

Misalnya, seekor paus biru Pasifik Utara dewasa, bisa memakan rata-rata 16 ton krustasea kecil atau krill (sejenis udang-udangan laut). Bila diilustrasikan jumlah itu setara dengan berat satu unit bus kota. Sedangkan, paus kepala busur yang relatif mungil, mampu mengonsumsi sekitar 6 ton zooplankton per hari atau seberat gajah.

Bisa dibayangkan berapa banyak sumber makanan di laut yang bakal dihabiskan seekor paus. Ini tentu menjadi kabar buruk bagi mangsa ikan paus. Namun, hasil penelitian para ilmuwan menyebutkan, nafsu makan ikan paus yang besar ternyata berdampak positif bagi kehidupan di laut.

“Paus memiliki nilai lebih dari sekadar menjadi luar biasa,” kata Shirel Kahane-Rapport, ahli biologi kelautan di California State University, Fullerton, dikutip dari nature.com. Fullerton merupakan Doktor di Stasiun Kelautan Hopkins (HMS) Universitas Stanford ketika dia berpartisipasi dalam penelitian ini. (Baca juga; Bangkai Ikan Paus Pembunuh Palsu Berukuran 3 Meter Hebohkan Warga Pesisir Sabang )

Ketika makan, paus menerjang gerombolan mangsa dan menyaring air laut. Paus bertindak seperti bajak yang mengaduk nutrisi melalui petak-petak kecil laut. Paus kemudian mengolah makanan di dasar laut dan buang air besar di permukaan. Siklus itu ternyata mampu mendaur ulang nutrisi di sekitarnya.

Ahli ekologi HMS, Matthew Savoca mengatakan, paus melakukan jasa ekosistem penting, seperti pemupukan dan pencampuran nutrisi, yang juga dibutuhkan krill untuk berkembang. Ikan paus memproduksi dan mencampur lebih banyak nutrisi, seperti zat besi, daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dengan banyak nutrisi yang dihasilkan dari kebiasaan makan paus, pada gilirannya akan mendorong berkembang plankton dengan fotosintesis yang membentuk dasar rantai makanan. Banyaknya plankton di laut, berarti lebih banyak krill yang hidup.

Keberadaan krill yang besar tentu bermanfaat sebagai sumber makanan bagi ikan-ikan lain di laut, termasuk paus. Dengan banyaknya aktivitas fotosintesis, berarti lebih banyak karbon dioksida ditarik keluar dari atmosfer. (Baca juga; Nelayan Thailand Jadi Miliarder dalam Semalam, Temukan Muntahan Paus Senilai Rp17 M )

Di wilayah Samudra Selatan yang banyak terjadi aktivitas perburuan paus, berdampak pada populasi krill yang merosot lebih dari 80% sejak pertengahan abad ke-20. Padahal para ilmuwan memperkirakan paus balin di Samudra Selatan mampu memakan krill dua kali lebih banyak setiap tahun, sekitar 430 juta ton.

Jangan bayangkan berapa banyak makanan yang habis dimakan paus, sebaliknya berapa banyak sumber makanan yang tersedia dari aktivitas paus di sana. Belum lagi polusi karbon dioksida yang dibersihkan dari aktivitas fotositesis.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Lautan Pertama di Bumi...
Lautan Pertama di Bumi yang Tidak Berwarna Biru Ditemukan
Ekosistem Makhluk-makhluk...
Ekosistem Makhluk-makhluk Misterius Ditemukan di Dasar Laut
Aneh Tapi Nyata! Gurita...
Aneh Tapi Nyata! Gurita Berdiri di Badan Hiu
Ilmuwan Temukan Gumpalan...
Ilmuwan Temukan Gumpalan Air Raksasa yang Hilang di Tengah Atlantik
NASA Sebut Permukaan...
NASA Sebut Permukaan Air Laut Global Meningkat Lebih Tinggi dari Perkiraan
Pantai di Iran Tiba-tiba...
Pantai di Iran Tiba-tiba Berubah Warna Menjadi Merah Darah
Ikan Berkepala Gumpalan...
Ikan Berkepala Gumpalan Ditemukan di Antara 27 Spesies Baru di Peru
Apakah Air Laut Bisa...
Apakah Air Laut Bisa Mendidih? Ini Jawabannya!
Fenomena Gelombang Ombak...
Fenomena Gelombang Ombak Laut Berbentuk Kotak Terjadi di Turki
Rekomendasi
Kelemahan Korea Utara...
Kelemahan Korea Utara U-17 Diungkap Pelatih Jelang Bentrok Timnas Indonesia U-17
Pengadilan China Melelang...
Pengadilan China Melelang 100 Ton Buaya Hidup Rp9,2 Miliar, Tapi Pemenang Tanggung Risikonya Sendiri
Kecam Dokter Pemerkosa...
Kecam Dokter Pemerkosa 3 Wanita di RSHH Bandung, Kemenham Minta Kemenkes Evaluasi Pendidikan Kedokteran
Berita Terkini
Uranus: Misteri 28 Detik...
Uranus: Misteri 28 Detik yang Membuat Ilmuwan Salah Mengukur Durasi Hari!
6 jam yang lalu
XL Axiata Luncurkan...
XL Axiata Luncurkan Registrasi SIM Gunakan Wajah & eSIM: Penipuan Online Tamat Riwayat?
9 jam yang lalu
Rangkuman Fitur Terbaru...
Rangkuman Fitur Terbaru WhatsApp April 2025 yang Perlu Anda Tahu!
9 jam yang lalu
Mengenal Timothy Ronald,...
Mengenal Timothy Ronald, Investor Muda dengan Aset Rp1 Triliun yang Menginspirasi Gen Z
23 jam yang lalu
Bingung Pilih iPhone...
Bingung Pilih iPhone 16? Panduan Lengkap: Spek, Harga, dan Fitur
1 hari yang lalu
Daftar Harga iPhone...
Daftar Harga iPhone 16, iPhone 16 Plus, iPhone 16 Pro, dan iPhone 16 Pro Max di Indonesia
1 hari yang lalu
Infografis
Dianggap Mitos, Paus...
Dianggap Mitos, Paus Bertanduk Ternyata Hidup di Arktik
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved