Ahli Pastikan Gangguan Jiwa Adalah Efek Nyata Pandemi COVID-19
loading...
Ilustrasi masalah gangguan jiwa di saat pandemi COVID-19. FOTO/ IST
A
A
A
DUBAI - Setahun lebih pandemi Covid-19 telah membelenggu dunia, namun hingga kini belum ada tanda-tanda kapan pandemi kapan berakhir. Hal ini membuat Para psikolog dan psikiater di Dubai meyakini ada peningkatan besar masalah kesehatan mental di tengah wabah Covid-19 dan ini akan jadi pekerjaan rumah (PR).
Seperti dilansir dari Khaleej Times, hal ini dikarenakan banyak yang harus 'terjebak' di rumah akibat pembatasan perjalanan dan pergerakan yang berlaku, beberapa pekerja menghadapi pengurangan gaji serta ketidakpastian nasib pekerjaan. BACA JUGA - Ilmuwan Seksi Ini Akan Jadi Bagian dari Proyek SpaceX
Bahkan, mereka menjelaskan, masalah yang sama juga 'menjangkit' anak-anak yang harus belajar online dan 'menjauh' dari teman sekelas.
Semua ini menurut mereka mengarah pada peningkatan masalah kesehatan mental.
“Jumlah masalah kesehatan mental meningkat dan seperti ‘kebakaran hutan’ (menyebar cepat). Faktor ketidakpastian dari keseluruhan yang diakibatkan oleh pandemi menjadi faktor pendorongnya,” kata dr. Arun Kumar K, psikiater, Klinik Aster, Rumah Sakit Bur Dubai & Aster, Qusais.
Namun, dr. Reena Thomas, psikolog klinis di Rumah Sakit Medeor dekat sini, mengatakan sejumlah besar penduduk dunia menghadapi kebiasaan baru di hampir semua aspek kehidupan.
Dia menyarankan langkah-langkah perbaikan untuk mengatasi dampak pada kesehatan mental.
Alih-alih 'berkabung' atas waktu yang hilang, terimalah pernyataan dan kebiasaan baru.
“Pandemi ini membuka mata untuk mengembangkan berbagai keterampilan dan mencari peluang untuk bekerja sendiri dengan investasi terbatas.
“Saat ini, kita bisa memilih untuk bekerja sementara, berinvestasi di perguruan tinggi, dan bersiap ketika ekonomi tumbuh kembali,” jelasnya.
dr. Kumar juga mengatakan: "Kita harus proaktif dan tidak reaktif".
Sebagai individu, katanya, kita harus mengambil pendekatan proaktif daripada reaktif untuk mengelola kesehatan mental.
“Hal ini dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat, fokus pada kekuatan kita, mengelola kelemahan dan mengembangkan strategi sehat .
“Ini adalah perang bukan untuk menyerah, tetapi untuk mendapatkan sumber daya yang baik untuk pertempuran hidup selanjutnya,” katanya.
Seperti dilansir dari Khaleej Times, hal ini dikarenakan banyak yang harus 'terjebak' di rumah akibat pembatasan perjalanan dan pergerakan yang berlaku, beberapa pekerja menghadapi pengurangan gaji serta ketidakpastian nasib pekerjaan. BACA JUGA - Ilmuwan Seksi Ini Akan Jadi Bagian dari Proyek SpaceX
Bahkan, mereka menjelaskan, masalah yang sama juga 'menjangkit' anak-anak yang harus belajar online dan 'menjauh' dari teman sekelas.
Semua ini menurut mereka mengarah pada peningkatan masalah kesehatan mental.
“Jumlah masalah kesehatan mental meningkat dan seperti ‘kebakaran hutan’ (menyebar cepat). Faktor ketidakpastian dari keseluruhan yang diakibatkan oleh pandemi menjadi faktor pendorongnya,” kata dr. Arun Kumar K, psikiater, Klinik Aster, Rumah Sakit Bur Dubai & Aster, Qusais.
Namun, dr. Reena Thomas, psikolog klinis di Rumah Sakit Medeor dekat sini, mengatakan sejumlah besar penduduk dunia menghadapi kebiasaan baru di hampir semua aspek kehidupan.
Dia menyarankan langkah-langkah perbaikan untuk mengatasi dampak pada kesehatan mental.
Alih-alih 'berkabung' atas waktu yang hilang, terimalah pernyataan dan kebiasaan baru.
“Pandemi ini membuka mata untuk mengembangkan berbagai keterampilan dan mencari peluang untuk bekerja sendiri dengan investasi terbatas.
“Saat ini, kita bisa memilih untuk bekerja sementara, berinvestasi di perguruan tinggi, dan bersiap ketika ekonomi tumbuh kembali,” jelasnya.
dr. Kumar juga mengatakan: "Kita harus proaktif dan tidak reaktif".
Sebagai individu, katanya, kita harus mengambil pendekatan proaktif daripada reaktif untuk mengelola kesehatan mental.
“Hal ini dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat, fokus pada kekuatan kita, mengelola kelemahan dan mengembangkan strategi sehat .
“Ini adalah perang bukan untuk menyerah, tetapi untuk mendapatkan sumber daya yang baik untuk pertempuran hidup selanjutnya,” katanya.
(wbs)
Lihat Juga :
