Viral Pizza Pacaya yang Dimasak dengan Lava Panas dari Gunung Berapi
loading...
A
A
A
GUATEMALA - Seorang juru masak amatir di Guatemala, Mario David Garcia Mansilla telah menjadi terkenal setelah mengubah Gunung Berapi Pacaya, Guatemala menjadi restoran pizza pop-uo yang menyajikan pizza panggang vulkanik bagi para turis yang datang.
Sebagaimana diketahui, David tumbuh dalam bayang-bayang Gunung Pacaya, yang merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Guatemala. Meskipun dia cukup mencintai rumahnya dan tidak pernah ingin pergi, namun David tidak pernah membayangkan suatu hari akan menggunakan gunung berapi itu sebagai oven pizza.
Saat ini, Pizza Pacaya miliknya menjadi populer dan telah menjadi salah satu daya tarik saat mengunjungi gunung berapi aktif. Banyak turis yang rela membayar mahal agar David memasak pizza lezatnya tepat di atas batu vulkanik yang membara dan tepat di sebelah sungai lava yang mengalir.
Sebagaimana dilansir Oddity Central, Kamis (22/7/2021), David, berasal dari San Vicente Pacaya, salah satu dari 21 pemukiman manusia kecil di sekitar gunung berapi Pacaya. David selalu terpesona oleh gunung berapi, tetapi baru pada 2014 muncul ide untuk menggunakan panas yang hebat. Ia berpikir untuk memanggang pizza.
Ia pun akhirnya memutuskan untuk naik gunung untuk melihat apa yang terjadi. Kebetulan ia melihat sekelompok turis memanggang marshmallow di atas lava. Saat itulah ia semakin yakin dengan ide gilanya. David yang bekerja sebagai seorang akuntan, menyadari bahwa ia bisa memasak di gunung berapi, yang tidak hanya memungkinkan untuk mengikuti hasrat kulinernya, tetapi juga mungkin menghasilkan uang dengan melakukannya.
Pada awalnya, David pertama kali mencoba memanggang steak atau merebus ayam, tetapi segera menyadari bahwa ia perlu membawa banyak peralatan untuk menyiapkan dan menyajikan makanan. Kemudian ia melihat gua yang terbentuk dari lava kering dan segera memikirkan ide untuk membuat pizza.
Pertama kali dia mencoba menggunakan panas yang terpancar dari gunung berapi untuk memasak pizza, David membakarnya sampai kering. Percobaan kedua keluar sama buruknya, tetapi yang ketiga adalah hasil yang dimasak dengan sempurna. Pizza tersebut memiliki lapisan emas dan berbalut keju leleh. Sejak saat itu David telah menemukan hidangan yang sempurna untuk dimasak di Pacaya.
David membutuhkan waktu tidak kurang dari 5 tahun untuk mengubah kecintaannya pada pizza menjadi sebuah bisnis. Pizza Pacaya akhirnya dibuka pada 2019, dan tidak butuh waktu lama untuk membuat pizzanya terkenal. Sekarang David hampir mendaki gunung berapi setiap hari sambil membawa ransel berisi sekitar 60 pon peralatan dan bahan-bahan, untuk memasak pizza bagi para turis.
David memiliki dua cara memasak pizza vulkaniknya yang terkenal. Dia menempatkan nampan di salah satu dari banyak gua seperti oven di Pacaya, atau meletakkannya di atas lava yang mengeras di sebelah sungai batu yang meleleh dengan aliran lambat.
Dengan ratusan orang mengunjungi gunung berapi Pacaya setiap hari, Pizza Pacaya hampir tidak pernah tanpa pelanggan. David pun merasa puas dapat menambah penghasilannya dan memuaskan hasratnya akan seni kuliner. Menurut David, panas yang begitu hebat membuat setiap loyang pizza membutuhkan waktu tidak lebih dari 10 menit untuk memasak.
Sebagaimana diketahui, David tumbuh dalam bayang-bayang Gunung Pacaya, yang merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Guatemala. Meskipun dia cukup mencintai rumahnya dan tidak pernah ingin pergi, namun David tidak pernah membayangkan suatu hari akan menggunakan gunung berapi itu sebagai oven pizza.
Saat ini, Pizza Pacaya miliknya menjadi populer dan telah menjadi salah satu daya tarik saat mengunjungi gunung berapi aktif. Banyak turis yang rela membayar mahal agar David memasak pizza lezatnya tepat di atas batu vulkanik yang membara dan tepat di sebelah sungai lava yang mengalir.
Sebagaimana dilansir Oddity Central, Kamis (22/7/2021), David, berasal dari San Vicente Pacaya, salah satu dari 21 pemukiman manusia kecil di sekitar gunung berapi Pacaya. David selalu terpesona oleh gunung berapi, tetapi baru pada 2014 muncul ide untuk menggunakan panas yang hebat. Ia berpikir untuk memanggang pizza.
Ia pun akhirnya memutuskan untuk naik gunung untuk melihat apa yang terjadi. Kebetulan ia melihat sekelompok turis memanggang marshmallow di atas lava. Saat itulah ia semakin yakin dengan ide gilanya. David yang bekerja sebagai seorang akuntan, menyadari bahwa ia bisa memasak di gunung berapi, yang tidak hanya memungkinkan untuk mengikuti hasrat kulinernya, tetapi juga mungkin menghasilkan uang dengan melakukannya.
Pada awalnya, David pertama kali mencoba memanggang steak atau merebus ayam, tetapi segera menyadari bahwa ia perlu membawa banyak peralatan untuk menyiapkan dan menyajikan makanan. Kemudian ia melihat gua yang terbentuk dari lava kering dan segera memikirkan ide untuk membuat pizza.
Pertama kali dia mencoba menggunakan panas yang terpancar dari gunung berapi untuk memasak pizza, David membakarnya sampai kering. Percobaan kedua keluar sama buruknya, tetapi yang ketiga adalah hasil yang dimasak dengan sempurna. Pizza tersebut memiliki lapisan emas dan berbalut keju leleh. Sejak saat itu David telah menemukan hidangan yang sempurna untuk dimasak di Pacaya.
David membutuhkan waktu tidak kurang dari 5 tahun untuk mengubah kecintaannya pada pizza menjadi sebuah bisnis. Pizza Pacaya akhirnya dibuka pada 2019, dan tidak butuh waktu lama untuk membuat pizzanya terkenal. Sekarang David hampir mendaki gunung berapi setiap hari sambil membawa ransel berisi sekitar 60 pon peralatan dan bahan-bahan, untuk memasak pizza bagi para turis.
David memiliki dua cara memasak pizza vulkaniknya yang terkenal. Dia menempatkan nampan di salah satu dari banyak gua seperti oven di Pacaya, atau meletakkannya di atas lava yang mengeras di sebelah sungai batu yang meleleh dengan aliran lambat.
Dengan ratusan orang mengunjungi gunung berapi Pacaya setiap hari, Pizza Pacaya hampir tidak pernah tanpa pelanggan. David pun merasa puas dapat menambah penghasilannya dan memuaskan hasratnya akan seni kuliner. Menurut David, panas yang begitu hebat membuat setiap loyang pizza membutuhkan waktu tidak lebih dari 10 menit untuk memasak.
(dan)