Smart Hospital Perlu untuk Hadirkan Keamanan, Keselamatan, dan Kenyamanan Pasien
loading...
A
A
A
JAKARTA - Schneider Electric menyatakan digitalisasi rumah sakit dapat menjadi solusi yang efektif dalam memenuhi ekspektasi masyarakat di era normal baru yang menuntut rasa aman dan nyaman lebih dari sebelumnya.
Digitalisasi rumah sakit, dalam hal ini, harus dapat mengintegrasikan sistem manajemen bangunan, tata udara, listrik dan aset (peralatan medis dan layanan konsumen) untuk dapat menghasilkan wawasan real-time berbasis data yang dapat membantu manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif dan tepat sasaran. Tujuannya untuk memberikan pengalaman terbaik dalam hal keamanan, keselamatan, dan kenyamanan bagi pasien dan keluarganya.
Dalam diskusi media virtual bertajuk “Hadapi Era Normal Baru Melalui Penerapan Teknologi Smart Hospital” yang diselenggarakan oleh Schneider Electric, dr Kuntjoro Adi Purjanto, Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, mengatakan, pandemi COVID-19 menjadi sebuah titik balik bagi sektor kesehatan di seluruh dunia.
"Tidak hanya dituntut untuk dapat menjadi garda terdepan dalam penanganan virus baru di mana dibutuhkan banyak observasi medis untuk penanganan yang tepat, namun di sisi lain juga harus memastikan kesiapan inftrastruktur, sarana dan prasarana rumah sakit untuk menghadapi lonjakan pasien," kata Kuntjoro Adi Purjanto.
Lebih lanjut dikatakan, belum lagi harus menghadapi ketakutan masyarakat umum akan potensi penyebaran virus COVID-19 melalui udara di lingkungan rumah sakit. Sebenarnya di dalam infrastruktur rumah sakit telah dipersiapkan untuk mengantisipasi hal tersebut.
“Untuk memperkuat infrastruktur operasional, sejak beberapa tahun terakhir sektor rumah sakit juga sudah mulai mengarah pada penerapan teknologi smart hospital. Ke depannya, digitalisasi ini akan semakin dibutuhkan di era normal baru," ujarnya.
Ditambahkannya, manajemen rumah sakit perlu memetakan strategi digitalnya dengan lebih komprehensif untuk dapat memaksimalkan keamanan, efisiensi operasional dan menciptakan pengalaman terbaik bagi pasien dan keluarganya.
Dalam perencanaan digitalisasi infrastruktur, manajemen rumah sakit harus memiliki perencanaan mekanikal dan elektrikal yang terintegrasi. “Memastikan suplai listrik yang memadai 24/7 tanpa adanya gangguan, pengaturan sistem tata udara yang baik, perencanaan pemeliharaan berkala terhadap sarana dan prasarana rumah sakit, serta jaminan keselamatan pasien dari bahaya listrik dan kebakaran merupakan tujuan utama dalam digitalisasi infrastruktur rumah sakit," ungkap Achmad Sutowo Sutopo, Ketua Umum Himpunan Ahli Elektro Indonesia.
Hal ini hanya dapat dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh sistem tersebut. Dengan demikian, dapat menciptakan satu data lake yang dapat dianalisa secara menyeluruh dan melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya kegagalan yang berdampak terhadap keamanan dan keselamatan pasien dan tenaga medis.
Achmad Sutowo juga menegaskan pentingnya membuat desain infrastruktur digital yang dapat mendukung ekspansi di masa depan. Plus memilih penyedia teknologi yang memungkinkan sistem platform terbuka untuk dapat mengakomodasi integrasi yang komprehensif antarsistem dan memberikan kemudahan bagi rumah sakit untuk melakukan pengawasan sekaligus pengendalian.
Mengakomodasi kebutuhan rumah sakit ini, Schneider Electric melalui arsitektur EcoStruxure for Healthcare
yang terdiri dari produk terhubung, edge control, dan apps, analytics & services memungkinkan manajemen rumah sakit mengintegrasikan sistem manajemen bangunan, tata udara, listrik dan asset dalam satu platform. Tidak hanya itu, prefabricated modular intensive care unit dari Schneider Electric juga dapat menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam menyediakan ruangan ICU temporer yang sesuai dengan standar pedoman teknis prasarana rumah sakit yang berlaku.
Ferry Kurniawan, Country Segment Business Leader, Healthcare & Real Estate Schneider Electric Indonesia, menjelaskan, EcoStruxure for Healthcare didesain dengan sistem platform terbuka berbasis Internet of Things untuk mendorong transformasi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi. Platform ini memberikan visibilitas dan kontrol terhadap seluruh infrastruktur rumah sakit melalui real-time monitoring, mobile insight, kemampuan digital twin, dan manajemen risiko yang proaktif.
"Arsitektur EcoStruxure for Healthcare telah terbukti dapat meningkatkan uptime hingga 15%, meningkatkan keandalan dan keamanan aset hingga 20%, mengoptimalkan kinerja jaringan listrik, dan mengurangi troubleshooting hingga 20% sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan medis dan bahaya sengatan listrik & putusnya ketersediaan listrik yang dapat mengancam keselamatan pasien,” paparnya.
Dalam hal manajemen gedung, EcoStruxure for Healthcare memungkinkan manajemen rumah sakit melakukan efisiensi operasional dengan melakukan pemeliharaan prediktif dan preventif atas kinerja gedung. Juga memberikan kenyamanan lebih kepada pasien dengan memberikan keleluasaan dalam mengatur temperatur AC, pencahayaan dan fasilitas hiburan di ruang perawatan secara mandiri melalui perangkat mobile.
Manajemen rumah sakit juga dapat mengontrol sistem tata udara secara otomatis dan berkala di seluruh ruangan untuk
memastikan temperatur, sirkulasi, tekanan ruangan, dan kelembaban udara terjaga. Ini untuk mencegah terjadinya penyebaran dan perkembangbiakan virus di lingkungan rumah sakit, sesuai regulasi serta pedoman teknis yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
Sementara itu, solusi Pre-fabricated modular ICU menawarkan solusi dalam penyediaan kapasitas ruang medis darurat dengan memanfaatkan peralatan pra-fabrikasi dan plug-and-play. Schneider Electric bersama mitranya membangun ruang medis darurat all-in-one dan mengkonfigurasi ulang ruang yang ada menjadi ruang ICU dan ruang klinik.
Melengkapi ruang medis darurat tersebut dengan kontrol HVAC mandiri, sistem TI dan solusi distribusi listrik yang andal. Solusi Pre-fabricated modular ICU ini telah digunakan oleh banyak rumah sakit di Mexico, Italia, Paraguay dan termasuk beberapa rumah sakit di Indonesia.
Digitalisasi rumah sakit, dalam hal ini, harus dapat mengintegrasikan sistem manajemen bangunan, tata udara, listrik dan aset (peralatan medis dan layanan konsumen) untuk dapat menghasilkan wawasan real-time berbasis data yang dapat membantu manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif dan tepat sasaran. Tujuannya untuk memberikan pengalaman terbaik dalam hal keamanan, keselamatan, dan kenyamanan bagi pasien dan keluarganya.
Dalam diskusi media virtual bertajuk “Hadapi Era Normal Baru Melalui Penerapan Teknologi Smart Hospital” yang diselenggarakan oleh Schneider Electric, dr Kuntjoro Adi Purjanto, Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, mengatakan, pandemi COVID-19 menjadi sebuah titik balik bagi sektor kesehatan di seluruh dunia.
"Tidak hanya dituntut untuk dapat menjadi garda terdepan dalam penanganan virus baru di mana dibutuhkan banyak observasi medis untuk penanganan yang tepat, namun di sisi lain juga harus memastikan kesiapan inftrastruktur, sarana dan prasarana rumah sakit untuk menghadapi lonjakan pasien," kata Kuntjoro Adi Purjanto.
Lebih lanjut dikatakan, belum lagi harus menghadapi ketakutan masyarakat umum akan potensi penyebaran virus COVID-19 melalui udara di lingkungan rumah sakit. Sebenarnya di dalam infrastruktur rumah sakit telah dipersiapkan untuk mengantisipasi hal tersebut.
“Untuk memperkuat infrastruktur operasional, sejak beberapa tahun terakhir sektor rumah sakit juga sudah mulai mengarah pada penerapan teknologi smart hospital. Ke depannya, digitalisasi ini akan semakin dibutuhkan di era normal baru," ujarnya.
Ditambahkannya, manajemen rumah sakit perlu memetakan strategi digitalnya dengan lebih komprehensif untuk dapat memaksimalkan keamanan, efisiensi operasional dan menciptakan pengalaman terbaik bagi pasien dan keluarganya.
Dalam perencanaan digitalisasi infrastruktur, manajemen rumah sakit harus memiliki perencanaan mekanikal dan elektrikal yang terintegrasi. “Memastikan suplai listrik yang memadai 24/7 tanpa adanya gangguan, pengaturan sistem tata udara yang baik, perencanaan pemeliharaan berkala terhadap sarana dan prasarana rumah sakit, serta jaminan keselamatan pasien dari bahaya listrik dan kebakaran merupakan tujuan utama dalam digitalisasi infrastruktur rumah sakit," ungkap Achmad Sutowo Sutopo, Ketua Umum Himpunan Ahli Elektro Indonesia.
Hal ini hanya dapat dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh sistem tersebut. Dengan demikian, dapat menciptakan satu data lake yang dapat dianalisa secara menyeluruh dan melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya kegagalan yang berdampak terhadap keamanan dan keselamatan pasien dan tenaga medis.
Achmad Sutowo juga menegaskan pentingnya membuat desain infrastruktur digital yang dapat mendukung ekspansi di masa depan. Plus memilih penyedia teknologi yang memungkinkan sistem platform terbuka untuk dapat mengakomodasi integrasi yang komprehensif antarsistem dan memberikan kemudahan bagi rumah sakit untuk melakukan pengawasan sekaligus pengendalian.
Mengakomodasi kebutuhan rumah sakit ini, Schneider Electric melalui arsitektur EcoStruxure for Healthcare
yang terdiri dari produk terhubung, edge control, dan apps, analytics & services memungkinkan manajemen rumah sakit mengintegrasikan sistem manajemen bangunan, tata udara, listrik dan asset dalam satu platform. Tidak hanya itu, prefabricated modular intensive care unit dari Schneider Electric juga dapat menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam menyediakan ruangan ICU temporer yang sesuai dengan standar pedoman teknis prasarana rumah sakit yang berlaku.
Ferry Kurniawan, Country Segment Business Leader, Healthcare & Real Estate Schneider Electric Indonesia, menjelaskan, EcoStruxure for Healthcare didesain dengan sistem platform terbuka berbasis Internet of Things untuk mendorong transformasi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi. Platform ini memberikan visibilitas dan kontrol terhadap seluruh infrastruktur rumah sakit melalui real-time monitoring, mobile insight, kemampuan digital twin, dan manajemen risiko yang proaktif.
"Arsitektur EcoStruxure for Healthcare telah terbukti dapat meningkatkan uptime hingga 15%, meningkatkan keandalan dan keamanan aset hingga 20%, mengoptimalkan kinerja jaringan listrik, dan mengurangi troubleshooting hingga 20% sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan medis dan bahaya sengatan listrik & putusnya ketersediaan listrik yang dapat mengancam keselamatan pasien,” paparnya.
Dalam hal manajemen gedung, EcoStruxure for Healthcare memungkinkan manajemen rumah sakit melakukan efisiensi operasional dengan melakukan pemeliharaan prediktif dan preventif atas kinerja gedung. Juga memberikan kenyamanan lebih kepada pasien dengan memberikan keleluasaan dalam mengatur temperatur AC, pencahayaan dan fasilitas hiburan di ruang perawatan secara mandiri melalui perangkat mobile.
Manajemen rumah sakit juga dapat mengontrol sistem tata udara secara otomatis dan berkala di seluruh ruangan untuk
memastikan temperatur, sirkulasi, tekanan ruangan, dan kelembaban udara terjaga. Ini untuk mencegah terjadinya penyebaran dan perkembangbiakan virus di lingkungan rumah sakit, sesuai regulasi serta pedoman teknis yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
Sementara itu, solusi Pre-fabricated modular ICU menawarkan solusi dalam penyediaan kapasitas ruang medis darurat dengan memanfaatkan peralatan pra-fabrikasi dan plug-and-play. Schneider Electric bersama mitranya membangun ruang medis darurat all-in-one dan mengkonfigurasi ulang ruang yang ada menjadi ruang ICU dan ruang klinik.
Melengkapi ruang medis darurat tersebut dengan kontrol HVAC mandiri, sistem TI dan solusi distribusi listrik yang andal. Solusi Pre-fabricated modular ICU ini telah digunakan oleh banyak rumah sakit di Mexico, Italia, Paraguay dan termasuk beberapa rumah sakit di Indonesia.
(wsb)