Bangkrut, LG Electronics Tutup 3 Pabrik Smartphone di Luar Negeri

Sabtu, 10 April 2021 - 12:01 WIB
loading...
Bangkrut, LG Electronics...
Setelah menarik diri dari bisnis smartphone, LG Electronics menutup tiga pabrik ponselnya di luar negeri. Foto/dok
A A A
SEOUL - Setelah menarik diri dari bisnis smartphone, LG Electronics menutup tiga pabrik ponselnya di tiga negara, yakni di Haipong Vietnam, Taubate Brazil, dan di Qingdao China.

Dilansir BusinessKorea, diantara ketiga pabriknya yang ditutup, pabrik Haiphong merupakan yang terbesar di antara pabrik ponsel pintar LG Electronics lainnya. Haiphong telah memproduksi sekitar 10 juta ponsel cerdas setiap tahun atau sekitar setengah dari keluaran ponsel cerdas LG.



Namun, sulit bagi LG Electronics untuk menjual pabrik tersebut karena produsen smartphone Vietnam juga memiliki jalur produksi dan perusahaan lokal tidak mampu membayar lebih dari 100 miliar won untuk memperolehnya. Akibatnya, perusahaan hanya mempertimbangkan untuk menjual lokasi pabrik.

LG nampaknya harus bekerja keras untuk menjual pabriknya di Vietnam karena produsen Smartphone Vietnam punya jalur distribusi ponsel mereka sendiri.

Selain itu, perusahaan lokal juga tak sanggup memenuhi harga yang ditawarkan sebesar 100 miliar won untuk pabrik tersebut.

Hal yang sama juga berlaku untuk pabrik Taubate dan Qingdao. Karena kedua pabrik memproduksi sekitar delapan juta hingga sembilan juta smartphone secara keseluruhan.

LG Electronics diperkirakan akan kesulitan menjual lini produksinya sejak awal. Karena setelah rumor tentang penjualan pabrik Taubate beredar pada akhir Februari, para eksekutif dan karyawan di pabrik tersebut melakukan pemogokan sejak 26 Maret karena kekhawatiran atas nasib mereka.



Sebelumnya diberitakan, perusahaan elektronik asal Korea Selatan, LG mengumumkan akan menutup usaha Smartphone mereka mulai Juli 2021. Untuk Smartphone yang sudah beredar, LG tidak akan menariknya dari pasaran.

Dalam keterangan tertulis yang disampaikan LG , penutupan bisnis di bidang Smartphone karena mereka mengalami kerugian dalam lima tahun terakhir.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1738 seconds (0.1#10.140)