Kominfo: Jaringan 5G Kemungkinan Hanya Ada di Tempat Wisata, Industri, dan Kota-Kota Besar Saja
loading...
Pembangunan 5G tidak akan sama dengan 4G LTE yang dilakukan secara secara merata di Indonesia. Foto: ist
A
A
A
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyebut masih banyak kendala yang harus diselesaikan dalam pembangunan infrastruktur 5G.
Menurutnya pembangunan jaringan 5G akan sangat berbeda dengan jaringan terdahulu yakni 2G, 3G, dan 4G. Jaringan generasi kelima ini sangat bergantung pada ekosistem masing-masing.
BACA JUGA: Unboxing Realme 8 Pro, Rp4,5 Juta, Kamera 108 MP dan Layar Super AMOLED
"Saya tidak meyakini pembangunan 5G sama dengan model 4G, di mana pembangunannya dilakukan secara secara merata di Indonesia," kata Johnny saat rapat bersama Komisi I DPR RI, Rabu (7/4).
Selain itu, 5G juga memiliki level frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan pengaplikasiannya.
Misalnya, untuk fungsi robotik akan mennggunakan jaringan mmWave yang tinggi, sedangkan untuk kebutuhan komunikasi berada di posisi paling bawah 700 MHz.
Indonesia sendiri sudah dilakukan initial showcase agar tidak tertinggal jauh dari negara lain. Showcase trsebut dilakukan dalam rangka trial dan uji coba dilakukan di area terpilih.
Jika bicara soal wilayah mana showcase dilakukan, itu semua tergantung Feasibility Study yang dilakukan oleh operator seluler.
"Jaringan 5G akan efektif untuk wilayah-wilayah perkotaan tertentu dan destinasi wisata tertentu, industrial coverage, secara keekonomian bisnis oleh operator seluler atau institusi unit usaha," tuturnya.
BACA JUGA: 5 Tips untuk Memilih Ponsel Gaming yang Gacor
Selain itu, dia menyebutkan sejumlah aspek penting dalam teknologi 5G, salah satunya regulasi. Hadirnya jaringan 5G memungkinkan adanya percepatan transmisi dan transfer data dan harus disiapkan payung hukum serta aturannya.
Adapula kesiapan talenta digital, yang mendorong pada aspek ekosistem dan feasibility 5G nantinya.
Menurutnya pembangunan jaringan 5G akan sangat berbeda dengan jaringan terdahulu yakni 2G, 3G, dan 4G. Jaringan generasi kelima ini sangat bergantung pada ekosistem masing-masing.
BACA JUGA: Unboxing Realme 8 Pro, Rp4,5 Juta, Kamera 108 MP dan Layar Super AMOLED
"Saya tidak meyakini pembangunan 5G sama dengan model 4G, di mana pembangunannya dilakukan secara secara merata di Indonesia," kata Johnny saat rapat bersama Komisi I DPR RI, Rabu (7/4).
Selain itu, 5G juga memiliki level frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan pengaplikasiannya.
Misalnya, untuk fungsi robotik akan mennggunakan jaringan mmWave yang tinggi, sedangkan untuk kebutuhan komunikasi berada di posisi paling bawah 700 MHz.
Indonesia sendiri sudah dilakukan initial showcase agar tidak tertinggal jauh dari negara lain. Showcase trsebut dilakukan dalam rangka trial dan uji coba dilakukan di area terpilih.
Jika bicara soal wilayah mana showcase dilakukan, itu semua tergantung Feasibility Study yang dilakukan oleh operator seluler.
"Jaringan 5G akan efektif untuk wilayah-wilayah perkotaan tertentu dan destinasi wisata tertentu, industrial coverage, secara keekonomian bisnis oleh operator seluler atau institusi unit usaha," tuturnya.
BACA JUGA: 5 Tips untuk Memilih Ponsel Gaming yang Gacor
Selain itu, dia menyebutkan sejumlah aspek penting dalam teknologi 5G, salah satunya regulasi. Hadirnya jaringan 5G memungkinkan adanya percepatan transmisi dan transfer data dan harus disiapkan payung hukum serta aturannya.
Adapula kesiapan talenta digital, yang mendorong pada aspek ekosistem dan feasibility 5G nantinya.
(dan)
Lihat Juga :
