Benarkah Fitur Factory Reset Bisa Membuat Kinerja Ponsel Lebih Ngebut?
loading...
Kominfo menjelaskan kinerja smartphone akan lebih cepat dibandingkan sebelum dilakukan factory reset. Foto/Ist
A
A
A
JAKARTA - Saat ini smartphone sudah menjadi barang yang lumrah di Indonesia. Hampir semua orang, khususnya di perkotaan, pasti memiliki smartphone. Bahkan, usia sekolah dasar pun sudah terbiasa menggunakannya.
Rasanya handphone memang sudah menjadi bagian dari kehidupan. Apalagi di masa pandemik ini, ponsel cerdas menjadi pilihan untuk beraktivitas dari rumah, seperti bekerja ketika work from home (WFH) atau untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Berbagai tipe smartphone juga bisa menjadi pilihan. Para produsen mengeluarkan produknya dengan variatif, mulai dari yang termurah hingga termahal. Tentu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pasar yang dituju.
Selain itu, saat ini juga sudah banyak aplikasi yang membantu menunjang kegiatan sehari-hari. Sayangnya, terlalu banyak aplikasi atau ketika satu smartphone sudah bertahun-tahun digunakan, membuat kinerja perangkat akan semakin lambat.
Oleh karena itu, biasanya pengguna smartphone melakukan factory reset. Mungkin fitur ini sudah tidak asing lagi. Factory reset sering digunakan saat ponsel mulai berat dan melambat.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menuturkan, factory reset merupakan sebuah cara yang disediakan oleh pabrikan ponsel untuk mengembalikan pengaturan ponsel ke versi awal saat pertama kali dipakai.
Akun Twitter resmi Kominfo, yang dikutip pada Sabtu (13/2/2021), menjelaskan, kinerja smartphone akan lebih cepat dibandingkan sebelum dilakukan factory reset. Alasannya, factory reset mampu menghapus data dan aplikasi yang memenuhi memori dan membuat ponsel melambat.
Fitur ini juga bisa menghapus malware yang menghambat kinerja ponsel. "Menghapus bug dari versi software terbaru yang memperlambat ponsel," tulis Kominfo dalam poin terakhirnya, saat memaparkan fakta factory reset melalui infografis.
Tetapi sebagai catatan, factory reset akan menghapus semua data yang tersimpan di ponsel. Artinya, foto, video, dan dokumen lain akan hilang. Usahakan melakukan backup ke perangkat lain terlebih dahulu agar data pribadi tetap dimiliki.
Rasanya handphone memang sudah menjadi bagian dari kehidupan. Apalagi di masa pandemik ini, ponsel cerdas menjadi pilihan untuk beraktivitas dari rumah, seperti bekerja ketika work from home (WFH) atau untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Berbagai tipe smartphone juga bisa menjadi pilihan. Para produsen mengeluarkan produknya dengan variatif, mulai dari yang termurah hingga termahal. Tentu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pasar yang dituju.
Selain itu, saat ini juga sudah banyak aplikasi yang membantu menunjang kegiatan sehari-hari. Sayangnya, terlalu banyak aplikasi atau ketika satu smartphone sudah bertahun-tahun digunakan, membuat kinerja perangkat akan semakin lambat.
Oleh karena itu, biasanya pengguna smartphone melakukan factory reset. Mungkin fitur ini sudah tidak asing lagi. Factory reset sering digunakan saat ponsel mulai berat dan melambat.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menuturkan, factory reset merupakan sebuah cara yang disediakan oleh pabrikan ponsel untuk mengembalikan pengaturan ponsel ke versi awal saat pertama kali dipakai.
Akun Twitter resmi Kominfo, yang dikutip pada Sabtu (13/2/2021), menjelaskan, kinerja smartphone akan lebih cepat dibandingkan sebelum dilakukan factory reset. Alasannya, factory reset mampu menghapus data dan aplikasi yang memenuhi memori dan membuat ponsel melambat.
Fitur ini juga bisa menghapus malware yang menghambat kinerja ponsel. "Menghapus bug dari versi software terbaru yang memperlambat ponsel," tulis Kominfo dalam poin terakhirnya, saat memaparkan fakta factory reset melalui infografis.
Tetapi sebagai catatan, factory reset akan menghapus semua data yang tersimpan di ponsel. Artinya, foto, video, dan dokumen lain akan hilang. Usahakan melakukan backup ke perangkat lain terlebih dahulu agar data pribadi tetap dimiliki.
(iqb)
Lihat Juga :
