Upaya Lestarikan Bahasa Daerah di Indonesia dengan Event Virtual

Senin, 25 Januari 2021 - 10:25 WIB
loading...
Upaya Lestarikan Bahasa Daerah di Indonesia dengan Event  Virtual
Ilustrasi Layanan Streaming. FOTO/ Ist
A A A
JAKARTA - Bagi pegiat sastra daerah di Indonesia, kiprah Yayasan Kebudayaan Rancagé dalam pengembangan bahasa ibu tidak diragukan lagi.

Yayasan ini didirikan oleh budayawan Indonésia, Ajip Rosidi (1938—2020) yang sejak tahun 1989 memberikan Hadiah Sastera Rancagé untuk buku-buku terbaik yang terbit dalam berbagai bahasa daerah. .

Biasanya sejak tahun 1989, Yayasan Kebudayaan Rancagé selalu mengundang semua peraih hadiah dari berbagai daérah untuk menerima penghargaan berupa piagam dan uang dengan menyelenggarakan acara secara tatap muka. Namun berbeda dengan tahun ini, Anugerah Sastera Rancagé 2021 akan dilaksanakan secara virtual melalui sambungan Zoom dan Youtube.

Titi Surti Nastiti, Ketua Dewan Pengurus Yayasan Kebudayaan Rancagé mengatakan bahwa tahun ini merupakan penganugerahan Hadiah Sastera Rancagé yang ke-33 kalinya. Artinya, hadiah ini sudah diberikan selama 33 tahun tanpa henti.

“Ada tujuh bahasa daerah yang hingga saat ini diberi Hadiah Sastera Rancagé, yaitu Batak, Lampung, Sunda, Jawa, Bali, Madura, dan Banjar. Khusus untuk buku dalam Bahasa Sunda, Jawa, dan Bali, penganugerahan Hadiah Sastra Rancage tidak pernah terputus,” ungkap Titi. Baca Juga: Menko Airlangga: Pemulihan Ekonomi Kian Cepat Jika UMKM Akses KUR

Menurut Titi, menjaga kesinambungan pemberian Hadiah Sastera Rancagé bukan perkara mudah. Buktinya, di Indonesia belum ada lembaga yang mampu menyelenggarakan pemberian hadiah sastera lebih dari seperempat abad tanpa terputus. Konsistensi Hadiah Sastera Rancagé di antaranya berkat komitmen Ajip Rosidi yang tak sungkan mengeluarkan uang pribadi demi kemajuan kebudayaan daerah.

“Sepeninggal Bapak (Ajip Rosidi) pada 29 Juli 2020, banyak yang bertanya apakah Hadiah Sastera Rancagé akan dihentikan? Kami jawab tidak, karena kegiatan ini merupakan salah satu wasiat almarhum. Hadiah Sastera Rancagé akan terus diberikan kecuali tidak ada lagi buku sastera daerah yang terbit. Karena itu, kami sangat berterima kasih kepada PANDI yang telah memfasilitasi kegiatan ini, sehingga masih bisa terselenggara secara online di tahun ini,” sambung Titi.

Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo menyatakan soal dukungan PANDI terhadap kegiatan ini. Segala bentuk kegiatan dalam rangka mendukung kebudayaan di Indonesia harus tetap dilakukan agar dapat terus berjalan ditengah situasi Pandemi saat ini.

“Bahwa demikian penting sastera dan bahasa daerah yang kita miliki. Maka PANDI berkomitmen untuk mendukung acara ini dan siap memfasilitasi dari aspek teknis. Jika melihat potensinya, maka sudah saatnya bahasa daerah dicantumkan pada ISO 3611 agar mempermudah PANDI dalam melakukan proses digitalisasi aksara nusantara yang saat ini sedang kami upayakan,” ujar Yudho.

Menurut Erry Riyana Hardjapamekas, Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage, di balik kegiatan itu, terselip harapan kiranya pemerintah, baik pusat maupun daerah, menaruh perhatian lebih besar terhadap kegiatan “Rancagé.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2256 seconds (0.1#10.140)