Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Facebook Kritik Habis Kebijakan Baru Apple yang Bela Privasi Pengguna
loading...
ilustrasi logo Facebook. FOTO/ IST
A
A
A
MENLO PARK - Facebook mengkritik dan menuding Apple melakukan praktik anti-kompetitif. Baca Juga - Fakta Rolex Green Submariner di Lingkaran Dugaan Korupsi Edhy Prabowo
Tudingan ini makin memanaskan perselisihan keduanya yang sudah terjadi selama beberapa bulan ke belakang, setelah Apple mengubah aturan privasi di iOS 14.
“Apple berperilaku antikompetitif dengan menggunakan kendali mereka atas App Store untuk mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan pembuat dan bisnis kecil. Berhenti sepenuhnya, " ujar Vice President for Ads and Business Products Facebook Dan Levy, dikutip dari Reuters, Jumat (18/12/2020). (Baca: Ini Inisial Tersangka Pemberi dan Penerima Suap yang Melibatkan Edhy Prabowo)
Sebagai bentuk protes, Facebook bahkan memasang iklan sehalaman penuh di sejumlah surat kabar untuk memajang kritikan dan tudingannya ini.
Sekedar informasi, aturan Apple yang dikritik Facebook adalah soal pembatasan kemampuan aplikasi untuk mengumpulkan data dari pengguna ponsel yang dijadikan target untuk iklan mereka.
Levy mengatakan meskipun Facebook tidak setuju dengan aturan baru Apple, pihaknya akan tetap mematuhi aturan tersebut dan menampilkan permintaan Apple.
“Kami tidak punya pilihan jika kami ingin aplikasi kami tersedia di App Store,” tuturnya.
Dia menolak menjawab pertanyaan mengenai apakah Facebook akan mengambil tindakan untuk menolak kebijakan tersebut.
Menanggapi kritikan Facebook, Apple mengatakan aturan barunya tidak akan mengharuskan Facebook mengubah "pendekatan untuk melacak pengguna dan membuat iklan bertarget", tapi mengharuskan Facebook untuk memberi pengguna di perangkat Apple pilihan kepada pengguna apakah setuju dalam praktik pengambilan data tersebut.
“Kami percaya bahwa ini adalah masalah sederhana dalam membela hakpengguna kami. Pengguna harus tahu kapan data mereka dikumpulkan dan dibagikan ke seluruh aplikasi dan situs web lain - dan mereka harus memiliki pilihan untuk mengizinkannya atau tidak, ”kata Apple dalam sebuah pernyataan.
Tudingan ini makin memanaskan perselisihan keduanya yang sudah terjadi selama beberapa bulan ke belakang, setelah Apple mengubah aturan privasi di iOS 14.
“Apple berperilaku antikompetitif dengan menggunakan kendali mereka atas App Store untuk mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan pembuat dan bisnis kecil. Berhenti sepenuhnya, " ujar Vice President for Ads and Business Products Facebook Dan Levy, dikutip dari Reuters, Jumat (18/12/2020). (Baca: Ini Inisial Tersangka Pemberi dan Penerima Suap yang Melibatkan Edhy Prabowo)
Sebagai bentuk protes, Facebook bahkan memasang iklan sehalaman penuh di sejumlah surat kabar untuk memajang kritikan dan tudingannya ini.
Sekedar informasi, aturan Apple yang dikritik Facebook adalah soal pembatasan kemampuan aplikasi untuk mengumpulkan data dari pengguna ponsel yang dijadikan target untuk iklan mereka.
Levy mengatakan meskipun Facebook tidak setuju dengan aturan baru Apple, pihaknya akan tetap mematuhi aturan tersebut dan menampilkan permintaan Apple.
“Kami tidak punya pilihan jika kami ingin aplikasi kami tersedia di App Store,” tuturnya.
Dia menolak menjawab pertanyaan mengenai apakah Facebook akan mengambil tindakan untuk menolak kebijakan tersebut.
Menanggapi kritikan Facebook, Apple mengatakan aturan barunya tidak akan mengharuskan Facebook mengubah "pendekatan untuk melacak pengguna dan membuat iklan bertarget", tapi mengharuskan Facebook untuk memberi pengguna di perangkat Apple pilihan kepada pengguna apakah setuju dalam praktik pengambilan data tersebut.
“Kami percaya bahwa ini adalah masalah sederhana dalam membela hakpengguna kami. Pengguna harus tahu kapan data mereka dikumpulkan dan dibagikan ke seluruh aplikasi dan situs web lain - dan mereka harus memiliki pilihan untuk mengizinkannya atau tidak, ”kata Apple dalam sebuah pernyataan.
(wbs)
Explore More