Akun Anonim Paling Nyaman Berada di Facebook Asia Tenggara

Rabu, 09 Desember 2020 - 14:06 WIB
loading...
Akun Anonim  Paling Nyaman Berada di Facebook Asia Tenggara
ilustrasi layanan sosial media Facebook. FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Akun anonim yang dengan sangat mudah dijumapi di media sosial Tanah Air bukanlah hal baru. Tetapi nyatanya fenomena serupa tidak hanya muncul di Indonesia, tetapi juga di Asia Pasifik, terutama di Asia Tenggara. ( Baca juga:PNS di Wilayah Ini Bakal Naik Gaji Nih, Doain Ya )

Menurut hasil penelitian yang dilakukan perusahaan keamanan siber, Kaspersky, ada 3 dari 10 pengguna internet di Asia Pasifik yang memiliki akun anonim di media. Artinya, pengguna tak memakai nama asli, foto, ataupun identitas pribadi lainnya. ( Baca juga:Ayah Bejat di Barsel Cabuli Anak Tirinya Selama 10 Tahun )

Penelitian Kaspersky ini dilakukan dengan survei kepada 1.240 responden pada November 2020 lalu. Survei bertajuk Digital Reputation ini mengungkapkan, akun anonim yang ditemukan di Asia Tenggara sebanyak 35%, disusul di Asia Selatan 28%, dan Australia 20%.

Sebanyak 70% dari akun anonim itu berada di platform Facebook, kemudian 37% di YouTube, sebanyak 33% di Instagram, dan 25% ditemukan di Twitter.

Menurut Kaspersky, munculnya akun anonim di sosial media lantaran penggunanya ingin mengejar hasrat memanfaatkan kebebasan berpendapat di media sosial. Serta dinilai juga menghindarkan pengguna internet dari aktivitas berbahaya dan merugikan.

Sebanyak 49% dari responden mengaku menggunakan akun anonim agar bisa bebas berpendapat tanpa harus takut reputasinya jatuh. Sementara 48% responden mengaku untuk mencurahkan kepentingan dan minat rahasia tanpa ketahuan lingkungan terdekatnya.

Sedangkan 34% responden menggunakan akun anonim untuk menentang pendapat orang lain. Lalu 30% responden ingin melindungi privasi mereka ketika berselancar di media sosial. Dan 22% di antaranta untuk stalking tentang sesuatu atau seseorang.

Dari total responden tersebut, hanya 3% yang memakai akun anonim untuk menghindari doxing ataupun bertujuan untuk bermain game.

"Penggunaan media sosial telah berubah tujuan, dari yang semula sebagai cara untuk terhubung dengan keluarga atau kolega, menjadi parameter untuk evaluasi atau penilaian," kata General Manager Asia Tenggara Kaspersky, Yeo Sing Tiong.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2059 seconds (0.1#10.140)