Menyimpan Konten Pribadi di Smartphone Bukanlah Hal yang Bijak

Rabu, 09 Desember 2020 - 12:00 WIB
loading...
Menyimpan Konten Pribadi di Smartphone Bukanlah Hal yang Bijak
Bila konten pribadi sudah naik ke internet, akan sulit untuk dihapus. Karena banyak orang yang sudah menyimpan dan mengunduhnya. FOTO/IST.
A A A
JAKARTA - Meski berbagai produk smartphone menawarkan keamanan pengguna yang maksimal, tetapi nyatanya kebocoran data masih terus terjadi dan tak terhindarkan. Hal ini kerap menjadi anekdot seiring dengan perkembangan teknologi dan era digital.

Pengguna smartphone juga sering kali tak menyadari bahwa perangkat miliknya rentan disusupi berbagai tindak kejahatan. Data pribadi bisa dengan mudahnya tersebar luas hanya dalam satu klik saja. (Baca juga : Daimler Jual Pabrik Smart di Prancis ke Perusahaan Inggris )
Misalnya berkaca dari kasus Jeff Bezos, CEO Amazon. Pada pada 2018 lalu, ia bercerai lantaran isi pesan WhatsApp yang intim dan foto-foto pertemuannya dengan salah satu news anchor di Amerika Serikat bocor ke publik.

"Penyebabnya kemungkinan besar adalah ponsel iPhone Jeff Bezos telah diserang malware Pegasus," kata Pakar Keamanan Siber, Pratama Persadha, kepada Sindonews.

Menyimpan konten-konten pribadi di smartphone bukanlah hal yang bijak. Sebab, meski dirasa sudah disimpan dengan aman, tetapi ada kemungkinan bocor dan tersebar di dunia maya.

Pratama menjelaskan, ketika video maupun foto intim yang disimpan di smartphone tersebar di banyak platform sosial media maupun aplikasi pesan singkat, konten tersebut akan sangat sulit untuk dihapus.

"Maka dari itu, menjaga gawai dengan bijak dan seaman mungkin sangat diperlukan," ujarnya.

Jadi, misalkan konten-konten tersebut dikirimkan melalui WhatsApp, bukan tidak mungkin konten itu dengan cepat naik ke media sosial seperti Twitter. Kemudian, oleh para pengepul video porno juga dinaikkan ke situs porno luar negeri.

Bila konten pribadi semacam itu sudah naik ke internet, akan sulit untuk dihapus. Karena banyak orang yang sudah menyimpan dan mengunduhnya. Artinya, kapanpun mereka bisa unggah ke situs tertentu. "Meskipun bila nanti ada UU Perlindungan Data Pribadi dengan hak right to be forgotten, tetap sulit untuk menghapus konten negatif dengan identitas kita," tegas Pratama. (Baca juga : Morphoz, Sang Transformers Jadi Mobil Konsep Terbaik Tahun 2020 )

Sulit hilangnya konten pribadi yang terlanjur tersebar di internet lantaran ada banyak situs index gambar yang sudah menyimpan konten tersebut. Selain itu, juga sangat mudah ditemukan, cukup melakukan Googling, konten pun bisa langsung ketemu.

Kewaspadaan pengguna smartphone diharapkan terus meningkat. Jangan mudah membuka situs melalui smartphone. Selain itu, pastikan tidak ada orang lain yang bisa membuka smartphone miliknya. Dan yang pasti, lebih bijak jika tidak menyimpan konten pribadi.

"Sehingga bisa dicegah foto maupun video pribadi kita tersebar keluar dengan cepat dan luas," tandas Pratama.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1975 seconds (0.1#10.140)