IATA Ciptakan Aplikasi Pemantau Kesehatan Pelanggan

Rabu, 25 November 2020 - 11:21 WIB
loading...
IATA Ciptakan Aplikasi Pemantau Kesehatan Pelanggan
Awak pesawat mengenakan baju hasmat menuju pesawat di terminal internasional Tom Bradley, LosAngeles, California, AS. Foto/Reuters
A A A
NEW YORK - Seiring dengan kehidupan new normal, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) telah mengembangkan aplikasi smartphone Travel Pass untuk memantau status kesehatan para penumpang, termasuk status vaksinasi. Travel Pass akan dipakai di berbagai negara.

Pengembangan Travel Pass diharapkan dapat memudahkan semua pihak di tengah upaya pemulihan operasi penerbangan. Proses penyaringan dan pemeriksaan di bandara juga dapat berlangsung lebih cepat. Saat ini sebagian vaksin virus korona Covid-19 juga sudah memasuki tahap akhir uji coba. Melalui Travel Pass, seluruh pihak terkait dapat lebih mudah dan cepat dalam menentukan status pelanggan dibandingkan dengan wawancara riwayat. (Baca: Amalan-amalan Saat Turun Hujan yang Terlupakan)

IATA menyatakan Travel Pass tidak hanya akan menampilkan hasil uji coba Covid-19 yang disertai bukti resmi laboratorium, tetapi juga aturan masuk suatu negara dan lokasi laboratorium terdekat di wilayah sekitar. Aplikasi itu juga akan membantu petugas untuk mengidentifikasi paspor elektronik pelanggan.

IATA akan memulai uji coba penerapan Travel Pass di Inggris bekerja sama dengan British Airways. Aplikasi ini rencananya akan tersedia di Apple Store pada awal 2021 dan di Play Store pada April 2021. Dengan adanya aplikasi itu, para pelanggan dapat menunjukkan status kesehatannya kepada petugas.

“Tujuan utama adalah orang bisa kembali terbang dan sangat senang bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat,” kata Kepala Produk Keamanan dan Penumpang IATA Alan Murray Hayden, dilansir Bloomberg.

Murray Hayden berharap industri penerbangan akan kembali bangkit. Travel Pass dapat diunduh secara gratis oleh calon penumpang, sedangkan maskapai penerbangan harus mengeluarkan biaya operasi dan layanan.

Nantinya, Travel Pass itu akan diberikan gratis kepada penumpang pesawat dan pemerintah. Pihak maskapai yang akan membayar Travel Pass tersebut. “Aplikasi tersebut menggunakan teknologi block-chain dan tidak menyimpan data,” papar Murray Hayden. Dia mengatakan, IATA akan berdiskusi dengan pemerintah dalam penggunaan peranti lunak tersebut. (Baca juga: Guru SD-SMP Mulai Masuk Sekolah di Surabaya, Ini Curhatan Mereka)

Selain IATA, Forum Ekonomi Dunia (WEF) bersama Commons Project Foundation juga menciptakan aplikasi serupa bernama Common Pass, sedangkan SOS menciptakan AOK Pass. Common Pass saat ini diuji coba dalam penerbangan London-New York, sedangkan AOK Pass penerbangan UEA-Pakistan.

United Airlines menyatakan akan mencoba menggunakan “paspor Covid-19” itu dalam penerbangan dari AS menuju Amerika Latin dan Karibia. Para pelanggan kini tidak perlu lagi melalui proses yang panjang dan dapat langsung menuju lokasi tujuan. United Airlines berharap bisnis penerbangan kembali merekah.

Salah satu pendiri SOS Arnaud Vaissie mengatakan saat ini para pemangku kepentingan di dalam industri penerbangan sedang berupaya menetapkan standar baru demi memastikan keselamatan penumpang. “Ketakutan masyarakat masih tinggi sehingga kami perlu memelopori teknologi baru,” kata Vaissie.

Usul yang senada pernah diungkapkan Presiden China Xi Jinping. Dia mengusulkan sistem pelacakan Covid-19 dengan menggunakan QR untuk membantu bisnis perjalanan dan penerbangan selama pandemi korona. China sendiri sudah menggunakan sertifikat berbasis QR sejak awal tahun ini. (Baca juga: Pesona Jatiluwih Tetap Bisa Dinikmati saat Pandemi)

Sistem itu menggunakan sistem elektronik untuk menyimpan sejarah kesehatan dan perjalanan seseorang. Kode itu menggunakan warna tertentu untuk menunjukkan kesehatan seseorang. Warna hijau dinyatakan aman, sedangkan merah dianggap berbahaya menularkan virus korona.

Xi Jinping menyampaikan usul tersebut pada pertemuan pemimpin negara anggota G20 pada Sabtu lalu. Itu ditujukan untuk memperlancar perekonomian dunia sehingga dunia harus berkoordinasi dan memiliki standar yang sama. “Sertifikat kesehatan itu berdasarkan uji asam nukleat yang diwujudkan dalam kode QR,” kata Xi Jinping.

Sementara itu, Qantas Airways menyatakan para pelanggannya kini wajib melalui vaksinasi Covid-19 sebelum dapat melakukan perjalanan ke luar negeri. Chief Executive Officer (CEO) Qantas Airways Alan Joyce mengatakan, dia kini mencoba mendiskusikan hal itu dengan kepala maskapai yang lain di dunia. “Saya kira vaksinasi Covid-19 akan menjadi hal umum di dunia,” ujar Joyce, dikutip Reuters. Vaksin pertama diperkirakan akan tersedia akhir tahun ini. (Lihat videonya: Gunung Slamet Dilanda Badai dan Hujan Es)

Dalam wawancara dengan Nine Network Australia, Joyce mengungkapkan Qantas melihat banyak perubahan untuk penumpang internasional. “Kita akan bertanya apakah sudah divaksin (korona) sebelum mereka naik pesawat. Bagi penumpang internasional, hal itu saya kira suatu kebutuhan,” paparnya. (Muh Shamil)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3721 seconds (0.1#10.140)