Tak Selalu Buruk, Peneliti Simpulkan Bermain Game Bagus untuk Mental
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambahkan “gaming disorder” ke dalam daftar Klasifikasi Penyakit Internasional. Selama ini, pembahasan seputar video game dinilai terlalu berfokus pada aspek kecanduannya. (Baca juga: Sebut Respon Eropa Tidak Memadai, WHO Takutkan Adanya Gelombang Ketiga Covid-19 )
Terlalu sering bermain game bahkan kerap dikatakan sama buruknya dengan kecanduan narkoba. Banyak pembuat kebijakan yang khawatir jika bermain game terlalu lama, dianggap dapat berakibat buruk bagi kesejahteraan seseorang.
Namun, ilmuwan Oxford berkata lain dan menawarkan sudut pandang berbeda. Hasil riset yang mereka lakukan telah menemukan dampak positif dari bermain game, serta berhubungan pada kesejahteraan pemainnya.
Ini merupakan penelitian pertama yang mengamati data waktu bermain game secara aktual. Penelitian dilakukan dengan menganalisis dua game populer, yakni Plants vs Zombies: Battle for Neighborville dan Animal Crossing: New Horizons.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 3.274 peserta yang terlibat dalam penelitian ini. Setelah itu, peneliti meminta para peserta untuk mengisi survei yang nantinya menjadi data dalam kesejahteraan pemain, permainan yang dilaporkan sendiri, dan pengalaman penuh motivasi selama bermain.
Hasilnya tentu saja peserta merasa lebih bahagia ketika bermain game. Perasaan yang muncul selama bermain game cenderung bersifat positif. Selain itu, para pemain merasakan koneksi sosial yang lebih dalam.
“Kami menemukan bahwa bermain video game tak selalu buruk untuk kesehatan. Ada faktor psikologis lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan seseorang," kata Andrew Przybylski, penulis utama dalam penelitian ini, dikutip dari laman resmi Oxford.
"Faktanya, bermain game bisa menjadi aktivitas yang dapat meningkatkan kesehatan mental. Membatasi bermain game hanya akan menghalangi pemain merasakan manfaatnya,” tambahnya.
Meski begitu, penelitian ini juga menekankan bahwa manfaat positif hanya dirasakan oleh orang-orang yang memang suka bermain game. Bukan untuk orang yang bermain game sebagai tempat pelarian karena tidak dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya.
Selain itu, game yang diteliti ini bisa dimainkan untuk semua umur. Jika penelitian menggunakan game lain, mungkin akan menghasilkan efek yang berbeda.
“Jika riset ini terus berkembang, saya yakin suatu saat nanti kita bisa mempelajari dan mencari bukti kenapa game sering disebut toksik,” Przybylski menyimpulkan. (Baca juga : Memori Gede, New Galaxy A21s Pas untuk Bikin Konten Bisnis Online )
Terlalu sering bermain game bahkan kerap dikatakan sama buruknya dengan kecanduan narkoba. Banyak pembuat kebijakan yang khawatir jika bermain game terlalu lama, dianggap dapat berakibat buruk bagi kesejahteraan seseorang.
Namun, ilmuwan Oxford berkata lain dan menawarkan sudut pandang berbeda. Hasil riset yang mereka lakukan telah menemukan dampak positif dari bermain game, serta berhubungan pada kesejahteraan pemainnya.
Ini merupakan penelitian pertama yang mengamati data waktu bermain game secara aktual. Penelitian dilakukan dengan menganalisis dua game populer, yakni Plants vs Zombies: Battle for Neighborville dan Animal Crossing: New Horizons.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 3.274 peserta yang terlibat dalam penelitian ini. Setelah itu, peneliti meminta para peserta untuk mengisi survei yang nantinya menjadi data dalam kesejahteraan pemain, permainan yang dilaporkan sendiri, dan pengalaman penuh motivasi selama bermain.
Hasilnya tentu saja peserta merasa lebih bahagia ketika bermain game. Perasaan yang muncul selama bermain game cenderung bersifat positif. Selain itu, para pemain merasakan koneksi sosial yang lebih dalam.
“Kami menemukan bahwa bermain video game tak selalu buruk untuk kesehatan. Ada faktor psikologis lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan seseorang," kata Andrew Przybylski, penulis utama dalam penelitian ini, dikutip dari laman resmi Oxford.
"Faktanya, bermain game bisa menjadi aktivitas yang dapat meningkatkan kesehatan mental. Membatasi bermain game hanya akan menghalangi pemain merasakan manfaatnya,” tambahnya.
Meski begitu, penelitian ini juga menekankan bahwa manfaat positif hanya dirasakan oleh orang-orang yang memang suka bermain game. Bukan untuk orang yang bermain game sebagai tempat pelarian karena tidak dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya.
Selain itu, game yang diteliti ini bisa dimainkan untuk semua umur. Jika penelitian menggunakan game lain, mungkin akan menghasilkan efek yang berbeda.
“Jika riset ini terus berkembang, saya yakin suatu saat nanti kita bisa mempelajari dan mencari bukti kenapa game sering disebut toksik,” Przybylski menyimpulkan. (Baca juga : Memori Gede, New Galaxy A21s Pas untuk Bikin Konten Bisnis Online )
(iqb)