Dengan Internet of Senses, Ericsson Prediksi 2030 Kita Bisa Berkomunikasi Seperti Film Star Wars

Minggu, 22 November 2020 - 22:17 WIB
loading...
Dengan Internet of Senses, Ericsson Prediksi 2030 Kita Bisa Berkomunikasi Seperti Film Star Wars
Salah satu adegan di film Star Wars yang menggunakan komunikasi hologram tiga dimensi.
A A A
JAKARTA - Dengan teknologi yang berkembang saat ini, Ericsson Consumer & IndustryLab memprediksi bahwa di 2030 teknologi seperti augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan virtual assistants semakin matang. Sementara solusi 5G juga semakin mutakhir.

Ericsson Consumer & IndustryLab adalah salah satu departemen Ericsson yang fokus pada penelitian dan pengembangan. Mereka mencari tahu ekspektasi para pekerja kantor pada 2030.

Penelitian diadakan secara daring pada Juli 2020, melibatkan 7.842 pekerja kantor dari berbagai negara yang sedang atau berencana menggunakan teknologi seperti augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan virtual assistants dalam aktivitas harian mereka selama bekerja.

Penelitian tersebut memperkirakan pada 2030, teknologi komunikasi semakin mapan. Solusi 5G juga sangat mutakhir, sehingga orang bisa bekerj adi rumah dengan nyaman. Bahkan, jaringan internet akan lebih leluasa menjamah panca indera kita, atau disebut internet of senses.

Video Call dengan Semua Panca Indera
Dengan Internet of Senses, Ericsson Prediksi 2030 Kita Bisa Berkomunikasi Seperti Film Star Wars

Dengan teknologi semakin mapan, harapan “membangun” sebuah kantor virtual bisa saja terealisasi di 2030. Penelitian Ericsson menunjukkan lebih dari setengah responden (58 persen) tertarik dengan konsep kantor digital yang terhubung dengan semua panca indera.

Masyarakat juga menginginkan “gudang virtual” untuk transaksi jual-beli antara pemasok barang dan pembeli.



Pada 2030, perangkat bekerja seperti laptop bisa saja digantikan dengan teknologi pekerjaan lainnya yang memudahkan masyarakat untuk bekerja.
Selain itu, teknologi augmented reality maupun virtual reality yang semakin berkembang juga memungkinkan kita untuk melihat dan merasakan kehadiran rekan kerja kita dari rumah masing-masing.

Bayangkan seperti film Star Wars lawan bicara benar-benar hadir dalam bentuk “fisik” atau hologram 3 dimensi.

Adopsi Banyak Sensor
Sekitar 24 persen responden percaya bahwa implementasi pekerjaan dengan menggunakan sensor jarak jauh, dapat digunakan pada 2030. Angka ini meningkat delapan persen sejak survei 2019.

Pandemi Covid-19 dianggap sebagai faktor pendorongnya. Setelah menjalani kegiatan WFH selama hampir setahun, masyarakat sardar bahwa rapat dan pertemuan digital harus mengalami evolusi signifikan, sampai hal tersebut terasa nyata.

Internet of Senses di Kantor
Dengan Internet of Senses, Ericsson Prediksi 2030 Kita Bisa Berkomunikasi Seperti Film Star Wars

Internet of senses berguna untuk meningkatkan kinerja karyawan. Salah satu caranya adalah melalui aktivitas team building yang dapat dilakukan virtual.
Aktivitas team building merupakan hal yang penting untuk dilakukan, terutama di masa ketika rekan kerja sudah tidak bertemu satu sama lain secara langsung.

Dengan internet of senses, kita mendapat banyak opsi menarik saat melakukan kegiatan bersama rekan kantor. Salah satu contohnya mengadakan pertandingan sepakbola secara virtual.

Peserta dapat bermain sepakbola bersama dengan rekan kerja mereka dari rumah masing-masing. Dengan bermodalkan teknologi AR/VR, kita dapat merasakan sensasi bermain sepakbola sungguhan.

Internet of Senses untuk Bisnis
Ke depannya, internet of senses akan digunakan untuk membantu dunia bisnis, terkhususnya pada bidang sales dan marketing.

Hasil penelitian Ericsson Consumer & IndustryLab menunjukkan bahwa lebih dari 500 persen responden menyatakan harapan mereka terhadap perkembangan internet of senses dapat digunakan untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan pelanggan mereka.

Layaknya teknologi, kegiatan jual beli juga akan berkembang untuk sepuluh tahun ke depan. Dengan bantuan internet of senses, kegiatan jual-beli dapat dilakukan secara online.

Penjual dapat menampilkan produk yang ingin dijual dalam sebuah toko virtual. Barang tersebut juga dapat dilihat, diraba, dan dirasakan secara langsung oleh pembeli. Jika produk tersebut merupakan makanan, calon pembeli nantinya juga dapat mencicipi rasa “makanan virtual” tersebut.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2655 seconds (0.1#10.140)